9. kenyataan pahit

201 14 4
                                    

Saat ini Al sedang memakan bubur dari rumah sakit sebenernya dia gak mau soalnya gak ada rasa sama sekali dan lagi tenggorokannya masih sedikit sakit buat nelen, sudah terhitung 2 hari dia di rumah sakit. Sebenarnya agak sedih sih pas keluarganya yang udah tahu dia di rumah sakit bukannya jenguk malah bilang mereka gak peduli walaupun dia mati, ya walaupun kalau boleh jujur dia udah biasa di gituin sama Eliz tapi tetep aja emang dia gak boleh apa berharap kalo keluarganya yang sekarang sayang sama dia?

Gini gini Al kangen sama bi Lastri yang udah nganggep dia anaknya, kangen sama masakannya juga. Gak tahu udah berapa lama dia di sini, Al kagak ngitung males soalnya gak ada gunanya juga ngitung.

"Setelah infus ini habis adek bisa pulang. " ucap sang suster yang sedang membereskan mangkoknya

Al cuma ngangguk soalnya masih agak susah ngomong, dia cuma bisa gerakin bibirnya pelan sambil ngucapin kata terimakasih.

"Sama-sama kalo ada apa-apa langsung hubungi saya ataupun dokter, saya permisi. " pamitnya

Al mengangguk, hari ini dia sendirian soalnya Edgar sama Keenan kan sekolah si Vano juga gak tahu kemana gak heran sih dia kan suka ngilang tiba-tiba juga dateng tiba-tiba. Nah kan baru juga di omongin udah nangkring aja tuh setan di sofa bawa temennya lagi gak tahu siapa mereka.

"Gimana keadaan, lo? " tanya Vano

Al cuma ngangguk tahu kan soalnya dia aja susah ngomong ini juga gara-gara setan biadap di depannya, heran asli mah sejak kapan setan punya kekuatan begitu. Setahu Al setan itu cuma bisanya nakutin orang bukan tipe setan yang punya ilmu kaya di anime naruto yang bisa memanipulasi pikiran kalo gak salah Shikamaru bukan sih? Eh bukan kayaknya temennya ding yang namanya itu kalo gak salah Ino. Lah kok jadi bahas ini udahlah percuma juga kalian gak bakal tahu kalo gak pernah nonton.

"Kenapa diem? Mendadak bisu, lo?! "

Al natap Vano dengan tatapan tajam dan sedalam samudera eak canda, Lucifer dan satu hantu lainnya kompak menggeplak kepala Vano secara bersamaan membuat sang empu meringis sedangkan Al tersenyum bangga.

"Lo yang buat Al jadi bisu, bego! " ucap hantu tampan dengan rambut emas keperakan yang bernama Kaiser

Gayanya kaya anak raja eh bener dingin dia anak raja iblis? Dunia ini emang aneh tapi itulah kenyataannya.

"Bego di pelihara. "

Nah ini yang roasting Lucifer siapa lagi kalo bukan dia.

"Hehehe, sorry lupa. "

"Sumpah maju sini lo, Van pengi banget gue bikin lo mati dua kali biar gak bisa reinkarnasi sekalian, kesabaran gue di sini jadi tipis gara-gara lo. " jelas Al dalam pikiran

Kalian gak lupa kan?

Kalo Vano bisa baca pikiran Al

Vano yang denger cuma bisanya tersenyum dan memberi pose peace✌, Lucifer dan Kaiser yang liat sedikit kaget soalnya mereka jarang banget liat bocil yang udah mereka jaga layaknya adek sendiri tersenyum lebar kek gini. Aplagi kalo inget kenyataan pahit yang selama ini Vano jalani dan harus mati di tangan salah satu sahabatnya sendiri jika saja itu benar kan?

"Sorry gue bakal balikin semuanya tapi setelah ini lo harus janji jangan terlalu deket sama Willi dan Bara. "

Penjelasan Vano membuat Al mengernyitkan alisnya bingung, apa benar jika penyebab Vano mati adalah salah satu dari mereka?

"Lo udah bisa ngomong kok. "

Ah iya bisa Al rasakan tenggorokannya udah gak sakit dan tiba-tiba ingatannya juga kembali sepenuhnya, eh tunggu Al baru sadar kalo dia masih inget sama Bi Lastri dan juga ibunya?

Aneh?!

"Gue masih dendam ya sama lo berdua, dan lo kalo ada apa-apa tuh omongin baik-baik lah ini malah langsung nyerang gue tanpa tahu alasannya, pantes lo di turunin dari surga kelakuan lo aja kayak bangsa* dan lo Vano pengin banget gue bunuh lo dua kali dateng tiba-tiba, pergi juga tiba-tiba kek jaelangkung gak lo! Minimal aba-aba dulu kek dan lagi kenapa lo gak kasih tahu gue kalo dua curut maksudnya dua sahabat lo bisa liat hantu? Repot sendirikan lo kalo...... "

"Udah udah lo kalo cerewet terus gue yang bakal bikin lo tutup mulut. " ucap Kaiser kesal

"Makanya ajarin noh temen lo biar ada adap sedikit. " jawab Al kesal

Vano yang mendengar langsung berdiri dan berjalan ke arah brankar Al lalu duduk berhadapan dengannya.

"Maaf, hmm lain kali gak akan gue ulangi, janji? Jangan marah dong nanti cantiknya ilang."

Al yang mendengar langsung melotot beda lagi sama dua sahabat hantunya yang cuma geleng-geleng liat tingkah Vano, gak kapok apa kemarin di hajar abis sama kekasih janda sebelah tapi emang bener sih Al itu cantik dan juga tampan hampir mirip lah sama Vano cuma kulitnya sawo matang dan alisnya tebal bibirnya juga agak tebal.

"Ngomong lagi gue pites lo, Van. " sarkas Al

"Iya iya maaf, ini semua juga demi kebaikan kamu."

Duh jujur nih Al agak geli saat Vano pake logat aku/kamu, kek gimana ya aneh aya biasanya kan pake lo/gue. Al yang ingin protes tidak jadi saat melihat mata Vano yang menyiratkan begitu lelahnya dia, seperti dirinya dulu sorot mata yang penuh dengan ke putus asaan.

Tanpa sadar Al menangkup kedua pipi Vano "ada apa? Kenapa mata lo gak kayak biasanya? Kenapa lo memperlihatkan betapa lelah dan putus asa nya lo, Van? Gue gak suka, Van sumpah gue gak suka sorot mata lo yang kaya gini, dimana sosok Vano yang penuh dengan tekad dan semangat plis jangan kayak gini gue takut. " jelas Al tanpa sadar meneteskan air mata

Tidak!

Dia tidak ingin melihat lagi sosok dirinya di orang lain, putus asa, menyerah, tidak memiliki semangat hidup, Al tidak ingin melihat seperti itu lagi. Dia sudah cukup menikmati hidup sejak bertemu dengan Vano yang ia anggap sebagai saudaranya sendiri, Kaiser dan Lucifer hanya diam karena dia tahu apa yang terjadi setelah dua hari ini mereka berusaha mencari kebenaran tentang kematian Vano.

Vano langsung memeluk Al "aku gak sanggup, Al harus menerima kenyataan pahit tentang kematian ku, mereka.... Mereka adalah keluarga ku merekalah yang membuat ku seperti ini... "

Al mempererat pelukannya "kenapa, Al? Kenapa dia sangat tega, aku bingung harus merespon apa tentang kebenaran ini, marah, sedih, kecewa semuanya jadi satu, aku ingin membalas mereka tapi aku tak bisa karena mereka keluarga ku. "

"Ternyata anak baru ini punya kekuatan besar buat ngerusak tembok tinggi Vano. " ucap Lucifer

"Mereka kayak anak kembar tahu. " timpakan Kaiser

Di lain sisi

"Kita harus membuat dia ada di tangan kita, jika ingin membuka pintu gua itu. "

"Bagus, jiwa baru dan suci itu sudah cukup untuk membukanya. " timpal yang lain

"Kita hanya perlu laptop ke, tuan. " ucap yang lain

"Kemarin kita memang gagal tapi kali ini kita tidak akan gagal menumbalkan jiwa anak itu. " lanjutnya sambil bersmirk

Update sesuai mood

Jangan lupa vote and comen

Typo bertebaran

🧞‍♀️🧞‍♀️

𝙰𝚕𝚟𝚊𝚗𝚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang