"Ada ap....... Aaaaaaa. " teriak Zenith dan Queen
"ORANG MANA YANG BERANI MEMBUANG BANGKAI BURUNG GAGAK KESINI! " teriak Jovan
"K-kami tidak tahu tuan, saat kami sedang membereskan meja makan tiba-tiba kami di kejutkan dengan suara benda jatuh dan saat kami melihatnya sudah ada karung yang berisi mayat burung penuh darah. " jelas salah satu maid memberanikan diri
"Bawa Alvano ke kamar, tutup semua jendela dan pintu, siapkan dupa di setiap pojok dan jangan lupa salib. " jelas Jovan
Gavin langsung menarik tangan Al di ikuti Queen "lepas! Gue pengin liat. " berontak Al
"Kali ini turuti kami, Vano ini semua demi kebaikan mu. " ucap Queen
Mereka sudah ada di kamar Al dan melakukan sesuai perintah jovan, kini kamar Al benar-benar seperti tempat ibadah, di setiap pojok dan pintu terdapat dupa dan sebuah salib.
"Tunggu di sini, kami akan segera membereskan semuanya, ingat jangan buka pintu ataupun jendela sebelum kami memberi tanda. " jelas Queen
"Sebenernya ini ada apa sih?! " tanya Al
"Kami akan menjelaskan nanti, sekarang kau hanya perlu diam di sini dan ingat sekali lagi apapun yang kau dengar apapun permintaan orang itu jangan pernah bergerak atau membuka pintu dan jendela, kami pergi. " jelas Gavin lalu pergi dari sana di ikuti Queen
Klik
Al langsung berlari dan mencoba membuka pintu.
"Sial, di kunci. " gumam Al
Kembali ke ruang tamu
"Dad." panggil mereka kompak
"Bagaimana dengan Vano? " tanya Jovan
"Kami sudah melakukan apa yang daddy katakan dan Vano aman sekarang. " jelas Queen
"Kalian bersiaplah sebentar lagi dia akan datang. " ucap Jovan
10 menit kemudian
Jordan dan yang lain mengernyit bingung, seseorang ah tidak atau bisa di sebut iblis/hantu arau arwah itu tidak muncul di hadapan mereka sedangkan di sisi lain Al sedang mencari cara untuk kabur dari makhluk menyeramkan di depannya, bahkan kepalanya sekarang sudah terluka tentu saja karena hantu di depannya ini yang tiba-tiba saja masuk entah dari mana dan langsung membenturkan kepalanya ke dinding.
Al terus mundur saat makhluk itu maju, kepalanya benar-benar di buat pusing oleh luka sialan ini.
"A-apa mau mu? " tanya Al sambil melangkah mundur
"Sial apa makhluk ini tidak bisa bicara? Atau dia arwah tuli dan bisu? "
Makhluk dengan tinggi hampir 3 meter dan wajah yang menyeramkan langsung menarik tubuh Al dan membanting nya ke arah meja belajar bahkan sampai meja itu patah.
Brak
Aaaaa
Jovan dan yang lainnya saling memandang mendengar teriakan itu dan langsung berlari ke arah kamar Al.
Clik clik
"Sial, ini tidak bisa di buka. " ucap Gavin
"Apa maksud mu? Kau bodoh atau apa buka dulu kuncinya. " ucap Queen
"Kau pikir aku bodoh hah?! Ini sudah ku buka." jawab Gavin tak Terima
Brak Brak
Jovan yang jengah langsung mencoba mendobrak pintu kamar milik Al sedangkan Al sudah terbaring lemas, tubuhnya benar-benar sakit sekarang apalagi melihat makhluk itu yang kembali mendekat. Dengan susah payah Al mencoba untuk bangkit dan berlari sekuat tenaga tapi naas tangan panjang itu mampu menahan kakinya dan kembali menarik dan membenturkan tubuhnya, kali ini tubuhnya di hantam ke arah kaca lemari.
Prang
Brak
Secara bersamaan Jovan dan Gavin berhasil membuka pintu, mereka langsung melotot saat melihat keadaan Al yang tidak bisa di bilang baik-baik saja.
"SIALAN KAU! " teriak marah Gavin lalu langsung berlari dan menusuk mahkluk itu dengan keris kecil miliknya
Kkkaaaaa
Khek khek
Makhluk itu kesakitan mendapat tusukan tepat di jantungnya dari belakang, Zenith dan Queen langsung berlari ke arah Al yang mulai kehilangan kesadaran.
"Dek, bertahan lah. " ucap Queen
"Gavin bawa Vano ke rumah sakit kita sekarang, biar daddy urus sisanya. "
Tanpa menjawab Gavin langsung mendekat dan menggendong Al ala bridal dan langsung berlari
"Kalian akan kalah! Kalian akan kalah! "
Hahahaha
Tawa itu menggelegar di kamar Al sebelum makhluk besar itu menghilang, Jovan yang mendengar menatap datar dan dingin makhluk yang telah menghilang beberapa detik yang lalu.
"Kita lihat siapa yang akan kalah. " ucap Jovan dalam hati lalu keluar dari kamar Al tapi sebelum itu Jovan melemparkan sesuatu terlebih dahulu
🍁🍁🍁🍁
"Kau pikir dengan menahan kami di sini, rencana kalian akan berhasil? Jangan harap." ucap seseorang tidak lebih tepatnya ucap Vano kepada orang? Di depannya
"Hahahaha kita lihat siapa yang akan menang dalam permainan ini, kami atau kalian? Kita memiliki tujuan yang sama..... "
"Tujuan kita berbeda ingat itu. " potong Lucifer
Orang itu tersenyum remeh "benarkah, kalau begitu aku akan sangat menantikan siapa yang akan menang dan berhasil membawa anak itu."ucapnya
"Dia akan menjadi milikku! Dengar! Anak itu akan menjadi milik ku sepenuhnya hahahahaha.....aku tidak sabar dengan apa yang akan terjadi selanjutnya, ku harap anak itu semakin merasa hampa dengan hidupnya. "
🍁🍁🍁🍁
"Huuffff...... "
Edgar memandang Keenan yang sudah menghela nafas untuk kesekian kalinya.
"Ada apa? " tanya Edgar
Keenan menatap Edgar sebentar lalu kembali menatap langit yang mulai mendung "apa semua ini benar-benar akan kita lakukan? " tanya Keenan
"Tentu saja. " jawab Edgar cepat dan yakin
"Kau ragu? " tanya Edgar
"Entahlah, hanya saja aku sudah mulai nyaman dengannya. " jawab Keenan
"Dan kau akan mendapatkan hukuman jika kau melanggarnya. " jawab Edgar
"Aku benar-benar bingung, semua ini hanya pura-pura tapi kenapa rasanya sangat nyaman berapa di sisi nya? Ada apa dengan ku? Sudah lama aku tidak merasakan perasaan seperti ini lagi. "
Edgar mentatap Keenan yang sedang melamun "semua akan baik-baik saja percaya padaku. " ucap Edgar yang di jawab deheman oleh Keenan
Gak kok, kalian gak salah baca Edgar dan Keenan memang pakai aku/kamu jika hanya berdua alasannya sederhana sebenarnya Edgar sama sekali tak biasa pakai kata lo/gue, dia hanya mengikuti ucapan Vano saja agar bisa lebih akrab.
"Sudahlah lebih baik tidak usah di pikirkan. " lanjut Edgar
Ingat jangan percaya pada siapapun walaupun itu orang paling dekat dengan mu, terkadang kita mendapatkan luka paling parah saat seseorang yang kita percaya dan yakini mengkhianati kita.
Luka paling hebat datang dari orang terdekat.
Musuh paling berbahaya adalah orang terdekat kita.
Jangan lupa vote and comment
See you next time
Typo bertebaran