𝑡𝑖𝑔𝑎𝑏𝑒𝑙𝑎𝑠

451 47 8
                                    

"Jadi bagaimana tindakan yang akan diambil master?" Tanya seseorang kepada orang yang dipanggil master

"Kirimkan yang sudah kita siapkan kepada mereka," ucapan tersebut terdengar menuntut

"Baik master," pergi

Sosok yang dipanggil master tadi langsung berdiri dan menatap ke arah luar melalui jendela ruangannya.

"Kamu sudah terlalu jauh untuk mengetahui semuanya."

Sosok tersebut berbalik dan mengambil dua foto yang ada di mejanya.

"Ericka Calvin Leonel dan Hendrik Rai Saputra," tersenyum misterius


....


"Lo beli cilok?" Tanya Lian saat melihat ada 2 bungkus cilok di nakas kamar Calvin

"Nitip Kris."

Lian mengangguk dan meninggalkan Calvin dengan kedua temannya yang lain.

"Nih dari Marva," menyerahkan sekantong manggis

"Dimana Marva?" Menerimanya dan langsung menaruhnya di atas pangkuannya

"Pulang, tadi di telepon mamanya," sahut Rai

"Ohh," menganggukkan kepalanya

Calvin yang asik dengan manggisnya, berbeda dengan hal yang dilakukan Nevan dan Rai. Keduanya asik merebahkan diri di samping Calvin. Rai yang memejamkan mata dan Nevan yang membuka aplikasi chat.

"Nata ya," ucap Calvin yang membuat Nevan langsung mendongak untuk melihat Calvin

"Kok tau?"

"Hmm," mengangkat kedua bahunya acuh

Ceklek...

"Nih dari mama," menyerahkan tas berisi makanan ke Calvin

"Mama siapa?" Menerimanya dan menaruh di nakas

"Gue," merebahkan diri di samping Marva

Jadilah mereka berempat dempet-dempetan di kasur. Rai yang berada dipinggir kasur sebelah kiri, lalu di sebelah kanannya ada Nevan, di sebelahnya lagi ada Calvin dan paling pinggir kanan ada Javi yang baru datang. Lian yang baru masuk dan melihat mereka berempat dempet-dempetan di kasur langsung saja ikut merebahkan diri di antara Nevan dan Calvin.

"Buset Yan, badan lo nggak kecil," dumel Nevan sembari menggeser sedikit badannya

Posisinya jadi semakin dempet karena mereka juga harus menjaga jarak dari Calvin yang jahitannya masih belum kering sempurna.

"Masih sakit?" Tanya Lian

"Enggak."

Lian dengan sengaja menekan luka jahitan Calvin. Sontak hal itu membuat Calvin sedikit meringis. Mau bagaimanapun lukanya cukup dalam bahkan hampir mengenai ginjalnya.

"Lo kenapa?" Tanya Javi saat mendengar ringisan dari Calvin

"Katanya nggak sakit," ledek Lian

"Kalo lo teken juga sakit bego," ucapnya diakhir umpatan

"Sebelah gue kadang kalo bego suka nggak nanggung-nanggung," cibir Nevan

"Biarin aja, anak monyet emang gitu," ucap Rai dengan mata terpejam

"Sepi banget nggak ada Hamza," celetuk Nevan

"Mau lo ajak ribut?"

"Mau uji coba sih, kebetulan gue baru belajar wushu."

SURREPTITIOUS (END) || (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang