Haii, balik lagii, kayanya gue bakal bikin konflik berat deh, soalnya gue gabut.
•
•
•
•
•
Selamat membaca!!!---
Oke, biarkan si kaisar dan si el dulu, kita beralih ke asya dan kawan kawan serta sbastian yang ikutan panik.
Yahh, mereka ber empat,(gibran, rion, renzo, ama sbastian.) sedang melacak keberadaan el, yang sialnya tak mereka temukan.
Sedangkan asya mondar mandir seperti setrika sembari menggigit jari telunjuknya.
"el ga ketemu, lebih baik kita berpencar." ujar renzo, mereka semua setuju dan mulai berpencar.
"aku, akan ke kiri, gibran dan asya ke kanan, rion ke taman taman yankg ada di sini, dan kak sbastian ke tempat terakhir el ucapkan." ujar renzo, lalu dia melajukan motornya dengan cepat lantaran panik.
Salah satu orang di sana membatin, 'jika bukan karna dia, aku tak sudi mencarinya, lagi pula, mana bisa targetku hilang sebelum ku habisi??' batinnya sembari tersenyum miring di balik helm fullface nya.
Mereka mulai mencari, asya selalu saja menepuk pundak gibran agar cepat melaju ketika gibran sedikit melambatkan motornya.
Sbastian tak tau tujuan, karna el hanya berbicara keluar sebentar, namun sekarang sudah pagi.
Sbastian mengingat ingat style el tadi malam, ah ya!!, serba hitam!!, artinya el akan ke markas atau arena balap.
Pertama, sbastian ke arah arena balap dengan bersiul siul santai di dalam mobilnya, lalu turun ketika sudah sampai.
Dia melihat arena yang sepi, karna memang hanya terbuka ketika malam hari saja. Sial, dia baru ingat ini, dengan cepat masuk lagi ke mobilnya dan melaju dengan kecepatan penuh di jalan raya.
bahkan sengaja membunyikan klakson ketika ada mobil atau motor menghalangi jalannya.
Tak perduli dengan pekikan atau amarah pengendara lain.
Setibanya di markas, dia hanya melihat beberapa mantan anak buahnya yang sedang bermain catur.
"apa ketua ada si sini?" tanya nya, mereka serempak menggeleng. Lalu sbastian mengacak rambutnya."memangnya ada apa, wakil?" tanya salah satu dari mereka.
"ketua tak pulang dari tadi malam, bahkan ia tak ada di kota ini." ujar sbastian membuat mereka terkejut.
"mungkin hanya keluar kota, dan lupa mengabari wakil." ujar carlos, sbastian membenarkan dalam hati. Lalu menelpon el.
'ha, apa?' ujar el dalam telepon.
"anda berada di mana?" tanya sbastian dengan nada khawatir.
'aku?, eee anu, gue lagi keluar kota beberapa waktu ini, tolong bilangin mereka ya, gue ga bisa ngabarin karna gue buru- bur- NONA ARKA!!, ANDA DI PERKENANKAN UNTUK SARAPAN!!' suara laki laki yang menjerit terdengar oleh sbastian.
Siapa dia?
Apakah dia kekasihnya?
Tapi kenapa memanggil nona??
Tapi kenapa harus suara laki laki??
Sbastiam frustasi mendengarnya, ia juga iri karna lelaki tersebut bisa meneriaki el, seperti sudah dekat, padahal ia tak berani meneriaki el, sungguh ia iri.
Ia juga iri karna mereka leluasa bermain dan dia harus mengurusi perusahaan serta beberapa restaurant milik el.
Setelah mengatakan beberapa kata el mematikan teleponnya, setelahnya sbastian memberi tahu mereka.
---
Nahh, sekarang kita ke tempat asya sebelum di telpon sbastian. Karna cuaca lumayan terik, mereka singgah di halte.
Namun mereka melihat gadis kecil yang kira kira berumur 14 tahun, gadis itu lusuh, kurus, dan juga ekhem dekil.
"hai, kamu sendirian?" sapa asya, gadis kecil itu menoleh, "iya kak, aku lagi mulung di sekitar sini, tapi ga dapet dapet." ujarnya sembari memperlihatkan karung yang kosong.
"ohh, adek mau kakak beliin minum?" tanya asya, gadis itu menolak namun asya menyuruh gibran agar membelikan air mineral di supermarket terdekat.
"kamu tinggal dimana?" tanyanya, gadis kecil itu seperti menahan tangis."aku ga ada tempat tinggal kak, aku tidur di kolong jembatan." ujarnya dengan mata berkaca kaca dan air mata yang siap tumpah.
"ehh, jangan nangiss, emm kamu kakak cariin kostan mau??" tanya asya, gadis itu menggeleng, "aku ga ada uang buat bayar sewa." cicitnya, asya memutar otak.
"kamu nanti kerja di restaurant punya adik kakak aja, kebetulan di sana ada lowongan kerja."
Gadis itu menoleh dengan semangat lalu menghapus air matanya, "iya kak!! Aku mau!!, tapi adik kakak ga keberatan kan?" tanya nya.
Asya menegang, astagaa, dia lupa jika adiknya masih menghilang. Dengan panik dia menoleh ke arah gibran yang sedari tadi diam memandangi gadis kecil itu dengan mata menyelidik.
"gibran!!, el kan belum ketemu!!" serunya panik, gibran segera berjalan ke arah motornya, namun getaran ponsel di sakunya menghentikannya.
Terlihat nama 'kak sbastian' di sana, dia mengangkatnya lalu mengangguk setelah mendengarkan apa yang sbastian sampaikan.
"el lagi di luar kota, dia lupa ngasih tau kamu." ujar gibran membuat asya bernafas lega. Asya menoleh lagi ke arah gadis yang menatapnya dengan tatapan polosnya.
"yaudah, sekarang kita cari kost an !!!" ujar asya bersemangat, lalu gibran menelpon bodyguard nya untuk mengantarkan mobil ke tempat mereka dan mereka melaju untuk mencari tempat tinggal gadis kecil.
---
Hola, gimana ges, kalian curiga ga sama bocah ini??
Wayolo tanda tanda konflik nih, hahahahahhahahaaha.
Vote!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a prontagonis't girl sister.
AcakHaii, ini hasil pemikiran gue sendirii. Gue cewek, jangan panggil bang. Panggil gue va or pa, jangan author atau kakak dll. Update ga menentu, sesuai mood dan selesai ngetik. Start: 11 april 2024 Finish:- ❌JANGAN JADI SIDER SAYANG!!❌ ❌PLAGIAT?? JAUH...