WOOYOUNG POV
"Kau baik-baik saja hyung?" tanya Yunho khawatir karena melihatku yang beberapa kali meringis kesakitan.
Aku mengangguk pelan sebagai jawaban kalau aku baik-baik saja, walaupun yang kurasakan sebaliknya.
Sejak kejadian di ruang tunggu tadi, tubuh bagian belakangku terasa sangat sakit, lubangku juga sangat perih, bahkan aku masih bisa merasakan ada cairan yang keluar dari lubangku.
Sebelumnya, aku sudah membersihkan bagian lubangku sambil menahan sakit karena saat membersihkannya dengan air, itu mengenai luka di dalam lubangku
Rasa sakit di pantatku makin menjadi saat kami semua dipersilahkan untuk duduk sambil mendengar breafing dari PD-nim untuk syuting bagian kedua.
Saking sakitnya, aku sampai merasa kepalaku sangat pusing. Mataku juga berkunang-kunang.
Berapa kali aku memijat pelipisku, berharap rasa pusing ini bisa hilang.
"Hyung, kau yakin benar baik-baik saja?" Yunho kembali bertanya karena melihat tingkahku yang semakin aneh.
"Aku baik-baik saja, hanya sedikit pusing." Jawabku.
Raut khawatir tergambar di wajah Yunho. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap bahuku. Mungkin maksudnya agar aku menjadi rileks.
Dari sudut mataku, aku bisa melihat kalau San yang duduk beberapa meter dari kami, sedang menatap tajam kearah kami.
Aku benci tatapan itu.
Melihatnya, hanya membuatku teringat dengan kejadian satu jam yang lalu.
Aku bahkan sudah tidak peduli jika ia marah padaku karena aku membiarkan Yunho menyentuh badanku di depan matanya.
"Hyung, aku rasa sebaiknya kau ijin ke tim acara untuk istirahat. Wajahmu sangat pucat." Bisik Yunho memberi saran.
Ya, Yunho benar.
Sepertinya aku harus istirahat. Badanku sangat sakit dan pusing di kepalaku semakin menjadi. Aku pasti tidak akan sanggup jika harus menunggu sampai acara ini selesai.
Baru saja aku bergerak untuk berdiri, seketika pandanganku kabur dan semakin menggelap.
Aku merasa tubuhku terhuyung kesamping dan samar-samar aku mendengar suara Yunho memanggil namaku.
Selanjutnya yang terjadi adalah aku tidak sadarkan diri.
*****
SAN POVSetelah apa yang aku lakukan pada Wooyoung beberapa jam yang lalu, aku terus dihantui perasaan bersalah dan marah pada diriku sendiri.
Bahkan, sampai saat aku melihatnya duduk bersebrangan denganku, perasaanku semakin campur aduk.
Dari tempatku duduk, aku bisa melihat jelas wajahnya yang menahan rasa sakit dan itu akibat ulahku.
Saat melihat Yunho mengusap punggungnya, aku bahkan tidak marah, sebaliknya aku iri karena bukan aku yang duduk disebelah Wooyoung dan mengusap punggungnya.
Yang ada dipikiranku saat ini adalah mencari cara agar bisa bertemu dan bicara berdua dengannya, karena aku tau kalau ia pasti tidak akan mau bertemu denganku setelah kejadian tadi.
Saat aku sedang mengamati gerak-geriknya, tiba-tiba aku melihatnya memaksa untuk berdiri walaupun mimik wajahnya seperti menahan sakit.
Apa yang akan ia lakukan?
Bugh!
Tiba-tiba tubuhnya terhuyung ke belakang, untuknya cepat ditangkap oleh Yunho.
Ia pingsan.
Seluruh kru dan idol yang ada di lokasi kaget dan khawatir, begitu juga denganku. Beberapa kru terlihat berlarian kearah Wooyoung untuk membopong tubuhnya.
Rasanya aku ingin ikut berlari dan menolongnya. Biar bagaimanapun aku punya andil atas rasa sakit yang dideritanya.
"Siapa yang pingsan?" tanya Mingi pada salah satu kru yang berdiri di depan kami.
"Ahh itu member little prince..." jawab kru itu.
"Apa syuting akan ditunda?" tanya Mingi lagi.
Kru itu mengangguk pelan. "Sepertinya iya."
"Heol, kalau memang fisiknya tidak sehat kenapa memaksakan diri untuk ikut acara ini. Merepotkan saja!" gerutu Mingi.
Sontak aku melirik tajam kearahnya namun Mingi tidak menyadarinya.
Sudah 3 jam sejak syuting selesai dan aku tidak mendapatkan kabar apapun tentang kondisi Wooyoung.
Sebelumnya, saat Wooyoung pingsan, aku menugaskan Jun untuk memantau kondisi Wooyoung. Info terakhir yang aku terima dari Jun adalah Wooyoung dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Aku mondar-mandir di apartmentku sambil di kepalaku dipenuhi ribuan pertanyaan tentang kondisi Wooyoung.
Beberapa menit kemudian, pintu apartmentku terbuka, wajah Jun muncul dari balik pintu. Tanpa menunggu lama, aku langsung berlari kearahnya.
"Bagaimana keadaannya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia sudah sadarkan diri? Dimana dia dirawat?" aku langsung menyerbu Jun dengan berbagai pertanyaan yang sedari tadi berputar di kepalaku.
"Ia sudah ditangani oleh dokter di rumah sakit. Tadi ia sempat sadarkan diri di rumah sakit, tapi karena ia terus merintih kesakitan jadi dokter menyuntikkan painkiller dan efek sampingnya membuat ia tertidur. Kata perawat yang menanganinya tadi, diagnosis awal ia stres berlebihan dan kelelahan." jelas Jun.
Mendengar ucapan Jun membuatku semakin menyalahkan diriku sendiri.
Walaupun beberapa hari sebelumnya Wooyoung sering mengeluh lelah karena jadwal latihan yang padat untuk persiapan comeback grup, tapi itu tetap salahku karena aku membuatnya semakin sakit dan stres.
"Di rumah sakit mana ia dirawat?"
"Kau ingin menjenguknya hyung?" tanya Jun seperti membaca pikiranku.
Aku mengangguk mengiyakan.
"Sepertinya tidak perlu hyung, karena yang aku dengar dari perawat, setelah sadarkan diri, pihak agencynya akan membawanya pulang dan selanjutnya ia hanya akan rawat jalan. Saat ini, wooyoung juga hanya di rawat di UGD untuk sementara."
Aku mengernyitkan dahi. "Kenapa begitu? Bukankah katamu dia stress dan kelelahan sehingga membutuhkan istirahat?"
"Aku pernah bekerja di agency kecil sebelumnya, biasanya agency seperti itu tidak terlalu peduli dengan kesehatan dan mental artisnya. Bagi mereka, artis itu hanya sapi perah untuk mendapatkan uang, sama halnya dengan yang terjadi pada Wooyoung."
Seketika kepalaku memanas setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Jun.
Bajingan!
Agency itu harus kuberi pelajaran.
Mereka bisa melakukan apa saja sesuka hatinya, tapi tidak pada Wooyoung. Aku tidak akan membiarkan mereka menyiksa Wooyoung lebih buruk dari ini.
"Jun. Sekarang kau temui manager Wooyoung dan katakan bahwa Wooyoung akan di rawat di ruang VVIP rumah sakit sampai ia benar-benar pulih dan semua biaya ditanggung olehku!" perintahku.
"T-tapi hyung..."
"Oh yaa... katakan juga bahwa aku sudah lama bersahabat dengan Wooyoung."
"Kau yakin hyung? Apa tidak berbahaya jika Jinu hyung tau?" ada sedikit nada ketakutan di suara Jun.
"Lakukan saja perintahku. Masalah Jinu hyung biar aku yang mengurusinya." Ucapku tegas.
Setelah mendapat perintah dariku, Jun langsung bergegas pergi.
Dalam hatiku, aku terus merapalkan doa semoga ini belum terlambat dan Wooyoung masih di rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever: Say My Name
FanfictionSejak kecil Wooyoung bermimpi untuk menjadi Idol, Ibunya adalah fans grup legenda HOT, hal itu membuatnya sejak lahir terbiasa mendengar lagu-lagu Kpop dan belajar menari saat usianya baru menginjak 7 tahun. Konser Bigbang tahun 2016 yang didatangin...