Messed 🔞

535 41 2
                                    

Seringai kesal jeno memudar di gantian oleh wajah datar saat mendengar ucapan Jaemin, kepalan tanganya memudar pun sama. Ucapan yang di katakanya seperti sabilah pisau yang menusuk ke inti hatinya.

Dia menatap kearah Jaemin, mencari kebohongan atau kepalsuan di dalamnya. "Kenapa kau mengatakan kata-kata yang bisa menyakitimu sendiri?"

Jaemin menunduk, dia pun tak ingin tapi sudah lelah dengan perilaku kasar dan posesif pria di hadapanya. Bukan masalah besar untuk membuat nya mengerti, tapi sulit di lakukan, pada dasarnya jeno itu keras kepala.

"Lebih menyakitkan jika di lanjutkan terus-menerus."

Jeno terdiam, tatapanya melembut mendengar ucapan Jaemin, tanganya yang lain terangkat untuk menangkup pipinya, ibu jarinya membelai dengan halus setiap kulit lembutnya. "Aku minta maaf, seharusnya aku tidak bertindak egois."

Tangan Jaemin terangkat sama untuk menutupi tangan Jeno yang membelai pipinya, "Jeno, aku benar-benar lelah. Aku ingin sendiri."

Pupil mata jeno menyipit mendengarnya, tanganya menegang di pipi Jaemin, dia menangkupnya dengan kencang kali ini, cukup membuat dia merintih karena sakit. "Tidak, kau akan tetap bersamaku. Aku tak akan menerima penolakan mu lagi dan lagi." Katanya.

Dia tersentak saat Jeno memcengkeram pipinya, bibirnya sedikit menonjol, "J-Jeno, apa-apaan? Setelah apa yang kau lakukan, kau bertindak kasar lagi."

Mata Jeno menyala-nyala karena emosi, cengkramanya semakin kuat di pipinya, jarinya menusuk kulitnya. "Lebih baik diam dan lakukan apa yang aku katakan."

Mata Jaemin membulat mendengarnya, dua mendorong Jeno menjauh, "Tidak mau! Kau brengsek!!!"

Tanganya mengepal saat Jaemin mendorongnya menjauh, lagi dan lagi pria itu memberontak. Dengan satu gerakan cepat Jeno menangkap pergelangan tanganya dan menariknya menuju tempatnya.

Langkah Jaemin tersandung-sandung saat mencoba melepaskan diri. "Jeno! Jangan pura-pura tuli, lepaskan aku!"

Jeno tak menghiraukan ucapanya, dia muak mendengar penolakan lagi, kali ini dia akan benar-benar menjadikan Jaemin tunduk di bawahnya dengan cara apapun.

...

Jeno memasuki kamarnya, dia mendorong Jaemin hingga tersungkur di lantai. Tentu saja itu membuat yang lebih muda tersentak, gemetar karena takut tapi tekad di matanya tak pernah padam, "Jeno! Kau bajingan, kau seorang bajingan yang egois! Kau tidak memedulikan kesejahteraan ku!!" Tudingnya.

Jeno berjalan kearahnya, berjongkok dan menarik kerahnya, "Kau harus tahu tempatmu. Aku egois, aku akan melakukan apa yang aku inginkan. Mau protes? Berbicaralah sesukamu."

Matanya melotot mendengar ucapan Jeno, dia mengepalkan tangan. Tanganya yang lebih kecil terangkat hendak menampar pipinya tapi dengan cepat jeno mencegahnya, mencengkeram pergelangan tanganya dan menjepitnya di lantai yang keras dan dingin.

Nafas Jaemin tercekat, dia tak begitu berani untuk menatap mata Jeno yang gelap karena amarah dan hasrat. "K-Kau hanya babi menjijikan yang selalu menginginkan apa yang kau inginkan sendiri!" Umpatnya sambil meludahi wajahnya.

Rahangnya mengeras, dia mengusap wajahnya dengan punggung tangan sebelum menekan tubuh jaemin ke lantai, membalikanya hingga Bend-Over dengan pergelangan tangan di cengkramanya, pipi Jaemin menempel pada lantai.

"J-Jeno, apa yang kau lakukan!"

Jeno tak mengatakan apapun, tanganya yang bebas menurunkan celana yang di kenakan Jaemin beserta dalamanya, memperlihatkan pantatnya yang telanjang di bawah tatapanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang