Gemala pikir, cowok semacam Hugo itu bisanya cuma menggertak, tapi ternyata Gemala salah, sebab kenyataannya sekarang dia betulan disamperin sama Hugo.
Cowok buaya yang sialnya ganteng itu betulan dateng samperin Gemala ke kelasnya.
Neza—sahabat dekat Gemala-yang nggak tahu apa-apa pun langsung kebingungan. Bertanya-tanya apa hubungan cowok ini dengan sahabatnya sampai-sampai dia datang ke mari? Masalahnya, dia bernyali banget cuy, dateng ke gedung kelas jurusan TKJ sendirian.
"Lo emang beneran pengen ketemu sama gue ya?" ujar Hugo membuat Neza semakin clueless, sedangkan Gemala malu setengah hidup.
Cewek berkacamata itu mendekat pada Hugo dan berseru dalam bisik, "Lo apa-apaan sih? Ngapain ke sini? Pergi nggak lo?"
Sewaktu Hugo sudah mau buka mulut buat balas ucapan Gemala, kalimat Hugo kembali tertelan gara-gara kakinya tiba-tiba diinjak sama Gemala. Hugo kontan melotot, nggak sakit, tapi dia kaget.
"Gue udah tau lo mau ngomong apa, jadi mending lo diem dan pergi dari sini." Gemala kembali berbisik, sedangkan Neza masih diam kebingungan.
Hugo tertawa miring, lalu dia mengambil langkah maju buat mendekat, spontan Gemala pun mundur. "Keren juga lo punya bakat cenayang. Gue pergi dari sini, tapi temuin gue istirahat terakhir nanti, gue tunggu di belakang parkiran. Kalau nggak, gue bakal umumin ke orang-orang dan bilang lo pacar gue."
Setelah berucap seperti itu, Hugo mengulas senyum dengan satu alisnya yang terangkat seraya menatap Gemala, lantas berlalu pergi dari sana.
"Lo habis lakuin dosa apa, Mal, sampai disamperin anak TKR?!" seru Neza setelah Hugo menghilang dari pandangan mereka.
Gemala mengerucutkan bibir dan mendesah kesal. "Gue juga nggak tau, Nez, Bencana nggak sih ini?"
"Emang kalian berdua ada masalah apa sih? Dia keliatan ... punya masalah sama lo." Neza mendelik curiga.
"Ah tau deh, ayo ke kantin aja. Gue udah laper." Gemala mematikan topik dan memilih untuk berjalan meninggalkan Neza.
Neza pun buru-buru menyusul langkah Gemala. "Mal! Ih, jawab dulu pertanyaan guee!!"
Dan ketika tiba waktunya istirahat terakhir, Gemala masih mendekam di bangkunya, novel berhalaman tebal sudah tergelar di atas meja sejak beberapa waktu yang lalu, sebab sebelum waktu istirahat tiba pun anak-anak kelasnya sudah kelayapan keluar lebih dulu dikarenakan jam kosong.
Gemala nggak ngeh sama bunyi bel tanda istirahat, dia baru sadar sewaktu ada orang yang duduk di bangku sebelahnya, Gemala pikir itu adalah Neza yang kembali dari kantin—karena Gemala masih fokus membaca dan enggan meninggalkan perhatiannya dari novel.
"Siomay titipan gue ada nggak, Nez?" Gemala mengudarakan tanya tanpa noleh ke arah orang yang dia ajak bicara.
"Au, kaga ke kantin gue." Jawaban itu kontan membuat Gemala terlonjak kaget, dia menoleh dengan ekspresi seolah barusaja melihat setan.
"L-lo ngapain ke sini?!" seru Gemala terkejut, cewek itu refleks beringsut menjauh.
"Harusnya gue yang tanya, kenapa lo masih di sini? Segitunya lo mau orang-orang tau kalau lo pacar gue?" Hugo menyeringai.
Sial. Gemala kesal dengan seringaian itu. Tapi Gemala nggak punya kalimat buat ngeles, kalau beralasan pasti dia akan dikira sengaja, padahal aslinya Gemala lupa dan nggak sadar kalau ini sudah masuk waktu istirahat siang.
"Nggak usah ge-er! Gue nggak punya waktu buat ladenin orang kayak lo. Mending lo pergi aja deh, gue lagi sibuk pelajarin materi," ujar Gemala pada akhirnya tetap membuat alasan seraya perlahan menutup dan menyeret novel yang sedang dia baca turun ke pangkuannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/327955841-288-k567375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Sun Is Shining
Ficção AdolescenteCOMPLETE ALL ABOUT RAKA'S FAMILY [ BAGIAN DARI IT CALLED LOVE, ELVANO, & RENJANA ] *** Sebab, pada dasarnya setiap insan mempunyai masa untuk bersinar. *** ❗original pict by owner; instagram, pinterest, google, etc, not mine. ❗ just fictional story...