This story contains elements of adult content and dirty words as well as other acts or fetish activities during sex. Be wise in reading, minors are not allowed to read!
Haechan dan Lu Yang saling pandang mendengar dua pemuda itu cukup kompak, sedangkan Renjun sudah membayangkan apa yang terjadi selanjutnya. "Tidak, aku tidak setuju. Lagi pula pasti guru tidak akan menyetujui adegan seperti itu." Kata Renjun.
"Aku tidak bisa membayangkan jika adegan itu terjadi, mungkin Jeno akan hilang kendali seperti kejadian waktu itu."
Kejadian waktu di ruang ganti masih terbayang-bayang di pikiran Renjun. Membayangkan Jaemin dan Jeno beradegan ciuman, Renjun tidak yakin Jeno bisa mengontrol diri karena pemuda itu cukup agresif dan seperti binatang yang siap memangsa.
"Aku juga tidak mau, aku tidak ingin menjadi tokoh sebagai gadis dan memakai wig bahkan beradegan ciuman dengan manusia binatang ini." Protes Jaemin sambil melirik Jeno dengan kesal.
Yang di tuduh hanya bisa menghela nafas. "Terserah pada kalian saja, aku tidak masalah tentang itu." Kata Jeno tak acuh.
Haechan mendengus sambil merangkul pundak Jaemin dan Renjun yang kebetulan ada di sisi sampingnya. "Ayolah kawan, hanya adegan ciuman tidak membuatmu mati muda." Bujuknya.
"Lagi pula yang akan ciuman itu Jeno dan Jaemin, kenapa kau yang protes?" Lanjutnya sambil melirik kearah Renjun.
Renjun memutar bola mata malasnya, namun saat Jeno menatapnya tajam, Renjun hanya bisa menunduk sambil mengelus lehernya mengingat jeno akan mematahkan tulang lehernya jika menghalangi urusannya. "T-Terserah." Dia menyerah akhirnya.
Jeno hanya bisa menyeringai menjawabnya sambil menatap Jaemin yang dengan mencibir karena kesal dan tak terima dengan semua rencana mereka yang konyol.
"Ini hanya drama kerja kelompok, bukan pentas seni di panggung! Sialan kalian semua gila!" Umpat Jaemin.
Jeno terkekeh sambil menarik kearah baju Jaemin, menariknya mendekat dengan cengkraman tak main main seolah kain itu akan robek di tanganya sehingga Jaemin tersentak dan sedikit memiring kearahnya.
"Dengar, ini hanya drama. Di ranjang beda lagi." Bisik Jeno di telinganya, bibirnya hampir menyentuh telinganya membuat tulang punggung Jaemin merinding.
Lu Yang tiba-tiba beranjak dari duduknya sambil menatap ponsel di genggamanya. "Ah teman-teman, aku harus kembali. Aku ada urusan di luar yang harus ku selesaikan." Katanya.
Haechan tampak cemberut lantaran Lu Yang harus pergi begitu cepat. "Pura-pura sibuk padahal saat malam kau hobi menggoda janda sebelah."
Mata Lu Yang mendelik mendengarnya sebelum mengangkat kepalan tangan ke udara. "Jaga mulutmu, Haechan!"
Lainya hanya bisa tertawa melihat pertengkaran kecil kedua pemuda berkulit tan tersebut.
"Pergilah, jangan lupa untuk pakai senter ponsel agar tubuhmu tidak di telan gelapnya malam. Terkadang yang menyala hanya gigi dan matamu, saja." Ujar Jaemin membuat Lu Yang memutar matanya dengan malas.
Renjun langsung berdiri karena melihat Lu Yang hendak pergi. "Um, aku juga ingin pulang. Ibuku mencariku..." katanya dengan gugup sambil melirik kearah Lu Yang dengan malu-malu.
Haechan dan Jaemin saling pandang karena tingkah Renjun yang sedikit tersipu saat melihat Lu Yang menunggu. "Tiba-tiba?" Kata mereka berdua serempak.
Renjun mengangguk sambil berpamitan dengan mereka sebelum menyusul Lu Yang keluar dari rumah Jaemin. Renjun berjalan di belakang Lu Yang yang begitu tinggi, dia melangkah kecil di setiap jalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate | Nomin
Romancebagaimana jika dia jatuh cinta dengan pemuda yang baru pertama kali dia temui dan apa itu yang di namaku takdir cinta? inilah kisah seorang laki-laki yang bernama Lee jeno mengejar cinta pertamanya dengan pemuda periang dan humoris seperti jaemin. a...