Can't deny🔞

859 56 29
                                    

Di pagi buta, Jaemin terbangun dari tidurnya yang lelap karena lelah. Matanya perlahan mengerjap mencoba memngingat kejadian semalam, dia bisa merasakan lengan jeno melingkari pinggangnya dengan protektiv.

Jaemin berbalik sehingga wajah mereka bertemu, jeno tampak damai dan terlelap dalam tidur. Jaemin mengatupkan rahang melihat pria itu tampak santai memeluknya.

Tanpa sepatah katapun Jaemin mendorong dada jeno menjauh darinya dengan kasar, namun Jeno malah terjatuh dari kasur membuat jaemin tersentak kaget tapi juga kegirangan.

"Shh...what the..." Jeno pun tersentak dalam tidurnya, dia segera berdiri dan menepuk tubuhnya dari debu sebelum menemukan Jaemin tengah duduk di kasur memandangnya dengan tatapan kesal dan jijik.

"K-Kau bajingan sialan! Ahh sial...Kau menjijikan!" Umpat Jaemin sambil menudingnya dengan sarkas, padahal Jaemin sama-sama menikmatinya dan tak memberontak seingat Jeno.

Tak ada respon, namun Jeno melangkah mendekat untuk mencengkeram tangan Jaemin yang menuding nya. "Bisakah kau diam?" Katanya dengan nada dingin dan memerintah.

Jaemin sedikit terkejut dengan nada bicara Jeno, seolah mutlak dan mendominasinya. Jantung Jaemin berdebar kencang saat Jeno mendekat kearahnya, tanganya gemetar di cengkramanya. "K-Kau...kau benar-benar monster, Jeno."

"Why about this? You're scared of me? Litle brat." Jeno mendekat hingga nafasnya menerpa pipi Jaemin, membuat tulang punggungnya merinding.

"You're so fucking disgusting pig!" Uampat Jaemin sambil mendorong Jeno dengan kasar hingga Jeno terlonjal ke belakang, membentur lemari bajunya dengan keras hingga dia meringis.

Mata Jaemin membelalak karena melihat Jeno menahan rasa sakit dan geraman yang keluar. "M-Maaf...aku tidak sengaja..." Jaemin turun dari kasur untuk mengulurkan tangan, mencoba meraih lenganya.

Tapi dengan cepat Jeno langsung menarik pergelangan Jaemin, membalikanya hingga Jaemin terjepit dianatarnya dan lemari membuat Jaemin terkesiap dengan gerakan tanpa peringatan tersebut.

Nafasnya tersenggal-senggal saat Jeno menjepitnya di lemari, tanganya terulur untuk mendorong dada Jeno, namun pria itu lebih dahulu memcengkeramnya dan menaruhnya di atas kepala.

"Ada apa denganmu, Jaemin? Kau selalu menyangkal bahkan di saat kau menikmatinya. Kau suka di tiduri dengan kasar, Ya?" Jeno mencondongkan wajah  untuk bebrisik, bibirnya menempel pada telinga Jaemin. "Sepertinya kau ingin mencobanya lagi...dengan posisi berbeda."

"Menyerahlah, jangan menolak ku lagi kalau kau akan berakhir menyerahkan dirimu sendiri." Lanjutnya dengan nada menuntut. Mata Jaemin berkedip dengan dada naik turun sebagai antisipasi dan kerentanana di dalam matanya.

"S-Sebaiknya jaga mulut kotormu, aku tidak akan menerimamu dengan cara kotormu, Jeno. Kau bahkan lebih menjijikan dari pada anjing dan menjilat air liurnya sendiri." Jaemin berkata dengan nada mengolok-olokanya namun suara nya terdengar bergetar karena ketakutan.

Jeno menyeringai, tanganya terangkat untuk mencengkram leher Jaemin dengan kencang hingga membuat nafasnya seperti tercekat di tenggorokan. "I'm the villain, but you're my litle victim."

Mata Jaemin berair karena tenggorokanya terasa tercekik di cengkeraman Jeno. Tanganya secara naluriah memegangi tanganya, mencoba menariknya menjauh dari lehernya. "Sebenarnya apa maumu, bajingan!!? Kau hanya terobsesi, kau aneh!!" Kata Jaemin dengan sarkas dengan nada yang lantang dan berani.

Jeno mengerang mendengarnya, dengan cepat tanganya bergeser dari leher Jaemin ke bajunya, mengangkatnya keatas memperlihatkan garis perutnya yang kencang. Jeno membuka pahanya lebar saat dia mulai menurunkan celananya sendiri, mengeluarkan miliknya yang sudah keras dan tebal.

Fate | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang