"Di mana Vano, Gavin?! " tanya Jovan penuh penekanan di setiap kalimat
Gavin yang di tanya juga bingung harus menjawab apa "GAVINDRA! " panggil Jovan
"Maaf, dad aku benar-benar tidak tahu di mana Vano, aku sudah bertanya kepada para penjaga tapi yang ada mereka seperti lupa akan keberadaan Vano di rumah sakit ini dan saat aku mengecek CCTV tidak ada rekaman ke mana Vano pergi. " jelas Gavin
"Aaaa, sial sudah daddy bilang untuk tetap berada di sisi Vano.... "
"Tidak ada gunanya marah, mas lebih baik sekarang kita cari Vano jangan biarkan Vano ada di tangan mereka, karena kita juga membutuhkan Vano. " jelas Zenith
"Maaf jika aku menyela, tapi apakah benar kita butuh jiwa Vano untuk membuka pintu itu? " tanya Queen
"Iya mereka bilang hanya jiwa yang ada di tubuh Vano, yang bisa membukanya. " jawab Jovan
"Aku hanya tak ingin kita gagal seperti dulu lagi, ini sudah ketiga kalinya kita salah mengambil jiwa dari tubuh anak itu. " ucap Queen
"Tidak kali ini benar-benar jiwa nya, kita harus segera menangkap Vano jangan biarkan mereka yang mengambilnya. " ucap Zenith
Di sisi lain seorang pemuda tidak lebih tepatnya Al membuka kelopak matanya yang indah membiasakan retina nya untuk terekena cahaya, mengedarkan pandangan ke setiap bagian ruangan yang menurutnya asing. Al mengernyit bingung dia ingat tadi malam ada di rumah sakit tapi kenapa sekarang dia ada di kamar yang sangat asing ini, masa ia dia di culik saat ada di rumah sakit yang notabenya banyak orang itu, kan aneh itulah yang ada di pikiran Alvano sekarang.
Ceklek
Al memusatkan pandangannya ke orang yang baru saja masuk "kau sudah bangun ternyata. " ucap orang itu
"Kaiser." panggil Al
Kaiser yang di panggil tersebut "hmmm ini aku. " jawab Kaiser
"Tumben pake aku/kamu." ucap Al dalam hati
"Nih makan buburnya terus minum obat. " ucap Kaiser
"Kenapa kau membawaku ke sini? " tanya Al menyamakan logat bicara Kaiser
Kaiser menghentikan kegiatannya yang sedang menyiapkan meja untuk tempat mangkuk bubur milik Al "aku tidak ingin mereka memanfaatkan mu. " jawab Kaiser
"Apa maksud mu? Dan lagi saat terakhir kali di rumah sakit apa maksud Gavin? Ku harap bukan seperti apa yang ku pikirkan. " tanya Al bertubi-tubi
Kaiser tersenyum "akan ku cerita kan yang sebenarnya sekarang makan dan minum obat mu dulu, tenang saja di sini kau tidak akan di ganggu makhluk gila seperti kemarin,dan setelah mengganti perban aku akan cerita semuanya. " jawab Al
Skip
Al sudah selesai makan dan kini sedang duduk membelakangi Kaiser karena dia sedang mengganti perban di punggungnya.
"Kenapa harus kau yang memiliki tanda ini, Al." ucap Kaiser dalam hati saat melihat tanda di pundak kanan Al yang bergambarkan dua sayap hitam dan putih
"Kau tidak boleh percaya pada siapapun di sini, Al. " ucap Kaiser
"Kenapa? " tanya Al
"Tidak ada yang baik di dunia ini, Al. " jawab Kaiser
"Begitu juga dengan dirimu? " tanya Al sambil menatap Kaiser
Kaiser udah selesai mengganti perban ya.
Kaiser menatap Al dalam "iya." jawabnya cepat
"Bagimana dengan Vano, Keenan, Lucifer, dan Edgar dia dekat dengan ku? " tanya Al lagi
Kaiser menggenggam salah satu tangan Al dan menempelkan nya di dada Al sendiri "hanya dirimu sendiri yang bisa kau percaya. " jawab Kaiser serius
"Ingat ini, Al orang paling berbahaya adalah orang yang paling dekat dengan mu. " lanjut Kaiser
"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Kai." jawab Al
Kaiser tersenyum ini pertama kalinya Ak memanggilnya namanya setelah berkenalan "kau akan tahu nanti, nah sekarang istirahatlah sampai luka mu benar-benar sembuh. " jawab Kaiser
Kaiser beranjak dari duduknya dan berniat untuk pergi tapi di hentikan oleh sebuah tangan yang menggenggam pergerakannya.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku, Kai. " ucap Al
"Jika aku mengatakan semua itu benar apa kau percaya? " tanya Kaiser
Al terdiam dia bingung karena ini pertama kalinya ia mengalami kejadian apalagi yang berbau seperti ilmu Hitam atau apapun itu.
"Kau bilang aku tidak boleh mempercayai siapapun. " jawab Al
Kaiser tersenyum tipis "iya itu benar. " jawab Kaiser
Al reflek langsung melepas tangannya dan mundur "kenapa? Kau takut padaku sekarang? " tanya Kaiser sambil mendekat yang membuat Al semakin mundur bahkan dia tak sadar sudah di ujung tempat tidur
Srek
Al langsung menutup mata saat merasa dirinya akan jatuh.
1 detik
4 detik
Al tidak merasa sakit sama sekali "kau bisa membuka mata mu. " ucap Kaiser
Al membuka matanya dan menatap Kaiser yang dengan santainya merangkul pinggangnya, lagi lagi Al reflek mendorong dada Kaiser mampu membuat dirinya hampir jatuh jika saja Kaiser tak kuat menahannya.
"Kau tak perlu takut, aku tidak akan melukaimu jika kau menurut, kau paham, hmm? " tanya Kaiser
"Sial, sebenarnya ini dunia apa sih? Kenapa juga aku harus bertemu dengan raja iblis dan sialnya dia sangat tampan. " ucap Al dalam hati
Kaiser terkekeh saat mendengar isi pikiran orang di depannya, lalu membenarkan posisi duduk Al agar tidak jatuh dari atas tempat tidur.
"Istiratlah aku ada urusan, aku pergi dulu. " pamit Kaiser
"Tunggu." ucap Al
Kaiser menghentikan langkahnya "kau belum menceritakan semuanya. " lanjut Al
"Kau akan tahu nanti yang jelas, Semua yang di katakan Jovan benar, dan satu kebenaran aku lah yang membunuh kakek dan nenek. " jawab Kaiser lalu pergi begitu saja
Al dian mematung kalimat terakhir Kaiser terus terngiang di kepalanya.
🍁🍁🍁
"Tuan, mereka akan segera melakukan rencana mereka untuk menangkap anak itu. " lapor sangat bawahan
"Jika begitu lakukan rencana kita lebih awal dari mereka bawa anak itu ke hadapan ku. " jawab sangat tuan
"Laksanakan, tuan ku. " jawabnya lalu menghilang begitu saja
"Apapun yang terjadi, aku akan memiliki anak itu karena dia begitu istimewa. " gumamnya sambil tersenyum smirk
🍁🍁🍁
"Lakukan lebih awal, aku tahu mereka akan melakukan rencana mereka lebih awal. " ucap sang tuan
"Baik, tuan ku tapi anak itu tidak ada di tangan keluarganya. " jawab sangat bawahan
"Kau akan segera menemukannya setelah kau membuat tanda itu menyala. " jawab sangat tuan
"Baik, tuan ku. " ucapnya hormat lalu pergi dari sana
"Aku akan menang kali ini, lihat saja. " gumamnya sambil tersenyum smirk
🍁🍁🍁
"Bagaimana? " tanya seseorang
"Dia adalah milikku dan tidak akan ada yang bisa mengambilnya dari ku. " jawabnya penuh obsesi
"Kau yakin dia tidak akan membenci mu? "
Orang itu tersenyum smirk "tentu saja. " jawabnya yakin
Typo bertebaran
See you next time
sedikit ada bumbu bromance tapi ingat ini bukan bl :)