Kevin

581 54 13
                                    














____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








____________________________





































Dengan sebuah map putih yang ia pegang ditangan kanannya, Jaehyuk menutup pintu ruangan yang baru saja ia masuki. Setelah hampir dua minggu bergelut dengan berbagai ujian yang cukup membuat Jaehyuk sakit kepala, akhirnya hari ini ia bisa bernafas lega.

Koridor kampus seketika ramai karena memang hampir seluruh kelas di fakultas kedokteran hari ini sudah selesai dengan ujian mereka membuat sorakan lega dan helaan nafas berat para mahasiswa yang sudah jengah dengan rentetan kertas ujian mereka.

Suara ramai obrolan mahasiswa memenuhi koridor, Jaehyuk dengan tenang berjalan melewati kerumunan itu. Diantara semua orang, Jaehyuk sendirian. Saat semua orang tengah merencanakan kegiatan berlibur mereka, Jaehyuk bahkan tidak bisa sekedar memikirkan sebuah liburan. Jaehyuk sengaja mengambil kelas lebih banyak dan mengajujan koas lebih awal dari yang lainnya. Beruntung dosen wali Jaehyuk adalah salah satu orang berpengaruh yang sangat menyukai ketekunan Jaehyuk hingga Jaehyuk bisa memenuhi semua ambisinya itu walaupun ia hanyalah mahasiswa beasiswa.

Dengan kasar Jaehyuk mengusap wajahnya dengan air kran yang mengalir di wastafel kampusnya. Ia melihat wajahnya sendiri yang ada di kaca, raut lelah dan kantung mata yang begitu nampak di wajah Jaehyuk. Pak Junhoe sebenarnya menyarankan Jaehyuk untuk memulai koas 3 bulan setelah ujian, awalnya Jaehyuk setuju toh itu juga termasuk cepat. Namun, sejak Jaehyuk harus meninggalkan Asahi, Asahi tidak pernah lagi terlihat dikampus.

Satu-satunya informasi yang Jaehyuk tau dari media adalah Asahi yang memang tengah hiatus dari dunia hiburan sehingga informasi pribadinya sangat ditutupi. Jaehyuk sengaja meminta kepada dosennya untuk langsung melanjutkan tahap pendidikannya, karena ia memiliki janji yang harus ia penuhi.

Jaehyuk melangkahkan kakinya keluar dari gedung fakultasnya, hari ini Jaehyuk akan kembali bekerja part time. Namun, belum jauh melangkah dari gedung fakultasnya Jaehyuk kembali menghentikan langkahnya saat ia mendengar namanya dipanggil.

"BANG! Hah..."

Jaehyuk menatap bingung Jeongwoo yang tiba-tiba muncul berlari seperti dikejar sesuatu. Sementara Jeongwoo masih bertumpu pada kedua lututnya mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan serta keringat menenuhi wajahnya.

"Kenapa??"

"Hahhh.. hahh... bentar ... anjir gua capek banget nyariin lu!"

Tak lama sebuah mobil berhenti tak jauh dari mereka, begitu melirik ke arah mobil yang baru saja diturunkan kacanya itu, Jaehyuk melihat Haruto yang tengah menyetir disana.

"Ikut gua cepet!"

Jeongwoo menarik Jaehyuk dengan kuat untuk masuk ke dalam mobilnya. Haruto sudah pindah duduk dikursi penumpang dan Jeongwoo yang menyetir sekarang.

Jeongwoo menyetir bak orang kesetanan, Haruto dan Jaehyuk banya berdoa semoga mereka selamat sampai tujuannya.

Jaehyuk baru sadar kalau Jeongwoo mengarah ke arah rumahnya. Begitu menghentikan mobilnya, Jeongwoo langsung turun diikuti oleh Haruto dan Jaehyuk. Sebelum masuk Jaehyuk sempat melihat ada dua mobil lainnya yang terparkir didepan rumahnya. Mereka bertiga sama sama masuk ke dalam, Jeongwoo memimpin langkah mereka diikuti oleh Jaehyuk dan Haruto.

Ketiganya masuk ke dalam sebuah ruangan, Jaehyuk terkejut melihat Tante Rosè dan Pak Junhoe disana. Jeongwoo langsung berjalan ke arah mamanya yang tengah menangis dengan sebuah baju bayi yang ia peluk, sementara Jaehyuk berjalan ke arah ibu nya yang juga terlihat ikut menangis mencoba menenangkan Rosè.

"Bu, kenapa?" tanya Jaehyuk pada Ibunya.

"Duduk sini nak," ucap Ibu Jaehyuk pada Jaehyuk yang mengikuti ucapan Ibunya untuk duduk disofa disamping Ibunya. "Ini mama papanya Jaehyuk."

Jaehyuk bingung, ia menatap ibunya dan tante rosè serta pak Junhoe didepannya dengan tatapan penuh tanya.

"Bu. Tapi kayaknya Jae terlalu gede buat diadopsi. Apa bapak dan tante tidak mau dengan anak lain yan—"

"Mereka orang tua kandung Jaehyuk," lanjut Ibunya membuat ucapan Jaehyuk seketika terhenti.

Pak Junhoe memberikan sebuah kotak berukuran sedang kepada Jaehyuk. Saat Jaehyuk melihat isinya, didalam sana terlihat beberapa barang bayi dan foto foto bayi.

"Ini barang barang milik anak pertama saya sebelum dia hilang. Dua puluh tiga tahun yang lalu, saya dan istri saya kehilangan anak pertama kami yang baru berusia satu bulan saat kecelakaan. Namanya Kevin."

Jaehyuk diam memperhatikan beberapa foto bayi yang ada didalam sana.

"Beberapa hari yang lalu saya sempat minta tolong ke Jeongwoo buat ambil sample rambut kamu secara diam diam setelah istri saya cerita soal kamu dari Asahi."

Junhoe bergerak memberikan sebuah amplop kepada Jaehyuk, dengan ragu Jaehyuk menerima amplop itu.

Tangan Jaehyuk bergetar saat membaca apa yang ada disana, ia tidak pernah mengharapkan hal ini. Ia pikir hidupnya sudah cukup menderita selama ini, ia takut untuk meminta dan berharap banyak apalagi untuk bertemu orang tua kandungnya.

Jaehyuk sudah tidak bisa lagi menahan air matanya, Junhoe bergerak lebih dekat ke arah Jaehyuk dan untuk pertama kalinya setelah lebih dari dua puluh tahun ia bisa kembali merasakan mendekat tubuh anaknya yang sempat ia ikhlaskan kepergiannya.









💎💎💎





Dahh gitu aja endingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahh gitu aja endingnya ...

MY FAVORITE NERDY || JaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang