09. Tidak Sendiri

45 10 0
                                    

Aruna membuka mata perlahan. Ia masih belum ingat bagaimana kondisi nya terakhir kali. Yang pasti, yang Aruna ingat.. semalam ada keributan besar antara ia, Woonhak dan ayah Woonhak hingga berakhir wajahnya diberikan pukulan keras oleh ayah Woonhak.

"Fiuh... Bangun juga lo..". Suara seseorang terdengar. Orang itu memasuki kamar Aruna dan meletakkan baki berisi mangkuk dan gelas.

Aruna sendiri masih berusaha menetralkan penglihatan sehingga pandangan nya belum jelas melihat sekitar.

Yang Aruna tahu.. itu adalah suara Riwoo.

"Bentar woo penglihatan gue belum balik betul nih..". Jawab Aruna sambil memijit pelipisnya.

"Ya iyalah belum balik orang di tonjok sekeras itu. Btw gue liat di cctv rumah lo kalo lo penasaran kok gue bisa tau. eh tapi tenang aja soal luka lo, gue udah sewa dokter sama suster buat bolak-balik kesini rawat lo. Paling nanti agak siangan mereka datang lagi. Sekarang sarapan dulu yuk biar gue suapin". Ucap Riwoo yang lalu duduk di pinggiran kasur Aruna sambil mengaduk-aduk bubur.

Melihat itu, Aruna langsung berusaha mendudukkan dirinya perlahan.

"Makasih ya woo". Ucap Aruna.

"Iya sama-sama. Anggap aja.. ini ucapan maaf gue karena gue juga pernah hampir mau bunuh lo". Ucap nya.

Aruna mengerutkan keningnya.

"Hah? Kapan tuh?". Tanyanya bingung.

"Amnesia lagi! Yang waktu itu gue sama jae sengaja dorong lo masuk kolam. Sorry, sebagai sepupu lo.. ada banyak hal yang gue gak tau tentang lo! Payah banget emang!!". Riwoo menjelaskan.

Aruna tersenyum mendengar penjelasan Riwoo.

"Aaa". Riwoo mulai menyuapi Aruna.

Aruna pun menerima suapan tersebut.

"Enak kan?". Tanya nya.

Aruna mengangguk.
"Bikin sendiri?". Tanya Aruna.

"Iyalah". Jawab Riwoo penuh dengan percaya diri.

"Serius?! Baru tau gue kalo lo pinter masak". Sahutnya tak percaya dengan jawaban Riwoo.

"Kata siapa gue yang bikin? Abang-abang tukang bubur yang bikin sendiri. Emang gue ada ngomong ini buatan gue?".

Sial si Riwoo!.

Yaahh Aruna sudah tidak heran lagi sih dengan sepupu nya yang agak sedikit aneh bin ajaib itu.

"Hahahah btw.. semalam hidung sama pelipis lo berdarah banyak banget". Ucap nya setelah tertawa sebentar sebab bangga berhasil menjahili Aruna dan membuat Aruna menampakkan wajah menyerah pada Riwoo.

Setelah nya, Aruna menundukkan kepala. Tiba-tiba saja, ia teringat dengan kejadian semalam.

"Ada apa run?". Tanya Riwoo.

"Soal Woonhak woo, dia.. gak mau kuliah di luar negeri katanya. Tapi, orang tuanya Keukeh soal itu. Gue udah pernah bilang sama Woonhak biar dia nurut aja sama keinginan orang tuanya. Tapi, gue gak expect sih kalau dia juga gak kalah egois. Sebab itu, dia semalam datang ke gue dan minta tolong ke gue".

"Yaa gue bisa apa? Yaudah karena kita sama-sama lemah.. ayah nya malah maki-maki gue dan berakhir nonjok gue". Aruna menjelaskan.

Kejadian semalam cukup jelas terekam di kepala nya.

Mendengar penjelasan dari Aruna, hal itu tentu saja membuat Riwoo kesal. Kenapa seorang pria yang jauh lebih tua bisa bersikap seperti itu pada sahabat anaknya sendiri?!!.

"Tenang yaa run.. lo gak sendiri kok.. gue ada disini. Gue usahain, gue akan selalu ada buat lo". Ujar Riwoo dengan wajah yang cukup serius.

"Gak usah woo, urusin aja kesibukan lo. Gue gak mau jadi beban buat siapapun. Gue bisa kok urusin diri gue sendiri". Tolak Aruna.

Aruna's Love Story | BOYNEXTDOOR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang