✿ 9 ✿

19.7K 1K 14
                                    

Ting!

Anetha tersenyum,ia mengotak Atik handphone nya dengan serius

Mereka menatap aneh anetha,apa yang dia lakukan?itulah pikiran mereka.

Ting!
Ting!
Ting!
Ting!

Mereka semua langsung menyalakan handphone masing masing saat terdengar notif.

Walaupun bingung mereka menonton vidio yang anetha kirimkan.

Selang beberapa menit tubuh mereka membeku,menatap tak percaya layar handphone

Di vidio terlihat jika ana memukul dirinya sendiri di bantu sahabat nya.

Dia juga berkata kalau ini rencana agar Naomi dan anetha di benci.

"G-GAK HIKSSS I-ITU BOHONG HIKSS..."jerit ana panik.

"Bohong?Lo gak tau di sana ada cctv ya?"ana mematung mendengar ucapan anetha

"Eh?Lo beneran gak tau?hmm...iya sih,kan gw baru pasang kemarin"ucap anetha tersenyum.

"Ana...Lo bohongin gw?"lirih Gibran bertanya dengan mata yang menatap ana penuh kekecewaan.

Ana tak menjawab,ia hanya menunduk dengan Isak tangis yang terdengar.

Ana tak bisa mengelak nya,asal nya,jika ia ketahuan,ia akan menuduh sahabat nya,jika sahabat nya lah yang menyuruh nya,tapi di vidio itu ia yang jelas jelas membuat rencana nya.

"Dahlah"ucap anetha,ia langsung menarik tangan Naomi untuk pergi

Tapi langkah nya terhenti saat melihat siluet seseorang di pintu kantin.

Ia menoleh"Johan,tolong obatin pipi naomi,gw ada urusan bentar"ucap nya langsung pergi begitu saja.

Johan hanya mengangguk pelan dengan hati yang berbunga bunga,ia langsung menarik tangan Naomi dengan lembut, dan mereka pun pergi dari sana.

Gibran langsung pergi ke luar kantin di ikuti yang lain.

Setelah mereka pergi ana langsung berlari,ia sangat malu sekaligus marah,jika seperti ini citra nya akan sedikit memburuk.

Sedangkan anetha sekarang sedang berada di taman belakang.

Suasana nya sangat sepi dan tenang,hanya sedikit orang yang pernah ke sini,katanya di sini angker jadi para siswa/i takut kalau ke sini.

Anetha menatap seorang laki laki yang sedang duduk di bawah pohon rindang itu.

tanpa ragu anetha berjalan ke sana,saat sampai ia langsung mendudukkan dirinya di sisi lelaki tampan itu.

Anetha menoleh ke sisi,ia menatap lelaki itu kagum,wajah tampan seperti pahatan yang hampir sempurna.

"Puas mengagumi honey?"anetha tersentak kaget mendengar suara itu.

Mata yang asalnya tertutup perlahan lahan terbuka dan terlihatlah mata elang yang terlihat begitu tajam dan indah sekaligus.

"E-eh...s-siapa yang mengagumi mu?"tanya anetha gugup.

"Dan... bisakah kamu berhenti memanggilku honey?kita tak memiliki hubungan apa apa"lanjut nya.

"walaupun kamu tampan,aku tak mau berpacaran dengan hantu"ucap anetha.

Lelaki itu menatap anetha tajam nan dingin,lelaki itu menggertak kan gigi nya tak suka.

"A-ares?kenapa kau menatapku seperti itu?"ada yang ingat Ares?dia lelaki yang anetha temui di rooftof.

Saat itu Naomi menyusulnya ke atas, anetha memperkenalkan Ares tapi Naomi tak melihat siapa siapa selain dirinya.

Ares juga berkata jika ia hanya hantu yang belum menyelesaikan masalah di dunia.

Ares juga menyuruh nya mengubah kosa kata jadi aku-kamu jika ia sedang bersama nya.

Ares menatap anetha dalam,tanpa aba aba ia langsung memeluk tubuh anetha erat.

Ares berbeda dengan hantu yang lain,ia tak tembus walaupun memegang sesuatu sekalipun manusia.

"Jangan berkata seperti itu anetha,aku gak suka"ucap nya dengan nada rendah.

Anetha hanya mengangguk patah patah,entah kenapa hatinya menghangat mendapat pelukan ini, pelukan ini adalah pelukan yang sangat ia rindukan,eh?kenapa ia mengucapkan hal itu?

Transmigrasi extra girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang