Sunghoon membuka matanya, perlahan senyumnya mengembang semalam itu adalah mimpi yang indah, ciuman pertamanya dan mungkin ciuman pertama juga untuk Sunoo pada saat itu dulu mereka masih terlalu polos dan lugu tak tau apa arti dari sebuah ciuman dan apakah yang mereka lakukan itu benar atau salah, dulu Sunghoon memberikan ciuman itu hanya agar sepupunya lebih tenang karena biasanya ibunya juga akan melakukan hal yang sama saat ia menangis.
Apa boleh Sunghoon meminta hal yang sama pada Sunoo? Haruskah ia meminta dengan lembut atau justru memaksanya hingga sepupunya itu menangis seperti sebelumnya? Senyum Sunghoon luntur saat itu juga, segera ia bangkit dari tidurnya meraih handuk sebelum masuk ke kamar mandi.
Sementara itu di kamar lain Sunoo nampak bercermin, membetulkan kerah kemejanya lalu meraih lipbalm dan mengoleskannya pada bibir, pelembab bibir itu berwarna tapi hanya mampu membuat bibir Sunoo seperti buah peach white Jepang.
Tok tok tok~
"Ya!" Sunoo meraih tas sekolahnya, berpikir jika yang mengetuk pintu kamarnya adalah Mina dan saat ia membukanya benar saja wanita cantik itu berdiri di hadapannya memakai apron dengan spatula di tangan kanannya.
"Kenapa lama sekali hm?"
Sunoo menggaruk tengkuk dengan cengiran khasnya,"maaf"
Mina menggeleng mengusap kepala Sunoo sayang,"turunlah, eomma sudah membuat sarapan"
Yang lebih muda mengangguk patuh berlari kecil menuruni tangga sementara wanita yang kini memiliki dua anak di rumahnya itu beralih pada satu kamar lagi. Baru saja tangannya terangkat putranya sudah keluar dari sana, memakai hoodie hitam dan matanya membulat karena melihat kepalan tangan Mina tepat dihadapan wajahnya.
"Ada apa?" Sunghoon menurunkan tangan Mina perlahan sementara Mina tersenyum pada putranya tersebut.
"Sarapan" jawab Mina singkat.
Sunghoon tersenyum tipis, merangkul bahu ibunya untuk turun bersamanya.
"Haruskah eomma mengubah marga Sunoo?"
Sunghoon menoleh mendengar pertanyaan tiba-tiba tersebut namun tak lama kepalanya kembali menatap kedepan.
"Biar aku saja yang mengubah marganya?"
"Hm?" Mina mengernyit tak paham sedangkan Sunghoon tak menjawab lagi karena mereka kini sudah berada di meja makan.
• • •
Sunghoon menghentikan mobilnya di parkiran sekolah tepat di samping teman-temannya seperti biasanya namun ia tak beranjak sama sekali sedangkan saat Sunoo hendak membuka pintu pergerakannya di tahan oleh Sunghoon.
"Ada apa?"
Sunoo tak mendapat jawaban, Sunghoon menoleh kebelakang dimana teman-temannya mengernyit heran karena pemilik mobil tak kunjung keluar.
"Boleh aku meminta sesuatu?"
"Apa itu?" jantung Sunoo berdegup kencang, perasaannya tak enak.
"Hari ini aku akan menurutimu untuk tetap berada di sekolah tapi aku ingin reward atas itu semua, apa kau setuju?"
Mata rubah itu bergerak gelisah, ini semua untuk kebaikan Sunghoon tapi mengapa seperti dirinya yang sangat membutuhkan semua hal baik itu?
"Apa itu?"
"Ciuman"
Sunoo memejam, sudah ia duga permintaan Sunghoon sangat melenceng.
"Kenapa harus ciuman? Apa tak ada hal lain?"
"Kau ingin apa? Kita bertelanjang diatas ranjang?"
Wajah Sunoo memerah, kenapa Sunghoon tak pernah bisa berpikir dengan waras?

KAMU SEDANG MEMBACA
That Feeling When || SUNSUN
RomanceKemanapun Sunoo pergi pada siapapun hatinya berlabuh tetap saja rantai yang Sunghoon jerat padanya tak akan pernah bisa lepas karena rantai itu begitu kuat dan erat membelenggunya, semakin kuat Sunoo berusaha melepaskan diri maka akan semakin sakit...