Kini Al sudah berdiri di depan gerbang mansion mewah bahkan lebih mewah dari rumahnya iyalah lagian dari ingatannya keluarga Roosevelt itu keluarga dari keturunan bangsawan yang artinya mereka adalah keluarga paling kaya se Indonesia.
Tin
Satpam yang melihat motor tuan mudanya langsung membukakan gerbang, untung saja di kehidupan dulu Al bisa memakai motor gede dan juga mobil jadi gak susah adaptasi di sini. Al menatap heran deretan motor yang begitu banyak di halaman rumahnya, oh mungkin teman Gavindra itulah yang di pikirkan oleh Al. Setelah selesai memarkirkan motor sport kesayangannya Al langsung masuk dan di suguhi orang-orang yang tertawa di ruang tamu mansion ini, Al sudah bertekad kehidupan sekarang ia akan masa bodoh toh mereka bukan keluarga aslinya jadi dia bisa bebas.
"Gue kira lo mati. " ucap seseorang yang tak lain adalah Gavindra
Al menghentikan langkahnya yang akan memasuki lift, lalu berbalik dan menatap Gavindra. Gavindra ini satu tahun lebih tua dari Al tapi siapa sangka sekarang dia bisa sekolah dan kelas yang sama yaitu kelas 12.
"Udah mati gue, ini arwahnya. " jawab Al membuat mereka yang tadinya tersenyum langsung terdiam
Al yang melihat langsung saja memencet tombol lift dan masuk, kamar Al ada di lantai paling atas lantai 4 yang memang tidak pernah di gunakan karena khusus keluarga Roosevelt semuanya ada di lantai 3 sedangkan lantai dua dan satu untuk kamar para tamu atau keluarga besarnya. Gavindra yang mendapatkan jawab seperti itu terdiam sebentar biasanya walaupun Al itu dingin dia akan marah-marah tak jelas jika di ledek tapi kenapa hari ini dia sangat tenang? Itulah yang di pikirkan Gavin saat ini.
"Si Al tumben balik? Biasanya nunggu seminggu baru balik tuh anak. " tanya salah satu dari mereka bingung
"Udahlah biarin aja bukan urusan kita juga. " jawab yang lain
.
.
.
.
.Alvano sudah membersihkan badannya dan sekarang hanya memakai kaos lengan pendek warna putih dan celana pendek selutut warna hitam rambutnya di biarkan begitu saja padahal masih cukup basah. Merebahkan diri di kasur besarnya lalu mengecek ponsel pemilik asli dan sialnya ada sandinya mana gak ada ingatan tentang ini lagi kan makin pusing.
"Vano anjng gimana gue bisa liat keseharian lo kalo ponsel lo aja di sandi. " gumam Al
"221207." ucap seseorang yang mampu membuat Al reflek duduk dan menatap sekeliling
"Efek kecelakaan otak gue konslet kayaknya." gumam Al
"Ck bodoh. "
Al langsung menatap ke samping di mana suara itu berasal dan......
"Astagfirullah! " pekik Al
Brak
Yang langsung mundur dan jatuh ke lantai membuat tubuhnya sakit.
"Lo nonis bego. "
Al mengedipkan beberapa kali matanya memastikan apakah dia salah lihat atau tidak, gimana ya dia gak pernah tuh bisa liat arwah macam ni orang. Walaupun mukanya itu ganteng tapi kak tetep aja sekarang dia lagi duduk bersila dan yang paling parah dia melayang woy, ingat ini melayang membuat Al semakin merinding.
"Biasa aja kali liatnya tahu kok gue ganteng. "
Yang tadinya merinding sekarang Al ingin sekali memukul wajah yang sayangnya tampan itu, Al berdiri dan duduk menghadap Vano asli.
"Lo beneran jadi hantu? " pertanyaan bodoh emang
"Hmmm."
"Kenapa lo bisa kayak gini dan kenapa gue bisa ada di raga lo? Seharusnya gue kan mati." jelas Al
Hantu itu gak maksudnya Vano perlahan turun dan duduk di kasur yang memang miliknya.
"Gue juga gak tahu, bangun-bangun udah gentayangan kayak gini dan soal jiwa lo mungkin gak sengaja ke tarik kali. "
"Lo bisa balik ke tubuh lo lagi? " tanya Al
Vano memilih merebahkan diri, Al hanya diam melihat aksi dari hantu gentayangan yang sialnya tampan ini.
"Gak bisa Lucifer sendiri yang bilang gitu dan hebatnya lo tahu gue magang jadi malaikat pencabut nyawa. "
Al reflek memukul perut Vano walaupun tembus.
"Mana ada magang jadi malaikat maut. " jawab Al
"Gue serius anjirr. "
"Gak ada sejarahnya malaikat bisa mengumpat kaya lo, Van dan lagi sejak kapan Lucifer jadi pencabut nyawa itu tugas malaikat Izrail. " timpakan Al
"Oh udah ganti ternyata. "
"Bukan udah ganti samsudin emang udah jadi tugas ntuh malaikat lo sekolah kagak si!? " jawab kesal Al
"Gak gue kan sering bolos. "
"dahlah ngomong sama hantu emang bisa bikin gila. " ucap Al lalu merebahkan diri di samping Vano
"Btw temen lo kalo tahu lo udah mati reaksinya gimana ya? " tanya Al random
"Gak tahu. "
"Lo tahu siapa yang udah bunuh kakek sama nenek lo? " tanya Al
"Gak."
Al diem begitu juga Vano dan memilih untuk memejamkan mata terlalu lelah memikirkan hidup yang akan ia jalani sendiri sedangkan Vano memilih untuk berkeliling mencari mangsa.
Canda
.
.
.
.
.Al membuka matanya dia tak sadar jika dirinya tertidur, menautkan kedua alisnya saat menatap ke samping dan tak ada makhluk astral itu.
"Kemana?" gumam Al yang langsung menepis pikiran liarnya
Jam sudah menunjukan pukul 07.00 malam yang artinya makan malam sebentar lagi akan siap, setelah selesai cuci muka Al langsung turun lama-lama di kamar dia jadi merinding apalagi hawa nya udah kurang enak. Saat sudah sampai di bawah bisa Al liat keluarga barunya sudah memulai makan malam, dia sih bodo amat lagian di kehidupan sebelumnya Al biasa sendiri, saat akan menuju ruang makan Al bisa merasakan aura tidak enak dari ruang tamu dengan perlahan Al melihat ke arah sofa dan.....
Dengan cepat Al memalingkan wajahnya dan berjalan menuju arah dapur, dia tak salah kan? Apa ini efek karena bisa melihat Vano yang udah jadi arwah? Masa iya sih? Sial Al jadi ingin mengutuk Vano gara-gara dia dirinya bisa melihat makhluk lain selain Vano. Contohnya aja tadi di sofa mending kalo warnanya cuma item atau asap tapi yang tadi beneran serem woy, bayangin aja kalian liat makhluk tanpa kepala darahnya di mana-mana membanjiri tubuh dan lantai, salah satu tangan bengkok, dan yang paling penting dia sedang memangku kepalanya sendiri.
Puk
Badan Al menegang saat merasakan ada sesuatu yang memegang pundaknya.
"Al... "
"Aaaaa... "
Mereka yang mendengar teriakan Al kaget terutama pelaku yang memegang pundaknya.
"Kamu kenapa? " tanya seorang wanita
Al langsung terduduk lemas dan bernafas lega dia kira tadi siapa sumpah setelah liat tuh setan yang seremnya minta ampun Al jadi parnoan.
"Al... "
"Gue gak papa cuma kaget ya cuma kaget hahaha kalo gitu gue ke dapur dulu, k-kak. " potong Al pada Queen yang langsung berdiri dan lari ke arah dapur begitu saja membuat keluarganya yang melihat di buat bingung
"Sial awas aja lo Vano pengin banget gue bunuh lo biar mati dua kali. " gumam Al sambil mengambil air dingin di kulkas
"Sumpah gue gak biasa liat yang begituan setahu gue biasanya yang bisa liat kayak gitu itu kiyai atau orang-orang yang emang udah berilmu,lah ini gue aja belum tamat iqro eh gue kan nonis ah pokoknya gitu deh . " lanjutnya
Lanjut👉
Typo tandain
Jangan lupa komen and vote😌