𝑠𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛

578 50 0
                                    

"A-auu....." ringisnya kencang

"Hilih kesakitan kan lo, tadi aja kayak orang nggak ngerasain sakit," sindiran itu berasal dari Nevan yang sedang mengobati Hamza

"Ya gue nggak tau kalau Calvin bakal mukul gue kenceng," elaknya

"Lo kira pukulan lo nggak kira-kira?" Menatap sinis

"Ini tuh disuruh pura-pura njir, ngapa lo berdua malah berantem beneran," memijit kepalanya dibantu dengan Rai yang memijat pundaknya

Benar, kalian tak salah kok. Mereka bertujuh hanya melakukan drama kecil-kecilan di hadapan Abita—pacar Hamza. Dari awal mereka memang sudah merencanakan semenjak identitas 'orang itu' berhasil mereka ketahui.

//flashback on

"Cewe gue? Kenapa?"

Hamza yang saat itu sedang lewat, tak sengaja mendengar Calvin dan Javi membicarakan kekasihnya. Karena rasa penasaran itulah yang membuatnya memilih untuk menguping pembicaraan mereka berdua.

"Za? Lo sendirian?" Tanyanya untuk mengalihkan Hamza

"Lo jangan alihin pembicaraan, kenapa cewe gue?"

"Iya, ini emang tentang cewe lo," sahutnya lebih dulu

Calvin menatap tajam ke arah Javi yang berucap tanpa persetujuan dari dirinya.

"Kita tujuh dan akan tetap tujuh," ucapnya tak terbantahkan

"Sialan lo, Kris," batinnya mengumpat

Ya kalau sudah dibocorkan begitu, mau tak mau Calvin harus menjelaskan semuanya kan?

"Menurut gue, lebih baik kita ikuti alur permainan dia. Besok lo ada janji ketemu dia kan?" Menoleh ke arah Calvin dan dibalas anggukan. "Dan disaat yang bersamaan, dia juga ajak lo ketemuan bukan?" Menoleh ke arah Hamza dan dibalas deheman saja

"Itu dia, lo berdua harus datang di waktu yang hampir sama agar tidak menimbulkan kecurigaan. Pertama dimulai dari Calvin, lalu beberapa menit gantian Hamza dan kalaupun ada keadaan dimana lo berdua berantem dan baku hantam, di saat itu juga gue dan yang lainnya hampirin kalian, gimana? Gue liat-liat juga lokasi ketemuan itu jaraknya nggak begitu jauh dari SMA Techno."

Mereka berenam setuju dengan penjelasan dari Nevan. Mereka akan ikuti bagaimana permainan dibuat sembari mematangkan rencana.

"Za, lo gapapa?"

"Gapapa, kalo emang bener juga ya gue bisa apa? Meskipun dia cewe gue, kalian tetep teman seperjuangan gue bahkan beberapa dari kita udah bareng dari zaman boncel ampe bisa bikin bayi," ucapnya sembari menatap mereka semua

Bukannya terharu, malah beberapa dari mereka kesal dengan penuturan Hamza.

"Nggak salah kalo lo bilang gitu, cuma bahasanya kerenan dikit bisa? Nggak enak banget didenger."

"Ya suka-suka gue lah."

"Udah-udah, siap-siap buat besok. Saling ngasih kabar supaya nggak ada miss-com. Paham?"

"Paham leader," ucap mereka serempak

//flashback off

"A a a ad-duhhhh pelan-pelan Kris," ringisnya saat Javi tanpa sengaja menekan terlalu kencang lukanya

"Udah pelan," sahutnya yang masih mengobati Calvin

Lian sendiri sedang mengompres rahang Calvin yang juga menjadi sasaran pukulan dari Hamza. Memang minta dihantam anak satu itu, bisa-bisanya membuat Calvin terluka beneran.

SURREPTITIOUS (END) || (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang