First meet

923 63 22
                                    

Poster luar angkasa  terpasang di dinding, dan beberapa pajangan miniatur roket dan planet terpajang di meja serta bintang bintang yang tergantung di langit-langit kamarnya.

Jam alarm menunjukan pukul setengah tujuh, yang tandanya sebentar lagi akan berbunyi, membangunkan pemuda yang masih terlelap meringkuk nyaman di bawah selimut nya yang tebal.

Pemuda itu bernama Na Jaemin, pemuda yang suka melihat bintang dan penasaran tentang banyak hal di luar angkasa.

Kring kring kring

Suara alarm itu membuat Jaemin terusik menggeliat kecil di atas ranjangnya yang minimalis. Si berwajah manis itu mengusap mata sambil menguap kecil. Tanganya terulur untuk meraih jam alarm yang berdering dan segera mematikannya.

Dia mendudukan diri di kasur dan melakukan peregangan tanganya yang terasa pegal, lalu Jaemin membuka gorden di belakangnya membuat kamarnya lebih terang dari sebelumnya.

Jaemin tersenyum kecil menampilkan giginya yang putih dan rapi, sejenak dia menatap kearah luar jendela tampak matahari yang sudah terbit.

Tok tok tok

"Jaemin? Apa kau menyetel alarm di jam setengah tuju lagi? Kau hampir terlambat!!" Suara itu sering kali di dengar Jaemin saat pagi hari. Dia adalah Luna, ibunya yang suka mengomel dan menjadi tulang rusuk keluarga yang keren menurut Jaemin.

Jaemin turun dari kasur masih belum pulih dari tidurnya karena semalam begadang untuk bermain game. "Jangan cerewet bu, aku sudah bangun" balas Jaemin.

Luna membuka pintu kamar Jaemin dan melihat putra tunggalnya masih mengenakan baju tidur dan melihat pemandangan kamar yang benar-benar kacau.

"Astaga, sudah berapa kali ku bilang jangan taruh kaus kaki sembarangan!" Omel Luna sembari mengambil kaus kaki dan baju kotor di sandaran kursi meja belajarnya.

Jaemin hanya bisa meringis lalu berjalan ke pintu kamar mandi di dalam ruangan. "Jangan mengomel nanti cepat tua" ujar jaemin langsung masuk kedalam sebelum di beri senjata seribu mulut bayangan dari Luna.

Luna menggelengkan kepala keluar dari kamar membawa baju kotor milik Jaemin. Kadang Luna hanya bisa memaklumi perilaku Jaemin, tapi entah kenapa anak itu semakin sembrono dan blak-blakan membuat Luna kewalahan.

...

Luna sudah menyiapkan sarapan, dia menyajikan nya di atas meja. Sedangkan ayah Jaemin yang bernama Jaewon, sedang menyeduh kopi di ruang makan sambil membaca koran lama.

Suara gedebug membuat kedua sepasang suami istri itu menoleh kearah anak tangga, menyadari putra tunggal mereka tergesa-gesa memakai sepatu dan membawa tas.

"Ambil sarapan mu sebelum berangkat sekolah" Ujar Luna sambil menggeleng kepala lagi lagi tidak tahan dengan perilaku Jaemin yang tidak berubah sejak masih kecil.

Jaemin menuruni anak tangga dengan langkah cepat. "Aku benar-benar sudah terlambat, ini hari awal aku sekolah setelah libur panjang" Ujar Jaemin berjalan melewati mereka begitu saja namun segera melangkah mundur untuk berpamitan dengan Luna dan Jaewon. "Aku berangkat dulu" ujar jaemin sambil berjalan keluar rumah.

Sepeda nya sudah terparkir di halaman rumah, Jaemin sudah siap menaikinya dan menggoeskan pedalnya dengan kecepatan tenaga.

Beberapa ibu-ibu dan bapak-bapak di sana menyapa Jaemin atau mengomeli nya karena membawa sepeda dengan kecepatan penuh dan ugal ugalan melewati gang gang sempit di sana.

Fate | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang