14 | party

694 45 18
                                    

Hi🦋

Komen dong guys, votenya juga.


🩶 Happy reading 🩶

"Leo oh Leo ... Ada orang kah?" sahut suara gerombolan laki-laki yang terdengar jelas seperti suara teman-teman Leo.

Sontak mata Leo membulat sempurna, ia melepaskan raupan kedua tangannya dari pipi Gladys sehabis mengecup gadis itu tanpa izin.

Sama seperti Leo, jantung Gladys seperti berhenti berdetak. Dua kejadian yang susah ia cerna, mulai dari apa yang Leo lakukan baru saja dan suara teman-teman Leo yang menggema dan sekarang mereka sudah berada dekat di sisi keduanya.

Lima detik suasana hening, Dimas, Ebra, Angga dan Putra tampak terkejut juga dengan keberadaan Leo yang hanya mengenakan celana pendek dengan seluruh tubuh yang basah. Bersama Gladys yang terdiam dengan ekspresi sedikit panik.

"Kalian ngapain anjir?" Ebra menutup mulutnya berlagak seperti orang terkejut bukan main, "jangan-jangan?"

"Hayo Leo ... Ngapain lo .." tambah Angga.

Keempat teman Leo menatap curiga kepada mereka berdua. Di sisi lain Dimas melangkah mendekati ke arah Gladys yang masih diam membeku. Lalu cowok itu menyentuh baju oversize berwarna putih Gladys yang tampak basah.

Gladys sontak menghindar, "sorry, gue cuma mastiin, ternyata bener basah. Mana basahnya cuma bagian depan doang .." ucap Dimas mendeteksi.

Ucapan Dimas semakin membuat yang lainnya menatap curiga ke arah Leo, mereka seperti di tangkap basah melakukan hal yang tidak-tidak.

Leo dengan cepat menggelengkan kepalanya, "lo ngapain kesini, hah? Gangguin orang renang. Pergi sana!" pekik Leo mengusir Gladys dengan nada tak suka.

Gadis itu semakin bingung, ia mengerutkan keningnya, "kamu gila?" urat kepala Gladys muncul. Cowok itu tidak sadar diri kah? Seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali.

"Lo yang gila, orang mandi di intip." balas Leo tak mau kalah.

"Hah? Kan–" belum selesai Gladys berbicara, Angga langsung memotongnya.

"Woy stop! kok malah adu mulut anjir?"

"Atau emang adu bib– eh mulut beneran?" Putra menyambung tiba-tiba.

"Put?" mata Leo mengarah tajam tepat ke arah temannya itu, tatapan membunuh membuat suasana semakin dingin.

"Stress!" tekan Gladys dalam gumamannya, gadis itu berdecak dengan emosi yang memuncak, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Batin Gladys sangat kesal, sudah bajunya basah gara-gara kakak tirinya yang kurang ajar, di tambah cowok itu malah mengusir dirinya seolah-olah ia yang mengintip Leo berenang.

"Kurang ajar! Ish kenapa sih tadi aku gak dorong aja ke kolam sampe mampus? Fuck boy banget .. " sembari menaiki anak tangga Gladys terus mendumel, "dia udah kiss 2 kali, itu lancang kan? Padahal kita saudara loh! Apa jangan-jangan dia suka aku?" Pikiran Gladys langsung tertuju pada foto-foto yang ia temukan di dua kamar Leo di apartemen dan juga di rumah ini.

Foto-foto Gladys yang berada di kamar Leo, apa maksudnya kalo bukan suka? Naksir? Batin gadis itu.

"Atau jangan-jangan dia mau santet aku? Bisa aja kan? Di tambah dia kiss buat cari kesempatan cabut helai my hair buat bahan santet?" Gladys kembali terdiam dan beralih lagi memikirkan kebrengsekan Leo yang sama seperti brengseknya Clara kekasih cowok itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang