Ting!
Pembicaraan sang guru terhenti, karena notif dari handphone milik nya sendiri berbunyi, dengan merasa penasaran ia mulai menggenggam handphone nya dan melihat Whatsapp nya, disitu tertara dengan nomor seseorang yang mengirimi dirinya sebuah vidio.
"Muthe?" ia bergumam.
Christy mendongakkan kepalanya yang tertunduk lalu menatap sang guru, tak hanya Christy melainnya mereka semua yang berada disana.
Guru itu dengan cepat membuka vidio yang dikirim Muthe kepada dirinya, dan manatap seksama vidio itu.
"Gue seneng karena lo bakal di keluarin, jadi gaada deh saingan gue buat dapetin Danial"
Mata Laura membulat sempurna, yang tadi nya menangis-nangis mengharap belas kasihan kini tersentak dengan suara yang terdengar jelas dari handphone milik guru nya sendiri.
"Pak it-"
"Diam dulu Laura." Laura seketika bungkam, ia menatap takut ke arah guru.
"Mati gue.""Dan asal lo tau, gue yang udah bikin berita tentang lo itu! karena gue gak suka sama lo! gue benci sama lo! gara-gara lo Daniel jadi gak nerima gue karena dia lebih milih lo!"
"Lo Jahat!"
"Gue ngaku gue jahat, tapi gue begini karena lo kan."
"Awas lo! gue bakal bilang sama guru-guru, kalo lo yang udah fitnah gue!"
"Hahaha.. guru mana ada yang percaya coba, lo kan gaada bukti, mau lo bersujud-sujud sama guru juga gak bakal ada yang percaya"
Vidio berakhir, wajah sang guru kini memerah ia menaruh secara perlahan handphone nya lalu menatap Laura yang bergerak takut, begitu pula Zee dengan teman-teman lain nya.
Zee kembali mendekat kepada Laura, dengan mata yang memerah dan ekspresi datar dari wajah nya, "Sialan lo! cuman karena cowo doang lo ngelakuin hal ini?!" Zee terkekeh pelan, "Bego! lo udah ngerusak nama baik adek gue bangsat!" Bentak Zee tepat berada di depan wajah Laura, Sedangkan Laura hanya diam, ia merasa takut.
"Zee!" Tegur Shani, ia tak suka jika adik nya sudah berbicara kasar, apalagi di depan banyak orang dan guru nya sendiri.
"Zee, sudah cukup!" Kini guru yang berkata hingga mau tak mau Zee menuruti nya, dan sedikit menjauh dari Laura.
Guru laki-laki itu berdiri, menghampiri Laura. Ia menampilkan wajah datar nya "Kamu benar-benar keterlaluan Laura, kamu tau tidak kalau perlakuan kamu ini gak cuman berdampak kepada nama baik Christy, tetapi juga sekolah!" Laura mengangguk pelan, ia akhirnya menangis kembali, air mata nya keluar dengan deras, kali ini bukan akting dari nya melainkan ia memang menangis.
Guru itu terdiam sejenak, ia memikirkan sesuatu hal, sehingga tak lama ia mulai berbicara, "Sebagai hukuman atas perlakuan kamu sendiri, kamu akan di skors selama 3 minggu." Final guru itu.
Laura mendongakkan kepalanya, ia menatap sendu kepada guru, lalu menggeleng cepat, "Gak pak! saya gamau!", "Harus mau! karena ini sebagai hukuman kamu, dari pada saya mengeluarkan kamu, lebih mending mana??" Laura tetap kekeh ia masih menggeleng dan memohon, tetapi sang guru tak peduli dan mulai duduk.
"Christy, mohon maaf atas ke salah pahaman saya, sebagai permintaan maaf saya, saya tidak jadi mengeluarkan kamu dari sekolahan." Guru itu tersenyum tipis.
Christy tersenyum senang, ia menatap bergantian ke teman-temannya, "Masalah kita selesai, dan bapak harap Laura tidak akan pernah melakukan hal seperti ini lagi."
"Untuk.." Guru menunjuk Shani, "Shani."
"Shani, terima kasih sudah datang ke sini, maaf jika menganggu waktu anda." Ujar guru itu, karena memang seperti nya umur guru itu tak jauh dari Shani.Shani tersenyum tipis menanggapi sang guru itu, "gak ko pak" Shani terkekeh pelan.
"Silahkan kembali ke kelas, dan Laura. Hukuman akan di mulai besok."
Setelah mengatakan itu, mereka semua mulai keluar dari sana, tak lupa dengan wajah senang dari Christy. Sedangkan Laura masih berada di ruang guru, Mereka berjalan menuju kantin, karena belum membeli apa-apa dari tadi.
"Syukur lo gajadi di keluarin Chris" Ujar Olla si sela-sela perjalanan mereka menuju kantin.
"Makanya itu, hampir aja gue udah mau nangis gara-gara Christy mau dikeluarin, kan bisa gaseru kalo gaada lo" timpal Jessi.
Adel membuang nafas kasar, "Si Laura bener-bener ya, pengen banget rasanya gue nge gampar muka tu orang, cuman gue tahan-tahan aja tadi" Kata Adel dengan wajah kesal darinya.
"Yee, gak asik lo del. Kenapa gak ikutan aja pas gue bentakin Laura tadi" Ucap Zee melirik sekilas Adel, "Gak kepikiran." Jawab Adel, membuat Zee tertawa pelan.
Saat hendak sampai menuju kantin, Christy menunjukan sifat aneh nya, sehingga mereka yang melihat itu menatap bingung, "Kenapa lo Chris?" Tanya Adel.
"Ke toilet bentar!" Christy berlari, mereka yang melihat itu menatap satu sama lain.
"Buang air kecil kali" tebak Olla membuat mereka mengangguk mengiyakan.
Christy sudah tiba di toilet, dengan nafas yang memburu ia menatap dirinya di cermin, Christy kira dirinya akan mengeluarkan darah kembali di hidungnya, teryata tidak. Tetapi ia malah merasakan nyeri di dada nya, sehingga mau mau ia harus mengambil obat nya yang berada di tas miliknya.
Usai mengambil obat dan minum milik nya, kembali lah ia berlari ke toilet, sehingga nafas nya juga semakin memburu.
Uhuk... Uhuk...
Christy menutup erat matanya, ia merasa rasa sakit yang luar biasa pada dada nya. Dengan gerakan cepat langsung saja meneguk obat milik nya.
"Hah.. hah.. sakit.." lirih Christy dengan air mata yang mulai turun.
"Ka Chika.. sakit.." Christy menatap sendu dirinya di pantulan kaca.
Christy langsung mengelap kasar air mata nya, menggunakan tisu yang sudah ia pegang tadi, sebelum kembali Christy terlebih dulu menghela nafas panjang, lalu tersenyum tipis menatap kaca.
"Gapapa Christy, kamu kuat!"
Christy perlahan berjalan keluar dari toilet, syukur tidak ada yang memasuki toilet dari tadi. Hingga kini ia akan menghampiri teman-temannya yang berada di kantin, namun sebelum itu menaruh obat milik nya terlebih dahulu.
"Lama banget?? habis ngapain?" Tanya Zee yang duduk di sebelah Christy.
"eumm, ngobrol dulu tadi pas lagi di toilet, pada nanya-nanya random gitu" Alasannya Christy, karena Christy berfikir tak mungkin juga ia jujur.
"Yakin??" Zee menatap penuh ke curigaan, entah kenapa rasanya berat untuk percaya dengan ucapan Christy.
"Iyaaa, beneran!" Christy mengangkat tangannya dan membentuk V jari nya, membuat Zee yang melihat itu tertawa, apalagi dengan wajah polos Christy.
"Malah ketawa!!" Kesal Christy
"Hahaha, ekspresi kamu lucu si!" Ujar Zee masih tertawa. hal itu tak terlewatkan oleh Adel, Oniel, Amanda, Olla, dan juga Jessi, mereka hanya menampilkan senyum tipis.
helloww
apa kabar semuaaa??
sudah lama tidak update, dikaranekan mood yang selalu tidak bagus🥰 wkwkbtw segitu dulu yaa, sekarang mikir alur baru yg bikin seru dulu karena konflik yg ini udah selesai, takut bosen/gaseru ntar bacanya hahaha😹
babay, see u all!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Is This Family?
General Fiction"Kata orang rumah ternyaman buat pulang itu keluarga, tapi pas aku pulang ko rumah nya udah berantakan?."-Chrs. "Dunia gak adil, apa ini yang namanya keluarga? aku cape, tapi gaada pilihan lain selain sabar sama keadaan."-Chk.