04 | kasar

1.3K 78 12
                                    

Haii🦋









💋Happy reading💋


Akhirnya setelah satu Minggu berlalu Gladys tidak lagi tersiksa dengan rangkaian kegiatan Mos yang benar-benar menjengkelkan. Pasalnya setiap hari, ia selalu saja dapat hukuman dan omelan dari Rosa. Ketua osis cerewet itu.

Dan juga selama seminggu ini, hubungan Gladys dengan Leo tidak pernah ada peningkatan. Terakhir kali Leo berbicara dengannya saat mengusir Ryan dari rumah Minggu lalu.

Bahkan sekarang Leo dan Clara semakin menampakkan kemesraan mereka di depan Gladys yang sama sekali tidak peduli, tapi hanya aneh saja. Mereka seperti sengaja memanas-manasi gadis tak tahu apa-apa itu.

Tapi sudahlah, ia juga sudah berusaha untuk selalu tersenyum dan ramah kepada Leo yang menolak keras dengan memberikan ekspresi tak peduli. Bahkan pernah beberapa hari lalu, Leo membentaknya hanya karena sebuah makanan.

Malam itu, Leo tak kunjung ikut makan malam bersama. Sebenarnya sudah 4 hari cowok itu tak ikut makan bersama, dan juga sering keluar bersama teman-temannya tanpa tahu waktu.

Karena khawatir, bik Dini mencoba membawakan makan malam ke kamar cowok tersebut. Namun pintu kamarnya tak kunjung dibuka, padahal sudah berkali-kali Dini mengetuk pintu kamarnya.

Dan akhirnya Gladys mengambil alih untuk membawa makanan tersebut dan ya, akhirnya cowok itu membuka pintu kamarnya.

Dengan tersenyum canggung, Gladys dengan nampan dikedua tangannya menawarkan makanan yang ia bawa, "kak ini, makan ya?"

Leo dengan kaos hitam andalannya yang berdiri tepat di hadapan Gladys, sontak melempar semua isi nampan tanpa ragu. Mata tajamnya menatap tidak suka dan penuh dendam yang membara.

Brukk!!

"Jangan pernah ketuk pintu gue lagi. Ngerti?" cowok itu berbisik dan menekan setiap kata yang ia keluarkan.

Gladys yang masih shock, dengan ekspresi tak menyangka itu, hanya terdiam membisu.

"Lo bahkan bukan bagian dari hidup gue, jadi jangan peduli apapun tentang gue. BANGSAT!"

Dengan kasar cowok itu menutup keras pintu kamarnya setelah membentak gadis yang membeku di hadapannya tadi.

Jantung Gladys berdetak tak semestinya, ia benar-benar terkejut. Hatinya sakit. Ia memang bukan orang yang selemah itu, tapi bentakkan tanpa aba-aba seperti itu, membuatnya lemas dan ketakutan.

Bahkan ia pikir Leo tidak sejahat itu, karena selama ini cowok tersebut seperti menerima dia ada di sini. Namun hanya terlihat cuek saja. Tapi ternyata tidak, anggapannya salah.

Tidak mau memikirkan kejadian baru saja, Gladys hanya tersenyum singkat, "yaudah kalo nggak mau,"

Kemudian ia berjongkok dan mulai membereskan pecahan piring dan gelas yang berisikan susu putih tadi yang sekarang sudah hancur berkeping-keping.

Setelah itu ia bawa ke dapur dan membuang pecahan tersebut, bik Dini yang melihatnya sontak terkejut, "eh Gla, kenapa? Astaga kok bisa pecah?"

Galdys dengan gelagapan hanya tersenyum kikuk, "hehe maaf bik, tadi nggak sengaja kesenggol pegangan tangga,"

Dini memegang bahu Gladys dan menatap khawatir dari atas hingga bawah tubuh gadis itu, "kamu nggak papa kan?"

LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang