𝑙𝑖𝑚𝑎𝑏𝑒𝑙𝑎𝑠

441 41 3
                                    

Kini lengkap sudah ketujuhnya berada di gedung eksekusi tempat mereka biasanya menginterogasi atau mengeksekusi orang yang mereka tangkap. Ketujuhnya sudah berganti pakaian menjadi lebih tertutup dengan setengah wajah mereka tertutup oleh masker berwarna hitam dan sebuah topi.

Tujuh orang yang Javi, Lian, Hamza dan Nevan tangkap, sudah terikat dengan posisi bersimpuh di hadapan Marva yang duduk di kursi yang ada disana. Di samping kanan Marva ada Rai dan di sebelah kirinya ada Calvin. Keduanya berdiri seolah-olah adalah sayap dari seorang Marva dan itu juga menandakan jika keduanya adalah pemegang tahta tertinggi sebagai 7 Inti Pilar. Sedangkan Lian, Hamza, Nevan dan Javi berada di kiri dan kanan dari 7 orang yang mereka tangkap tadi.

"Apa tujuan kalian?" Tanya Marva pada mereka

Tujuh orang tadi hanya diam tanpa niat menjawab, bahkan Marva diberikan tatapan tajam oleh ketujuhnya.

"Tidak ingin menjawab?"

Marva mengubah posisi duduknya menjadi sedikit membungkuk dengan siku yang ia taruh di salah satu kakinya guna membuat pose menopang dagu. Hal itu malah membuat tujuh orang yang berada di hadapan Marva seketika menciut karena aura yang dikeluarkan oleh seorang Marva Dharmawangsa.

"Fourth pillar," ucapnya yang membuat Hamza langsung bertindak

Krek....

"AKKKHHH...."

Bunyi retakan tulang dan teriakan kesakitan langsung menggema kala Hamza dengan sengaja menginjak pergelangan kaki salah satu dari mereka. Marva hanya diam sembari menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dengan tangan bersidekap dada dan salah satu kakinya berada di kaki satunya lagi.

"Sixth pillar, tunjuk siapa orang itu," titahnya

Calvin menunjuk salah satu dari mereka yang rupanya begitu dekat dengan Lian. Tanpa banyak bicara, Lian langsung menendang orang itu hingga tersungkur.

"Tenanglah dulu, Third Pillar. Akan ada gilirannya," ucap Marva kepada Lian

Lian mendengus tanpa menjawab yang membuat Marva tersenyum mengejek dari balik masker.

"Masih tidak ingin menjawab?"

Marva bangkit dan berjalan mendekati salah satu dari tujuh orang yang mereka tangkap. Jari telunjuknya ia gunakan untuk mengangkat dagu orang tersebut dan menatapnya tanpa ekspresi yang berarti. Dalam sekejap Marva bisa tahu jika orang yang ada di hadapannya ini sedang berperang batin. Hell.... memang bodoh orang di hadapannya ini.

"Saya tahu jika Anda salah satu dari 'mereka'," ucapnya setengah berbisik

Jika kalian menebak jika orang itu adalah orang yang Javi buntuti, maka selamat. Tebakan kalian 100% benar.

"Fifth pillar kita punya kejutan untuk Anda. Ingin melihatnya?" Menaikkan salah satu alisnya

Orang itu tekejut dan pupil matanya bergetar saat orang itu menatap Marva. Orang itu tak tahu maksud dari perkataan Marva. Kejutan apa untuknya.

"Hey lihat.... bukankah jari-jari ini yang sudah melakukan hal keji itu?" Ucap Nevan sembari menunjukkan 3 jari yang masih terdapat darah yang mengucur

Entah kenapa, orang itu bergetar ketakutan. Orang itu tak bisa merasakan bagaimana keadaan tangannya. Semua terasa seperti mati rasa, bahkan hingga kakinya pun tak dapat dirasakan.

"Bukankah itu terlihat sangat menjijikan?" Ejekan itu berasal dari mulut Rai yang sedari tadi hanya memperhatikan kegiatan yang dilakukan oleh teman-temannya

"Anda masih ingin menutupinya lagi? Kenapa disaat Anda sudah terdesak seperti ini, Anda masih saja menyembunyikannya?"

"Kalian hanya bocah ingusan yang belum mengerti apa-apa," ucapnya setelah mengumpulkan keberanian yang tinggi

SURREPTITIOUS (END) || (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang