05. Awkward

43 11 0
                                    

Taesan dan Aruna duduk di sebuah kursi di taman pinggir kota tersebut. Tadi, sebelum akhirnya memilih lokasi ini, Taesan sempat pergi sebentar untuk membelikan Aruna minuman dan juga untuk dirinya sendiri.

Kini keduanya masih merasa canggung dan belum bisa atau.. lebih tepatnya, bingung harus membahas apa untuk membuka obrolan. Namun pada akhirnya, Taesan memberanikan diri membuka obrolan sebab ia sudah menemukan topik untuk dibahas.

"Eum, kak!". Seru nya

Aruna menoleh kearah Taesan.

"Iya San?". Sahut nya.

"Boleh loh kalau Kaka mau sering-sering datang kesini buat lihat perform ku dan dua temen ku kayak tadi". Ucap Taesan.

Aruna tertawa kecil.

"Kamu gak tau aja, aku sering banget loh datang kesini, tapi.. ini pertama kali aku lihat perform kamu sama temen-temen kamu. Pake jadwal ya?".

Taesan mengangguk.

"Hehe, iya kak. Cuma.. setiap jam 3 sampai jam 5 sore aja. Soalnya kalau malam nanti kami punya kerjaan masing-masing. Tapi, hasilnya beneran lumayan banget kak makanya aku gak mau ninggalin perform ku sama temen-temen ku disini".

Ah, akhirnya... Perlahan kecanggungan mereka tertutupi oleh pembahasan yang mulai muncul.

"Ohya? Kamu ada kerja part time juga? Dimana?". Tanya Aruna.

"Jadi barista kak di cofee shop depan kampus itu loh kak..".

"Ohya? Wahh pantesan di sana rame terus, bahkan teman-teman ku yang perempuan banyak banget yang suka mampir kesana. Betah banget lagi, bisa sampe berjam-jam kan mereka nongkrong disana?! Ternyata... Barista nya seganteng Kamu! Gimana gak kepincut mereka! Hahahaha!!". Ujar Aruna heboh hingga ia dengan ringannya memukul bahu Taesan seolah mereka adalah teman akrab.

Taesan yang masih canggung hanya dapat tertawa kecil menanggapi kehebohan dari cerita Aruna.

"Ekhem, so-sorry sorry, aku emang suka refleks heboh gini. Maaf yaa kalau kamu gak nyaman". Ucap Aruna merasa tak enak.

"Eh sumpah? Gak papa kak.. santai ajaa". Respon Taesan sih bilang santai, tapi.. masih kelihatan betul kalau Taesan memang cukup canggung dengan Aruna.

Keduanya hanya bisa mengalihkan pandangan mereka. Sedangkan Aruna berusaha menghabiskan minuman pemberian Taesan.

"Anyway.. udah sore nih, kayaknya aku harus pulang deh. Makasih banyak yaa San".

"Aku antar pulang ya kak". Tawar nya

"Gak usah, aku pesen ojol aja, kamu lanjut urusan mu deh". Tolak Aruna.

"Orang masih lama kok masuk kerja nya. Aku antar aja gak papa ya kak.. aku tahu Leehan akhir-akhir ini cukup sibuk sama pacarnya. Anggap ajaa aku pengganti Leehan sore ini ajaa.. hehe". Taesan memaksa.

Taesan tahu juga soal Leehan yang udah jarang banget sama aku ternyata..

"Gitu ya, eum..

"Udah gak papa, yuk kak! Motor ku di parkir di warkop depan sana". Ajak Taesan yang berjalan mendahului Aruna.

Sejenak berfikir, namun akhirnya Aruna membuntuti Taesan.

•••



"Kak... Ayok bangun.. temani aku main basket di lapangan komplek kak.. mumpung sepi..". Rengek Woonhak sambil terus menarik-narik selimut Aruna.

Astaga, ini masih pukul setengah 7 namun Aruna sudah repot mengajak Woonhak berolahraga. Kenapa sih bocah itu senang sekali mengganggu Aruna bahkan ketika hari libur.

Aruna's Love Story | BOYNEXTDOOR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang