"Al jawab jangan bikin kita takut! " gue reflek pegang leher gue
"Leher? Leher lo kenapa? " pertanyaan Edgar gue jawab gelengan sambil berusaha ngomong
Tapi sekeras apapun gue nyoba tetep aja gue gak bisa ngeluarin suara gue. Edgar langsung manggil dokter, jelas panik lah gue juga panik masa gue tiba-tiba gak bisa ngomong kan aneh, gak lama dokter dateng terus gue langsung di periksa, gue udah gak nangis btw walaupun masih sesenggukan.
Gue liat dokter yang helaan nafasnya berat kek dosa author.....
Canda✌
"Sabar." (author )
"Akibat dari leher pasien yang cedera, membuat pasien beberapa hari ke depan akan kesulitan dalam berbicara, pasien bukan bisu hanya saja pasien akan sangat sulit jika harus berbicara, untuk ke depan tolong jangan paksa pasien untuk berbicara biarkan cederanya benar-benar pulih. "
Sumpah emang segitu ngefek nya cekikan dari makhluk yang sayangnya mirip banget sama Vano, gue pengin nangis lagi yakin dah. Gak deng bercanda, gue coba tanah soalnya yang ngelakuin kan bukan manusia jadi bisa aja ini terjadi, namanya juga makhluk astral.
Alvano pov end
"Beberapa hari ini tolong berikan pasien makanan yang mudah untuk di telan karena lehernya pasti akan terasa sakit untuk makan ataupun minum sesuatu. " lanjut sangat dokter
"Terimakasih, dok. " ucap Edgar
"Sudah tugas saya, pasien bisa pulang dalam 2 hari kedepan jika memang cedera di kepalanya sudah membaik. " ucap sang dokter
"Baik, dok. " kompak Keenan dan Edgar
Mereka menghela nafas mendengar dan melihat apa yang telah terjadi dengan sahabat mereka, bahkan mereka lupa apa yang tadi mereka bicarakan. Saat Keenan menoleh ke sisi brankar, ternyata Al sudah tertidur mungkin lelah dia.
"Apa efeknya benar-benar bisa seperti ini? " tanya Keenan entah pada siapa
"Gue kurang tahu tapi bisa aja soalnya yang bikin celaka Al bukan manusia. " jawab Edgar
"Bar, lo ngerasa aneh gak? " tanya Keenan
"Aneh kenapa? " tanya balik Edgar
"Lo gak sadar? Tadi waktu kita tanya dan Al mau ngejawab tiba-tiba dia kayak orang linglung, gak tahu apa yang mau di jelasin, mirip kaya orang yang lupa ingatan. " jawab Keenan
"Gak mungkin kan efek gara-gara di ganggu makhluk astral jadi kayak gini?" lanjut Keenan
"Bisa juga, kita gak tahu energi negatifnya sebanyak apa. " jawab Edgar
Di sisi lain tanpa sepengetahuan mereka Vano nangkring di atas lemari yang memang kebetulan ada di belakang mereka dengan seseorang eh sesehantu? Aneh intinya sama satu temennya dia lah, temen baru kayaknya.
"Maaf." ucap hantu satunya
"Hmmm, gue tahu lo kaget pas tahu gue gak ngenalin lo waktu itu dan milih kabur, lagian mana ada yang gak serem sama lo yang kepala buntung. " jelas Vano
"Kan waktu itu saya lagi mode menjalankan misi." jawabnya
"Gak usah sok pake bahasa formal deh, lagian biasanya juga pake lo gue. " sarkas Vano
"Ck lo ngeselin ya lama-lama sialan, pengin banget gue bunuh lo dua kali biar mampus. " kesalnya
"Pantes aja lo di turunin dari surga orang lo gak mencerminkan sifat malaikat. " jawab Vano
"Bisa gak, gak usah buka aib gue anjing. " ucap Lucifer
"Sensi amat sih lo, Fer. " timpal Vano
"Dahlah males gue ngeladenin lo yang ternyata anaknya ngeselin plus gila. " ucap Lucifer menyerah
"Cuma lo sama Al doang sifat gue kek gini. " jawab Vano
"Btw lo yang bikin si Al gak bisa ngomong? Kenapa? " tanya Lucifer sambil makan gorengan yang entah sejak kapan ada di tangannya
"Bujuk buset sejak kapan ada gorengan di sini?" tanya Vano heran
"Punya ilmu di pake bego, jawab napa pertanyaan gue. " jawab Lucifer
"Gue mau cari tahu siapa yang udah bunuh gue, jadi sementara gue gak bakal biarin Al bisa ngomong atau ingat apapun. " jawab Vano dengan nada datar, dingin yang terkesan sangat serius
Lucifer yang mendengar langsung berhenti makan dan memandang ke arah ketiga orang yang ada di depannya.
"Jadi maksud lo, lo mati bukan karena mabok tapi ada yang sengaja bunuh lo? " tanya Lucifer mode serius
"Lo tahu sendiri kan secara lo udah ada sma gue sejak kecil , gue gak bakal mabok cuma karena minum satu botol. " jawab Vano
"Apa yang buat lo berpikir kalo lo di bunuh dan pelakunya salah satu geng lo? " tanya Lucifer
"Gue masih inget betul sebelum gue bener-bener menutup mata, gue liat seseorang tersenyum puas di depan gue dan sialnya mukanya gak terlalu keliatan tapi postur tubuhnya sangat gue kenali. " jelas Vano
"Tapi bisa jadi kalo itu bukan sahabat lo? Tapi kenapa lo segitu gak maunya Al cerita yang sebenarnya? " tanya Lucifer
Vano terdiam sebentar "postur tubuhnya hampir sama kaya Willi dan Bara. " jawab Vano lirih yang masih di dengar oleh Lucifer
Sebenarnya Vano tidak ingin berpikiran negatif terhadap kedua sahabatnya karena bagaimana pun mereka lah yang selalu ada untuk dirinya, tapi pikirannya selalu terbayang sosok seseorang yang sama persis seperti mereka berdua dan yang membuat Vano sangat ingat adalah orang itu seperti tersenyum puas dan mengatakan itulah yang harus Vano bayar.
Bayar apa?
Seingatnya Vano tak pernah melakukan hal melewati batas, tawuran pun dia masih di batasi karena tak ingin masuk penjara paling buat lawannya babak belur gitu doang. Dan setelah itu Vano juga membayar semua tagihan rumah sakit sangat lawan kurang baik apa coba, apa iya ada yang balas dendam? Masa sih padahal habis tawuran biasanya dia jadi akrab sama lawannya. Perumpamaannya ginjal dari lawan jadi kawan tapi di sisi lain Vano juga ingat ada yang pernah mengatakan jika tidak semua sahabat adalah yang terbaik, terkadang orang terdekat lah yang harus di waspadai begitu yang Vano pernah dengar.
"Dahlah gue mau pergi. " ucap Vano tak mau ambil pusing
"Kemana? " tanya Lucifer
"Ke janda sebelah. " jawab Vano langsung menghilang
"Gak hidup gak mati kelakuan sama aja, heran kenapa tuh bocil suka banget sama yang namanya janda." gumam Lucifer lalu ikut menghilang meninggalkan tiga manusia yang tertidur di ruangan itu
"Jadi itu alasan lo, van buat gue lupa semua kejadian dan gak bisa ngomong, ck minimal kasih tahu gue kek kan biar gue ada persiapan." ucap Al dalam hati setelah mendengar percakapan antara Vano dan Lucifer
Ya Al tidak tidur hanya menutup mata saja, dia juga tahu kalo ada Al di ruangan ini.
Kenapa dia bisa tahu?
Ya karena dia ingetnya cuma Al sama makhluk yang sayangnya ganteng 11 12 sama Vano, dan yang membuat Al ingin marah adalah ternyata hantu yang ia temui di sofa rumahnya adalah Lucifer, gila emang.
Typo bertebaran