𝑡𝑢𝑗𝑢ℎ𝑏𝑒𝑙𝑎𝑠

409 35 4
                                    

Kini keenamnya sudah berkumpul. Perkumpulan kali ini dihadiri tanpa Calvin karena Calvin sedang pergi ke kampung halaman mamanya.

"Jadi bagaimana kelanjutannya?"

"Nev, apa lo ada rencana?"

"Kita buat kehebohan dengan kunjungan kita."

"Maksudnya gimana?" Bingung

"Besok, kita bertiga," menunjuk dirinya, Hamza dan Lian. "Akan ke sekolah lo."

"Lalu?"

"Kita manfaatkan ketenaran kita untuk meringkus antek-antek 'mereka' yang ada disekolah lo, setelah itu gantian Javi yang akan ke sekolah kita dengan tersembunyi karena lo berdua," menunjuk Marva dan Rai, "nggak akan bisa datang karena lo berdua jadi panitia untuk acara classmeet."

"Oke," putusnya tanpa bertanya lebih lanjut

"Besok biar gue dan Rai yang atur, toh sekolah kita nggak melarang orang lain untuk datang selagi acara classmeet."

"Javi, gue andalkan kecepatan lo bersama dengan Hamza. Lian, lo harus pastikan semuanya okay? Gue harap besok nggak ada kendala apa-apa."


....


Lian, Hamza dan Nevan sudah berada didepan pintu gerbang SMA Neo. Ketiganya sedang menunggu Marva sembari berbincang ringan dengan satpam disana.

"Jadi adek-adek ini anak SMA Techno yang terkenal itu ya?"

"Loh SMA kita terkenal toh Pak? Hahaha," terkekeh

"Iya atuh, adek juga kok, katanya tuh adek-adek ini dibilang 3 serangkai."

"Aihh Bapak, nggak juga kok, kita mah bukan 3 serangkai atuh. Kita tuh 7 serangkai, soalnya yang 4 disini," ucap Hernes dengan logat Sunda

"Ouhh 4 nya itu dek Marva, dek Rai, dek Javi dan dek Calvin ya?"

"Betul....." memberikan 2 jempol

"Wahh kalau itu mah udah kombinasi yang mantep banget dek, Bapak aja sampai kagum kalau ngeliat 4 anak itu. Prestasinya ada aja gitu," jelasnya

"Aihh Bapak..... jangan sampe kedengeran mereka atuh, nanti jadi besar kepala."

"Adek nih bisa aja."

"Kalau boleh tau nih, Pak. Bapak disini udah berapa lama ya?" Kini giliran Nevan bertanya

"Belum terlalu lama sih, dek. Sekitar 7 tahun lah Bapak baru disini."

"Ouhh....."

"Eh itu dek Marva nya," unjuknya ke dalam gerbang

Sang satpam langsung membukakan gerbang untuk marva.

"Temennya udah nunggu itu, dek Marva."

"Iya, Pak. Makasih ya, Pak," tersenyum

"Sama-sama, Dek."

Setelah ketiganya masuk, mereka langsung mengikuti Marva yang entah akan kemana. Sesuai dengan perkataan Nevan, mereka bertiga sudah disoraki karena ketenaran mereka. Sebenarnya ketujuhnya sudah tenar di SMA Neo maupun SMA Techno karena tak jarang mereka akan saling berkunjung walaupun tak ada kunjungan dari sekolah. Memangnya ada yang bisa melarang mereka selagi Calvin yang turun tangan?

Mereka berempat menuju ruangan yang digunakan panitia untuk beristirahat dan menaruh barang bawaan. Marva sengaja membawanya kesana agar lebih terjaga privasinya.

"Gue kira kalian bakal tebar pesona dulu," suara itu berhasil menginterupsi keempatnya

"Bagaimana situasinya?"

SURREPTITIOUS (END) || (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang