New fire

447 45 17
                                    

Sunwan melambai kearah Jaemin yang tengah jalan sendirian di lorong kelas. Senyum gadis senior itu tak luntur ketika Jaemin mendekat. Dia berjalan mendekat sambil membawa beberapa lembar kertas informasi tersebut.

Jaemin mendekat, berdiri di hadapanya dengan tinggi yang hampir menjulang. "Ah, tumben sekali rajin membagikan kertas ini. Butuh bantuan?" Kata Jaemin.

Senior itu tersenyum lalu menyikut lengan Jaemin dengan main-main. "Kau tahu saja. Kebetulan kepala sekolah menyruhku untuk membagikan kertas formulir untuk ujian minggu depan." Katanya sambil menyerahkan setengah lembaran kertas itu kearah Jaemin.

Dia meraihnya dan membacanya sebelum kembali menatap Sunwan dengan wajah malas. "Ah sial, kukira ada liburan sebelum ujian. Kupikir akan benar-benar stres memikirkanya." Jaemin mencibir membuat Sunwan tertawa.

"Hey, bukankah kau cukup pintar di pelajaran matematika. Itu peluang bukan?" Katanya dengan ucapan menggoda.

Jaemin hanya bisa tersenyum bangga, menyombongkan dirinya sendiri di depan seniornya tersebut. "Tentu saja, tapi aku tidak cukup pintar di semua pelajaran. Mungkin hanya sains dan matematika."

"Banyak peluang untuk belajar, Jaemin. Lagi pula semua temanmu punya kecerdasan masing-masing kan. Dan kau bisa belajar dari si pendek berkaca mata itu."

"Maksudmu Renjun?...Ah~sebenarnya dia orang yang agak galak, tapi aku suka menganggunya untuk masalah seperti ini. Aku akan tanyakan padanya."

Sunwan dan Jaemin saling membagikan selembar kertas kepada siswa lainya yang kebelutan melewati mereka, membagikan di setiap koridor sekolah.

Sampai di mana Jaemin melihat Jisung dari kejauhan. Jisung tampak berjalan sendiri dari lorong dengan tatapan dingin, tubuh tingginya membuatnya terlihat mencolok dari pada siswa lain, tapi Jisung terlihat suram.

Jaemin mendekat kearah Jisung, menyerahkan selembar kertas dari tanganya. Jisung mendongak menatap Jaemin yang tiba-tiba berada di hadapanya, secara naluriah matanya tak pernah lepas dari matanya.

Tanganya yang panjang meraih selembar kertas dari Jaemin, jari-jarinya menyentuh kulit tanganya. "Minggu depan akan ada ujian, kau harus mengisi formulir ini untuk mendaftar." Kata Jaemin dengan antusias.

Jisung mengangguk kecil, tatapanya tak pernah lepas dari Jaemin. Dan jantungnya berdebar bagaimana dia pertama kali berinteraksi dengan pemuda yang lebih tua darinya. Saat Jaemin berbalik, Jisung meriah lenganya dengan malu.

"Why?" Jaemin menoleh dengan alis bertaut bingung. Yang tinggi langsung menarik tanganya kembali dan mengagruh leher belakang dengan gugup.

"Kupikir aku bisa membantumu membagikan kertas itu." Ujar Jisung dengan nada dingin namun mengartikan sebuah harapan kecil untuk dekat denganya.

"Tentu saja." Balasnya dengan ramah.

Lalu mereka berdua serta Sunwan membagikan lembaran kertas tersebut, dari kelas lantai atas sampai tiga. Semua siswa tampak antusias mengambil kertas tersebut dari Jaemin dari pada Sunwan dan Jisung.

Setelah selesai membagikan beberapa kertas, mereka bertiga duduk di bangku di sisi lapangan tampak sejuk dan damai. Sunwan menangkap Jisung dan Jaemin benar-benar tidak saling berkomunikasi membuat Sunwan penasaran.

"Hey, bukankah kalian berdua teman sekelas?" Tanya Sunwan. Mereka berdua menoleh secara bersamaan sebelum akhirnya Jaemin tertawa.

Jaemin meyenggol Jisung dengan main main. "Kita memang satu kelas, tapi Jisung jarang berkomunikasi, dia pemalu." Asumsinya. Jisung tersenyum canggung mendengarnya.

Sunwan mengangguk paham, lalu gadis itu berdiri dan mengangkat tangan untuk menepuk sisi bahu mereka berdua. "Kalau begitu aku akan ke kelas, kalian mengenal satu sama lain saja." Katanya.

Fate | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang