Sunghoon terus memperhatikan Sunoo yang masih memejamkan matanya walaupun langit sudah mulai menggelap, tangannya tak akan bosan mengelus kepala Sunoo setiap kali lelaki manis itu bergumam dalam tidurnya, bulan yang membulat sempurna menerpakan cahayanya pada wajah mereka didalam remangnya kamar Sunghoon.
Di tengah keheningan tenang itu tiba-tiba ponsel Sunghoon berdering, ia bangkit perlahan dari ranjang lalu mengangkat panggilan tersebut.
"Ya?"
"Sayang, kau dan Sunoo dimana? Eomma sudah dirumah nenek, mereka bilang kalian pergi tanpa pamit"
"Maaf eomma, kami baru ingat jika ada tugas sekolah jadi aku dan Sunoo memutuskan untuk pulang"
"Ah...begitu, apa tidak apa-apa jika eomma menginap dirumah nenek?"
"Ya, eomma nikmati saja waktu bersama mereka"
"Maaf ya sayang"
"Tidak eomma, jangan meminta maaf"
"Yasudah sampai jumpa besok"
"Ya"
Umhh~
Sunghoon melirik ranjang saat mendengar lenguhan tersebut, segera ia mendekati Sunoo yang mulai duduk.
"Hey, sudah merasa lebih baik?" Dengan lembut Sunghoon mengusap pipi Sunoo yang masih terlihat sedikit memar.
Terlihat Sunoo terkejut dengan sentuhan Sunghoon nampak ia sedikit menjauhkan wajahnya, Sunghoon hanya tersenyum maklum ia beralih untuk duduk ditepi ranjang lalu menyodorkan air minum pada Sunoo.
"Kau tertidur saat diperjalanan pulang"
"Apa kau..." Sunghoon menunduk,"apa kau butuh Jay? Aku bisa menghubunginya jika kau mau"
Sunoo menatap Sunghoon, ia tak menjawab pertanyaan itu dan lebih memilih diam, ada rasa bimbang didalam hatinya ia ingin mempercayai Sunghoon namun melihat sikap pria itu yang selalu berubah setiap saat selalu membuatnya takut.
Park Sunghoon, lelaki yang Sunoo tau adalah sepupu angkatnya ini memang tak begitu dekat dengannya tapi juga mereka tak begitu jauh yang Sunoo ingat mereka selalu bersama saat kecil tapi semenjak kematian pamannya Park Chanyeol--Sunoo yang baru tahu tentang kebenaran yang menimpa Sunghoon tentu merasa iba sebuah fakta yang membuat lelaki selembut dan sedewasa Sunghoon di usianya dulu kini justru berubah menjadi pria kasar dan egois, walaupun wajah itu datar tanpa ekspresi namun mata kelam pria Park itu selalu terbaca oleh Sunoo, kesepian, amarah, sedih semua hanya bisa Sunoo lihat dari mata Sunghoon tapi ingin Sunoo tegaskan Sunoo tak bisa menatap mata itu terlalu dalam karena itu membuat hatinya sakit entah karena apa.
Sunghoon bagaikan bunga mawar yang indah namun jika disentuh akan menyakitkan, Sunoo terkadang kagum dengan sikap Sunghoon tapi saat ia ingin mengenal lebih dekat justru Sunghoon menancabkan durinya pada Sunoo membuat pria Kim itu harus melangkah lebih hati-hati pada Sunghoon.
Tak mendapat jawaban akhirnya Sunghoon memutuskan sendiri, ia mendial nomor Jay tanpa ragu.
• • •
"Shhh Jay sakit"
"Maaf" Jay terus mengopres pipi Jungwon.
"Jungwon, apa kau tak mau mendengarku? Tinggalkan dia"
Jungwon tak menjawab, bibirnya pucat, pipi kirinya memerah nyaris memar dan sudut alis kanannya berdarah, Jungwon sedang tak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini sehingga ia hanya mampu menatap Jay dengan sendu.
"Jay ponselmu- OH MY ADA APA DENGANMU?!" Jennifer berlari menghampiri dua pria tersebut dan melempar ponsel Jay kesembarang arah.
"Kenapa kau begini?" Jennifer menangkup wajah Jungwon. "Apa Jay memukulmu?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
That Feeling When || SUNSUN
RomanceKemanapun Sunoo pergi pada siapapun hatinya berlabuh tetap saja rantai yang Sunghoon jerat padanya tak akan pernah bisa lepas karena rantai itu begitu kuat dan erat membelenggunya, semakin kuat Sunoo berusaha melepaskan diri maka akan semakin sakit...