07. Lion

61 11 0
                                    

"siapa yang membuat mu berani melawan ayah Woonhak?!!".

Seharusnya, pagi ini menjadi hari paling bahagia untuk Woonhak dan keluarganya sebab tes nya untuk masuk ke Yonsei university secara online nya keluar dan ia dinyatakan lulus.

Namun, yang membuat Woonhak dibentak dan dimarahi oleh ayahnya adalah.. Woonhak tak terlihat bahagia ketika ia dinyatakan lulus. Malah, Woonhak bilang.. ia ingin kuliah di sini saja dan tak ingin keluar negeri.

"Ayah.. memang nya salah jika Woonhak lebih ingin kuliah di tanah kelahiran Woonhak?". Jawabnya saat sang ayah membentak nya.

"Sudah berani tak menurut dan menjawab ucapan ayah rupanya?!! Memang nya siapa yang membuat mu ingin disini? Karena wanita itu? Teman sejak kecil mu itu?!! Sadar Woonhak!! Kamu dan Dia itu tak pantas! Dia, wanita yang umurnya jauh lebih tua darimu!! Sudah berapa kali ayah ingatkan bahwa kalian hanya sebatas  adik Kaka dan ayah tak akan pernah merestui hubungan kalian lebih dari itu!!".

Woonhak meneteskan air mata kala mendengar ucapan sang ayah. Ya, Woonhak memang nampak menjadi laki laki lemah jika menyangkut segala hal yang berhubungan dengan kak Aruna nya.

"Woonhak mencintai kak Aruna ayah.. Woonhak gak mungkin meninggalkan kak Aruna sendirian disini, sudah lama sejak kedua orang tuanya menitipkan kak Aruna padaku dan kepada kaka-kaka sepupu nya.. kedua orang tua kak Aruna tidak pernah pulang lagi..". Woonhak masih berani menjawab ucapan ayahnya.

Sang ayah menarik kerah baju Woonhak dan amarah nya semakin membesar.

"Kamu tahu kenapa itu bisa terjadi? Kedua orang tuanya bercerai! Ibu nya selingkuh dengan atasan suaminya. Ayah hanya tak ingin kamu dekat dengan wanita yang keluarga nya berantakan! Ayah sayang sama kamu Woonhak".

Sang ibunda hanya dapat menangis melihat suaminya begitu kasar memperlakukan anaknya.

"Ayah tahu hal itu, tapi bahkan Woonhak dan kak Aruna tak tahu.. lantas bagaimana bisa Woonhak meninggalkan kak Aruna dalam keadaan seperti itu ayah?".

Sang ayah tak segan-segan menampar pipi Woonhak cukup keras hingga membuat Woonhak terjatuh.

"Cukup ayah!! Cukup!! Woonhak masih terlalu kecil untuk diperlakukan seperti ini!!". Sang ibunda membantu Woonhak bangkit dan menuntunnya berjalan menuju kamar.

Sang ayah sedikit menyesali perbuatan kasar nya pada anak nya itu. Ia mengusap kasar wajahnya yang nampak merah padam sambil berteriak dan menendang sofa ruang tamu.









•••







"Kamu belum jawab pertanyaan ku Sungho..". Aruna sejak keluar kelas hingga kini mereka sudah di dalam mobil Sungho di perjalanan menuju tempat yang ingin Aruna datangi bersama Sungho, ia masih menodong Sungho. Memaksa pria itu agar menjawab ajakan Aruna untuk menikahinya.

Sungho tertawa kecil. Matanya berfokus pada jalanan meski sambil sesekali menoleh kearah Aruna. Tangannya sungguh telaten memegang stir mobil hingga bagi Aruna, Sungho memang selalu terlihat cukup keren jika sedang mengemudikan mobil.

"Loh, aku fikir kamu bercanda dengan ucapan mu tadi?".

Aruna tergagap, namun ia berusaha mencari alibi lain.

"Kita udah lumayan lama dekat, dan kamu masih menimbang-nimbang pertanyaan ku, kamu ragu ya sama aku? Kamu juga bahkan gak tahu aku tengah bercanda atau serius". Ujarnya dengan kalimat yang semakin ngawur.

Aruna's Love Story | BOYNEXTDOOR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang