SkyRadWi 'Hujan'

1K 79 12
                                    

Apaan dah nama shipper nya ini...




Darry atau lebih dikenal dengan nama Irrad itu sedang mendengus kesal karena ia sudah menunggu kekasihnya terlalu lama dan yang ditunggu belum juga menunjukkan batang hidungnya, dan taman kini mulai sepi karena tengah gerimis dan semua orang tengah berlarian mencari tempat berteduh, dan kini gerimis itu mulai menjadi titik-titik air yang lebih besar.

Hujan pikir Irrad.

Dan kini wajah Irrad tersemat senyum kecil dengan penuh antusias ia berdiri dari bangku taman, merentangkan kedua tangannya menyambut titik-titik air hujan yang jatuh menyentuh tubuhnya.

Kapan terakhir kali ia bermain hujan? Emmm mungkin saat ia masih di sekolah dasar dan sekarang tidak apakan jika ia bermain lagi. Ia lalu melepaskan sepatunya dan terkikik pelan saat kakinya menyentuh rumput basah.

Dengan semangat Irrad berlarian dan mulai menari di bawah guyuran hujan, ini sangat menyenangkan pikirnya.

Saking semangatnya ia kurang berhati-hati dan membuatnya jatuh tergelincir tapi bukannya meringis kesakitan ia malah cekikikan sendiri saat pantatnya menyentuh tanah.

"Ahh..ini sangat menyenangkan"

Irrad menutup matanya menikmati air hujan yang jatuh dari langit.

Dahinya mengernyit bingung saat air hujan tak lagi menyentuh tubuhnya, apa hujan sudah reda pikirnya dan saat ia membuka matanya yang pertama kali ia lihat adalah wajah Skylar yang sangat dekat dengannya mungkin bergerak sedikit saja kedepan maka bibir mereka mungkin akan bersentuhan.

"Time's up Babe, pegang ini"

Skylar menyerahkan payungnya ke tangan Irrad, melepaskan jaket yang ia kenakan lalu menyampirkan ke bahu Irrad dan tanpa aba-aba Skylar meraih Irrad dalam gendongannya.

"Apaan sih lerr!! turunin gue gak?! gue lagi males sama lo njing dan gue masih bisa jalan sendiri btw" Irrad memberontak membuat payung yang ia pegang sedikit tersingkap.

"Pegang yang bener payungnya"

"Yes captain!"

"Jangan banyak bergerak"

"Yes captain!"

Skylar terkekeh mendengar jawaban Irrad padahal ia tadi berteriak tidak terima saat ia menggendongnya.

. . .

Pada awalnya Yawi keluar untuk makan siang di luar tapi dalam perjalanan pulang tiba-tiba hujan turun dan ia berpikir kopi sangat cocok dengan cuaca sekarang jadi ia memutuskan untuk singgah di sebuah kafe.

Disinilah sekarang ia berada di sebuah kafe dengan secangkir kopi, suasana di kafe itu sangat biasa menurutnya tidak ada yang menarik.

Kemudian ia mulai mencari hal yang bisa ia lakukan untuk menghilangkan rasa bosan yang mulai menghampiri dirinya, matanya mengedar mencari sesuatu yang bisa ia lakukan selain menatap cairan hitam yang berada di cangkirnya dan pendanganya terhenti pada jendela kaca.

Tidak, Yawi bukan tertarik pada titik-titik air yang berada di kaca jendela tersebut tapi ia begitu terpesona oleh seseorang yang tengah bermain hujan ditaman yang berada diseberang kafe.

Bagaimana tubuh orang tersebut meliuk begitu indah, bagaimana kaki-kaki itu menapak rumput basah terlihat sungguh menakjubkan untuknya, bak slow motion saat orang tersebut berputar dengan senyum lebar yang terpatri di wajahnya yang rupawan dan saat itu Yawi berpikir bahwa ada matahari terbit ditengah hujan deras.

Yawi begitu terkejut saat sosok indah itu terjatuh perasaan khawatir tiba-tiba menyeruak dalam dirinya tapi itu hanya berlangsung sementara saat desiran hangat menjalar ke hatinya saat seseorang itu tampak terkekeh ketika bokongnya menyentuh tanah.

"Sial!" Yawi menggeram kesal saat seseorang tiba-tiba datang berteduh di depan jendela yang membuat pandangannya terhalangi.

Sebenarnya ia tak masalah jika orang tersebut ingin berteduh tapi dari sekian banyaknya tempat kenapa harus didepannya.

Ia mencoba mencari celah untuk melihat kembali, tapi ia tak dapat melihat apapun dengan jelas. la lalu mengetuk kaca jendela kafe itu membuat orang yang tengah berteduh tersebut menoleh kearahnya.

"Minggiran dikit woi" teriaknya kesal dan entah orang itu memahami apa yang Yawi katakan atau ia mengira Yawi orang yang aneh karena berteriak-teriak jadi orang tersebut menyingkir dari sana.

Dan Yawi menghela nafas panjang saat sosok indah itu sudah tidak ada lagi disana.

Dengan tergesa Yawi berdiri dari duduknya mengabaikan orang-orang yang menatapnya dengan tatapan aneh, mungkin efek karena ia berteriak tadi, dengan cepat ia berjalan keluar kafe tersebut dan menembus hujan untuk menyebrang menuju taman tersebut dengan harapan ia bisa bertemu sosok itu, tapi harapan tinggal harapan saat ia tiba di taman tersebut sosok itu sudah tak tampak lagi.

Matanya mengedar menatap setiap jengkal taman tersebut dan tatapannya terhenti pada sepatu converse berwarna putih yang tergeletak di samping bangku taman, ia lalu berjongkok di depan sepatu tersebut dengan senyum yang tersemat pada bibirnya.

"Emang udah tugasnya Pangeran untuk menemukan cinderella nya" Yawi terkekeh.





gugun sama aku aja😋

MLBB Pro PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang