Kemanapun Sunoo pergi pada siapapun hatinya berlabuh tetap saja rantai yang Sunghoon jerat padanya tak akan pernah bisa lepas karena rantai itu begitu kuat dan erat membelenggunya, semakin kuat Sunoo berusaha melepaskan diri maka akan semakin sakit...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heeseung berdecih begitu ia melihat postingan terbaru Sunghoon, ia tau temannya itu tak terlalu suka menunjukan wajahnya pada media sosial namun sekarang?
"Dari dua orang sainganku sebenarnya Park Sunghoonlah saingan terberatku, Jay mungkin menjalin hubungan dengan Sunoo tapi Sunghoon? Dia justru bisa memiliki peluang lebih besar untuk dekat dengan Sunoo"
"Sebenarnya apa yang membuatmu begitu menyukai Sunoo?"
"Mungkin dia tak mengingatku tapi...aku sangat ingat anak sekolah menengah pertama super polos yang menolongku saat itu..."
• • •
"Aish...dimana Jake sebenarnya?" Lee Heeseung, seorang remaja dalam masa pubertas itu menendang batu kerikil di dekat kakinya satu tangannya memegang sebuah gantungan kunci kucing putih yang siap ia berikan pada sang sahabat tapi orang yang ia tunggu tak kunjung datang setelah pamit untuk pergi ke toilet beberapa menit yang lalu.
Sedang anteng melamun tiba-tiba ia melihat seekor anjing doberman hitam gagah yang menggonggong ke arahnya, awalnya Heeseung biasa saja namun alarm perlindungan dirinya berbunyi saat anjing itu bangkit dari posisi duduknya dan langsung berlari ke arah Heeseung, ia menjerit sejadi-jadinya hingga suaranya melengking lalu berlari tak peduli dengan fakta bahwa ia meninggalkan sepedanya yang ia parkirkan dibawah pohon.
Heeseung terus berlari tak tentu arah, ada beberapa orang yang melihatnya namun mereka tak berniat membantunya sama sekali hingga ia menaiki sebuah benteng dan duduk diatasnya.
"Hey apa yang kau lakukan disana?"
Heeseung yang gemetar menolehkan kepalanya pada seorang anak dengan seragam sekolah yang mengerjap bingung, pipinya bulat dan matanya memantulkan bias cahaya dengan jernih sangat menggemaskan. "A-anjing ini mengejarku"
"Jangan tatap matanya" ucapnya pada Heeseung, ia merogoh sosis ditasnya lalu memberikannya pada anjing tersebut untungnya anjing itu mulai tenang lalu anjing itu pergi dengan sosis dimulutnya.
"Lain kali jika ada anjing seperti itu kau jangan berlari, tetap tenang, berusahalah diam dan jangan tatap matanya itu bisa memancing konfrontasinya"
"A-ah...terima kasih"
"Ya, aku harus pulang, sampai jumpa" remaja mungil itu melambai dan tersenyum pada Heeseung sebelum pergi meninggalkan si Lee yang masih menatap punggungnya dengan jantung berdebar.
"Siapa dia?"
"HEESEUNG!" Jake datang dengan terengah-engah dengan mendorong sepeda milik Heeseung. "Kenapa kau ada disana?"
• • •
"Pfft HAHAHA" tawa Ni-ki menggelegar.
"Kenapa kau menertawakanku? Iya aku tau aku konyol diamlah"
"Di kejar anjing, pantas saja kau takut pada Layla HAHAHA"
Heeseung memutar bola matanya sedikit menyesal karena menceritakan hal memalukan seperti itu pada Ni-ki yang memang selalu suka mendengar penderitaan kakak kelas yang merangkap menjadi teman mainnya itu hingga ia merasa sesak napas barulah ia berhenti.