29. IF WE MAKE IT THROUGH

326 47 1
                                    

Entah kebetulan atau bagaimana, hampir setengah hari ini Hugo selalu bertemu dengan Gemala, dan itu terjadi secara nggak disengaja. Yang pertama adalah pagi tadi, mereka datang barengan, ketika Hugo turun dari mobil, Gemala turun juga turun dari motor ojek yang mengantarnya. Mereka turun di satu tempat, yang otomatis mereka saling berpapasan.

Kedua, ketika pergi ke kantin untuk membeli minum selepas upacara, Hugo ketemu lagi sama Gemala di satu bilik toko yang sama, walaupun nggak saling sapa, mereka berdua jelas saling berkontak mata meskipun nggak bertahan lama sebab keduanya sama-sama saling menghindari.

Dan yang ketiga, kelas Gemala ada jadwal olahraga di hari Senin, otomatis semua murid kelasnya ada di luar kelas selama jam olahraga. Sewaktu Hugo keluar kelas buat ke kamar mandi buang air kecil, dia nggak sengaja lagi ketemu Gemala. Gedung TKJ dengan TKR memang berdampingan, satu menghadap ke Selatan, satu lagi menghadap ke Timur, tapi sebelumnya, mereka nggak pernah sesering itu bisa kebetulan bertemu.

Hugo sampai berprasangka, kalau dia ketemu Gemala lagi, fiks, cewek itu pasti sengaja menguntit Hugo. Walaupun sebetulnya juga kurang kerjaan banget Gemala menguntit Hugo, tapi ego Hugo berkata demikian. Bukan hal aneh mereka bisa ketemu di mana saja, mereka satu sekolah, gedung jurusan mereka juga bersebelahan, tapi sebelumnya nggak pernah begini.

Mungkin sekali-dua kali bisa berpapasan, itu pun kadang satunya lihat, satunya lagi nggak lihat, sedangkan hari ini? Terjadi tiga kali berturut-turut mereka saling kontak mata. Hugo lama-lama malah kesal, bikin dia teringat chat Gemala di instagram yang katanya salah kirim itu.

Hugo sedang berjalan sendirian di koridor setelah kembali dari kantin untuk istirahat siang, dia sudah lirik-lirik sekitar, berjaga-jaga kalau bakal papasan sama Gemala lagi. Ketika fokus berjalan sambil mengintai sekitar, Hugo tersentak ketika seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"Hugo!" Panggil orang itu, refleks membuat Hugo berbalik cepat.

"Lo sengaja—" seruan Hugo langsung tertelan ketika orang yang memanggil dan menepuk bahunya tampak terkejut dan Hugo sadar kalau orang itu bukanlah Gemala. Gara-gara terus kepikiran Gemala, suara panggilan cewek pun sampai kedengaran seperti suara Gemala di telinga Hugo.

Hugo berkedip lambat ketika cewek di depannya menatap Hugo dengan tatapan kaget. Hugo menghela napas, lalu ia berkata, "Gue nggak merasa kenal lo?"

Cewek itu pun mengulas senyum, serta-merta mengulurkan tangan kanannya. "Maka dari itu, ayo kenalan. Gue Seola."

Alis Hugo berkedut, cowok itu merasa nggak familier dengan momen seperti ini. Biasanya, Hugo yang sering flirty dan ngajakin cewek buat kenalan duluan, ketika Hugo yang diajak kenalan duluan, rasanya seperti ... aneh dan nggak biasa.

Pada waktu yang sama, mata Hugo menangkap sosok Gemala dari arah berlawanan, cewek itu berjalan bersama sahabatnya, dan untuk kesekian kali, mereka berdua berkontak mata. Gemala kelihatan heran ketika melihat Hugo berhenti di tempat bersama seorang cewek.

"Heh, Cebol," panggil Hugo ketika langkah Gemala kian dekat.

Gemala kelihatan kaget dan bingung, dia noleh ke belakang, kalau-kalau Hugo menggunakan panggilan itu pada cewek selain dirinya, tapi nggak ada siapa-siapa di belakang Gemala, jadi cewek itu bertanya. "Gue?"

Hugo melirik cewek yang bernama Seola yang masih berdiri di depannya, kemudian ia berkata, "Emang siapa di sini yang Cebol selain lo?"

Mendengar perkataan Hugo, Neza langsung emosi. "Eh jaga mulut lo ya, apa maksudnya lo ngatain temen gue—"

"Gue mau bicara sama lo," ujar Hugo cepat, mengabaikan omelan Neza, lalu pergi begitu saja, membuat Neza merasa kesal.

"HEH! GUE BELUM SELESAI NGOMONG YA!" seru Neza.

When The Sun Is ShiningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang