03

1.3K 169 15
                                    

"Sunoo..." Mina membuka pintu kamar keponakan yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri itu dengan pelan, mengintip apakah si pemilik ruangan sudah tidur atau belum dan nampaknya remaja berusia 17 tahun itu masih terbangun hal itu terlihat dari bagaimana selimut tebal yang menutupi tubuhnya yang bergetar.

"Sunoo kau baik-baik saja?" merasa khawatir akhirnya Mina memutuskan untuk melihat lebih dekat.

Sunoo terlihat menangis bahkan wajahnya terlihat memerah.

"Hey, ada apa sayang?" Mina menyentuh pipi Sunoo.

"Apa kau sakit?"

"Aku hanya sedang merindukan eomma"

"Sunoo..." Mina segera mengambil tempat duduk di samping kepala Sunoo kemudian membawa kepala anak itu ke atas pahanya.

"Sekarang imo juga eomma mu, kau bisa bercerita pada imo atau bahkan kau bisa memanggil imo dengan sebutan eomma, jangan terlalu banyak bersedih sayang..."

"Engkhh hiks eomma" Sunoo meremas selimut yang yang membalut tubuhnya kemudian menangis sejadinya.

'Ada apa ini sebenarnya?'

Mina hanya bisa menenangkan Sunoo yang masih saja menangis, pasti berat rasanya kehilangan seseorang yang sudah menjadi rumah ternyaman kita bahkan walaupun Irene bukan ibu kandung Sunoo akan tetapi wanita itulah yang sudah memberi begitu banyak cinta pada seorang Kim Sunoo.

• • •

Sunoo berjalan turun menemui Mina yang tengah memasak sarapan, meletakan tas sekolahnya di samping meja makan sebelum duduk di kursi.

"Eoh? Hai sayang" Mina sedikit terkejut begitu menemukan Sunoo duduk dengan terus memperhatikannya, yang di sapa membalas dengan sebuah senyuman.

"Sunoo, bisa panggil Sunghoon? Eomma rasa dia belum bangun"

Eomma? Ya karena kejadian semalam akhirnya Mina meminta anak dari kakaknya untuk memanggilnya begitu, tapi bukan itu yang menjadi protes Sunoo di dalam hatinya melainkan perintah yang Mina ajukan untuk dirinya.

Sunoo berniat untuk menolak tapi melihat Mina yang begitu sibuk membuatnya menghela dan melakukan apa yang wanita cantik itu minta. Langkahnya begitu berat hanya untuk menapaki anak tangga, bahkan ketika tubuhnya sudah berdiri tepat di hadapan pintu dengan warna putih di hadapannya entah mengapa Sunoo begitu enggan mengetuknya akan tetapi ia tetap melakukannya.

Tok tok tok~

Tak ada sahutan dari dalam.

"Sunghoon-ah" panggil Sunoo tanpa berteriak.

Ceklek~

Pintu terbuka menampilkan Sunghoon dengan sebelah mata yang tertutup, tubuhnya telanjang dada karena sudah menjadi kebiasaannya untuk tidur seperti itu, ia mengangkat alisnya seolah bertanya.

"Eo-eomma memintamu untuk bangun dan bersiap"

"Eomma?" Sunghoon tersenyum begitu tipis hingga siapapun tak dapat melihatnya termasuk Sunoo.

"Hm" Sunghoon berjalan menuju kamar mandi.

Sunoo cepat-cepat berlari untuk kembali kebawah, jantungnya terus berdegup tak nyaman ketika berada di dekat Sunghoon seperti tadi.

• • •

Di sekolah begitu ramai karena bel masuk belum berbunyi apalagi kini berkumpul murid-murid yang di cap troublemaker di parkiran.

"Beraninya kau memukul kepalaku, memangnya kau siapa eoh?!" Jungwon menjambak rambut Ni-ki tanpa ampun tak peduli yang lebih muda sudah memohon untuk di lepas dengan air mata yang sudah membendung karena kepalanya terasa perih sekali, ia sedikit menyesal karena mengusik Jungwon di saat hari baru di mulai.

That Feeling When || SUNSUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang