16

1K 100 15
                                        

Jake mengernyit saat melihat sebuah mobil bugatti yang sudah tak asing lagi untuknya, ia melihat dengan jelas bagaimana seorang pria tinggi memutari mobil guna membukakan pintu untuk kekasihnya(?). Terlihatlah Jungwon keluar dari dalam mobil mewah itu dengan wajah datar, pria tinggi itu mengecup kening Jungwon layaknya pacar yang sangat romantis dan menyayangi pasangannya namun mata Jake tak bisa menganggap itu semua benar, setelah perpisahan yang 'romantis' itu Jungwon berjalan menghampiri Jake yang masih duduk diatas motornya.

Mata puppy itu membelalak melihat wajah Jungwon yang semakin terluka parah. "Jungwon"

"Jangan katakan apapun" Jungwon melengos pergi melewatinya begitu saja, Jake geram jadi dia menghampiri pria yang lebih tinggi darinya dengan tangan mengepal di sisi tubuhnya. "You jerk!" Jake melayangkan tinjunya namun pria itu langsung menahan lengannya.

"Jika kau berani memukulku, aku akan membalasnya melalui Jungwon"

"Brengsek! Kau benar-benar iblis!!!" Jake berusaha menarik lengannya namun cengkraman pria itu semakin mengerat.

Perdebatan itu menjadi bahan tontonan murid, Jay, Heeseung dan Ni-ki yang baru saja tiba langsung menghampiri keduanya. Heeseung menarik Jake agar menjauh, rahangnya mengatup. "Han Taesan!" Geram Heeseung.

Jay langsung melayangkan tinju pada wajah arogan Taesan yang terus mengangkat dagunya. "Apa yang lakukan disini sialan?!"

Tawa sarkas terdengar dari mulut Taesan, ia mengusap ujung bibirnya yang berdarah. "Kenapa bertanya? Tentu saja aku kemari untuk mengantar kekasihku"

"Kau pasti sudah memaksanya lagi!" Jay kembali melayangkan tunjinya, Ni-ki segera menarik tubuh kakak kelasnya itu agar masalah tersebut tak semakin besar belum lagi kini terlihat penjaga keamanan yang mulai menghampiri mereka.

"Jungwon tak akan lepas dengan mudah dari genggamanku" Taesan memasuki mobilnya dan langsung menancap gas saat penjaga keamanan semakin mendekat.

Napas Jay memburu, matanya menyala karena amarah.

"Jay, Jungwon..." lirih Jake, Jay segera berbalik untuk memasuki gedung sekolah.

• • •

"Bagaimana dengan ini? Apakah benar?" Sunoo menunjukan bukunya lagi pada Sunghoon yang sejak tadi bermain game di ponselnya, kini keduanya duduk didalam perpustakaan sengaja datang lebih pagi karena akan ada ujian harian untuk mata pelajaran fisika.

Sunoo meminta Sunghoon untuk mengajarinya karena ia tau sepupunya itu pasti lebih tau darinya, mata Sunghoon teralih dari ponsel ke buku Sunoo ia terdiam sebentar untuk mengamati soal yang sepupunya itu kerjakan. "Hm...panjang gelombangnya...ya benar" tatapannya kembali beralih pada ponselnya.

"Yeay!" Sunoo menatap halaman penuh rumus itu dengan bangga, kini kepalanya berdenyut jadi ia memutuskan untuk menyandarkan bahunya pada kursi sesekali melirik ponsel Sunghoon yang mengeluarkan suara dengan volume kecil.

"Apa kau tak belajar?"

"Tak perlu, kau tau itu kan?"

Bibir Sunoo cemberut, ya...walaupun Sunghoon berbicara fakta tapi tetap saja itu terdengar menyebalkan.

"Oh iya, jika aku mendapat nilai yang tinggi kau akan memberiku apa?" Sunoo iseng bertanya agar mencairkan suasana.

"Memangnya kau mau apa?"

"Entahlah"

Sebelah bibir Sunghoon terangkat membentuk seringai jahil yang tak terlihat. "Begini, bagaimana jika kau saja yang memberiku hadiah? Karena...kau berhasil mendapat nilai tinggi juga karena aku kan?"

That Feeling When || SUNSUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang