Bel jam makam siang telah tiba. Jaemin mengemas buku-bukunya untuk dia taruh di dalam tas sebelum berdiri dan meregangkan ototnya.
Jaemin menunduk untuk melihat Jeno yang masih menjalani hukumannya untuk menulis seribu kata permohonan maaf. Sambil menyeringai kecil Jaemin bangkit dari kursinya memberi isyarat pada Haechan yang berjalan menghampirinya.
"Kau tidak makan siang?" Tanya Jaemin menatap kearah Jeno saat Haechan merangkul pundaknya.
Jeno mendongak dari buku. "Tidak untuk hari ini" Jawabnya sambil beralih kembali kearah lembaran kertas untuk kembali menulis beberapa kata lagi.
Haechan menarik pundak Jaemin dalam rangkulanya. "Ayo menggoda para gadis di kantin!" Katanya dengan semangat, Jaemin pun secara naluriah menepuk kepala Haechan membuat keduanya tertawa.
Saat mereka berdua hendak keluar dari kelas, tiba-tiba dua siswa gadis berdiri di sana dengan surat di tangan mereka. Haechan dan Jaemin saling pandang sebelum menatap kearah dua gadis tersebut.
Para gadis itu tersenyum malu sambil menyisir rambut ke belakang telinga dengan sikap manisnya. "Um, apa kau Lee Jeno siswa murid pindahan itu?" Katanya menatap kearah Jaemin dengan senyum malu.
"Bu-"
"Aku Lee Jeno, apa kau mau memberiku surat pernyataan perasaan kalian? Tentu saja aku akan menerimanya dengan senang hati untuk para penggemar tercinta ku" Potong Haechan, lagi-lagi Jaemin memukul dada Haechan cukup keras sehingga membuatnya meringis kesakitan.
Para gadis itu hanya tersenyum canggung melihatnya dan bingung. Lalu Jaemin menatap mereka, "Lee Jeno ada di dalam, bangku paling belakang. Cari saja pria yang berambut pirang" balas Jaemin.
Gadis itu mengangguk antusias dan tersenyum manis kearah Jaemin sebelum masuk kedalam. Lalu Jaemin merangkul pundak Haechan dan menyeretnya menuju kantin dengan tawa menggelegar.
...
Beberapa saat kemudian, Jeno berhasil menyelesaikan hukumanya untuk menulis permohonan maaf seribu kata. Lalu Jeno beranjak dan meletakan selembar kertas tersebut di meja guru sebelum kembali pada bangkunya.
Jeno melirik kearah surat yang di berikan oleh para gadis Beberapa waktu lalu, Jeno meraihnya dan melemparnya kedalam laci meja sebelum memutuskan untuk bersandar di kursi dan memejamkan mata sambil meletakan tanganya di belakang kepala.
Bel berbunyi para siswa berlarian masuk kedalam kelas. Dan dua pemuda yang tengah asik bercanda pun masuk kedalam kelas seperti biasah dengan tawa yang paling seru membuat para siswa di kelas menutup telinga.
Jaemin menatap Jeno yang tengah tertidur. Dia berjalan mendekat dengan main-main menggeser kursinya membuat Jeno tersentak.
"Sialan" Guman Jeno namun saat menyadari Jaemin yang melakukanya, Jeno langsung memasang wajah manis dan polosnya.
Jaemin mendengus kecil sambil menduduki kursi di sebelah Jeno sebelum melirik kearah surat di lacinya. Jaemin mengulurkan tangan untuk meraihnya dan membuka isi surat tersebut.
"Ah, dari para gadis tadi ya?" Guman Jaemin sambil membukanya dan mulai membacanya. Sesekali Jaemin tertawa membaca surat yang membuat perutnya terasa mual dan geli.
Sedangkan arah pandang Jeno mengamati bibirnya yang licin, matanya tak berkedip satu detikpun seolah tatapanya sudah terkunci. Dan Jeno menatap cara Jaemin tertawa dengan mulut yang sedikit terbuka.
"Haha, dari Xie Luan dari kelas sains untuk pangeran Jeno. Aku sudah mengagumimu sejak pertama kali bertemu dan memperhatikanmu dari kejauhan, aku penasaran denganmu dan sikap mu yang baik dan cerdas. Aku membuat surat ini untuk menyemangatimu untuk menyatakan cintaku yang sebenarnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate | Nomin
Romancebagaimana jika dia jatuh cinta dengan pemuda yang baru pertama kali dia temui dan apa itu yang di namaku takdir cinta? inilah kisah seorang laki-laki yang bernama Lee jeno mengejar cinta pertamanya dengan pemuda periang dan humoris seperti jaemin. a...