16

392 46 1
                                    

Berlama-lama mencari bukti yang tak kunjung mendapatkan bukti, kini sudah terlewati 1 hari yang mana berarti mereka memiliki waktu hanya 2 hari, awalnya mereka senang karena akhirnya menemui salah satu murid yang terkenal dengan editannya, Zee dan teman-temannya yang lain juga mencurigai murid itu, namun saat mereka mengintrogasi murid itu, murid itu berkata kalau bukan dia yg mengeditnya.

Kekecewaan terpancar dari wajah mereka, di salah satu rooftop sekolah, Zee, Adel, Amanda, Oniel, dan juga ada Christy, Muthe, Jessi serta Olla. Mereka berkumpul untuk membicarakan misi mereka berikutnya, hingga terdengar helaan nafas panjang dari salah satu mereka.

"Kali ini otak gue udah buntu, gue gabisa mikir gimana lagi.." Ucap Adel sembari menunduk menenggelamkan kepala nya di antara kedua tangan miliknya.

Christy menatap sayu Adel, ia tiba-tiba merasa putus asa, ia berfikir mungkin tidak ada cara lain lagi untuk mencari bukti. Christy lalu menghela nafas panjang, "Gimana nih, aku juga bingung harus ngapain lagi.. apa kita nyerah aja? aku gapapa ko keluar dari sekolahan ini.." Kata Christy pilu.

Seketika itu mereka yang mendengar, menjadi kaget. Tidak percaya dengan perkataan Christy, Muthe yang mendengar itu melotot kan matanya menatap Christy.

"Ya jangan dong!! pokoknya gimana pun kita bakal cari bukti, gaada yang namanya nyerah-nyerah!" Sentak Muthe.

"Tau nih! masa langsung nyerah aja, sia-sia dong kita yang selama ini ngebelain buat mikir ide-ide biar dapet bukti!" Timpal Zee, membuat Christy menggaruk leher nya yang tak gatal, sembari menampilkan ekspresi yang merasa bersalah.

"Ya gimana lagi, kita aja 1 hari ini gak dapet-dapet bukti, jadi ya wajar lah aku nya nyerah.." Jawab Christy.

Seketika Christy mendapatkan tatapan tajam dari teman-temannya, membuat Christy tiba-tiba merasa takut dengan tatapan dari teman nya itu.

"Lo ngomong gitu lagi awas ya Chris!" Ujar Adel menyipitkan matanya menatap Christy.

"Tau nih Christy, lagian kalo lo emang gak salah pasti suatu saat nanti semua terbongkar ko, lo tenang aja." Kata Oniel seolah-ola menyakini Christy untuk tetap berjuang.

Christy hanya mengangguk anggukan kepalanya, sehingga ia menampilkan senyum tipis nya, "Iyaa, aku gajadi nyerah dehh, maaf ya, aku janji bakal tetap berjuang, tapi.. asalkan ada kalian."

Terpancar senyum hangat dari mereka, dan mengangguk kompak, dari situ mereka berjanji akan selalu membantu Christy, karena mereka tau jika Christy tidak bersalah.

Mereka tiba-tiba kembali hening, tak ada yang memulai pembicaraan. Hingga pada suatu saat Muthe tiba tiba ter ingat dengan perkataan Andre kemaren saat mereka bertemu, di tempat bakso langganan Muthe.

Pada sat itu Muthe berada di tempat penjualan bakso, sehingga tak sengaja bertemu dengan Andre. Dan pada saat itu juga Andre ngajak Muthe untuk ketaman sebentar karena ingin memberitahukan sesuatu yang penting.

Flashback.

Di sore hari, Muthe tengah berjalan menuju tempat bakso langganan nya, sambil sedikit berlari karena sudah tak sabar. Apalagi bakso langganan nya ini banyak peminat nya, sehingga Muthe harus cepat-cepat untuk membeli bakso langganannya yang sering buka sore itu.

Hingga tiba di sana, Muthe sedikit kelelahan sehingga terdengar nafas kasar dari Muthe, tetapi kembali bernafas lega saat melihat bakso langganan nya yang masih dikit pembelinya.

"Mang Joko! bakso nya satu, dibungkus ya!" Pesan Muthe, Mang Joko yang mendengar itu mengangguk cepat, "Siap! ditunggu!" Balas Mang Joko sembari tersenyum.

Muthe lalu duduk di tempat yang sudah disediakan disana, ia hanya menatap Mang Joko yang membuat bakso itu.

"Mang beli 1 dong, dibungkus aja" Ucap seorang laki-laki "Okeh mas" Jawab Mang Joko. Seketika itu Muthe menoleh ke arah laki-laki itu dan sebaliknya juga laki-laki itu menatap Muthe.

Is This Family? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang