12 | obses?

1.9K 83 111
                                    

Hai✨

Komen disetiap paragraf ya, biar semangat dan rajin update.





💋 Happy reading 💋

Apartemen Leo berada pada lantai lima belas. Mereka berdua naik melalui lift dan sampai tidak butuh waktu lama.

Dan setelah sampai di apartemen Leo, Gladys langsung melepaskan kalungan tangannya dari bopongan cowok itu.

"Aku bisa jalan sendiri." Kata gadis itu. Walau begitu, baru dua langkah saja ia oleng lagi. Untung saja Leo kembali menangkapnya.

Bukan tanpa alasan, memang kepala Gladys masih sakit, pahanya juga. Karena bekas injakan Clara yang keras dan berulang-ulang.

Leo hendak meraih lagi dan lagi tubuh Gladys, namun dengan cepat gadis itu menolaknya.

Setelah membuka pintu utama, Leo pun langsung masuk kemudian menekan tombol lampu di dinding.

Cetek

Di susul oleh Gladys yang berjalan tertatih-tatih sembari memegang pahanya. Pasalnya saat ia menolak gendongan dari Leo, cowok itu langsung pergi meninggalkan dan tak peduli terhadapnya.

Apartemen Leo lumayan luas, tapi sayangnya sangat berantakan. Bahkan di lantainya ada beberapa bekas botol bir dan puntung rokok yang berhamburan. Seketika terlintas dalam benak Gladys, apakah ini tempat nongkrong kakak tirinya itu? Ia tidak kaget, hanya melongo dan menelan ludahnya. Persepsinya tentang Leo, memang benar.

Ternyata cowok itu nakal dan liar. Sejujurnya Gladys takut, tapi nyatanya ia tak bisa berbuat apa-apa.

Leo membuka jaketnya dan dilanjutkan kaos hitamnya, "ke kamar gue aja. Gue mau mandi dulu."

Gladys menelan ludahnya, sudah kedua kali ia melihat Leo tanpa baju di tubuhnya. Pamer roti? Namun Gladys kembali salah fokus dengan punggung Leo yang terdapat goresan panjang dari atas sampai bawah. Luka itu menyilang dan terdapat juga goresan seperti habis di cakar di bagian pinggang cowok itu.

Banyak bekas luka dan goresan di punggungnya, bahkan di perutnya. Kemudian di lengan kekar Leo juga, ada tatto ular kobra yang baru Gladys sadari selama ini. Atau mungkin baru saja di buat? Entahlah.

Walau begitu, tak menghilangkan kesan keren di tubuhnya. Mata gadis itu tak berkedip saking fokusnya mengamati berbagai hal yang ada di tubuh Leo, tanpa tahu maksud dan artinya.

Gladys menggelengkan kepalanya sadar dari pikirannya, "ngapain?"

"Enakkin badan lo."

Gladys semakin bingung dibuatnya, "hah? Maksud kamu?!"

"Istirahat, biar cepet enakkan badannya!" ketus cowok itu, kenapa gadis ini sangat bodoh?

Gladys tersenyum kikuk sembari mengangguk mengerti, "oh, di sini aja," ia mulai duduk di sofa besar berwarna abu-abu.

Merasa dirinya ditolak, Leo langsung menatap tajam wajah Gladys, "lo gak mau nurut?"

Tatapan intimidasi itu membuat Gladys seketika menggeleng, lalu beranjak dari duduknya dan masuk menuju kamar Leo.

Kemudian setelah masuk, Gladys dikejutkan lagi dengan kamar Leo yang berantakan. Sprei yang lepas dari kasur, badcover yang tergeletak di lantai, bantal yang sudah tidak pada tempatnya. Serta makanan ringan yang berhamburan di sofa depan tv sedang dikerumuni semut.

LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang