__
Semalaman Raya tidak pernah menutup matanya, Ia terjaga dengan posisi berbaring di sopa. Sesekali ia membalikkan kepalanya dan menatap tajam pintu berwarna putih yang berada tidak jauh dari posisinya itu. Ini sudah jam lima pagi, Kapan Manusia berjiwa iblis itu keluar dan segera membukakan pintu untuk dirinya.Raya meremas jemarinya sembari meringkuk diatas sopa. Matanya tak sengaja menatap mesin pendingin ruangan yang tertempel didinding menampilkan suhu yang sangat rendah 18°C. Betapa bodohnya dirinya yang baru menyadari suhu ruangan ini yang tidak biasa.
Raya mengepalkan tangannya, "Bajingan." Ucapnya pelan
Telinganya menangkap suara dari arah pintu, Dengan reflek Raya menutup matanya seolah-olah ia tengah tertidur.
Terlihat sosok Arlan keluar dari balik pintu, Dia berjalan perlahan kearah dapur dan menuangkan air putih ke gelas lalu meminumnya hingga kandas. Arlan berbalik dan mata tajamnya terfokus pada seseorang yang tengah tertidur diatas sopanya. Dengan langkah yang tidak menimbulkan suara dia mendekat dan menurunkan tubuhnya setengah berjongkok menatap Raya
Arlan memiringkan kepalanya, Lalu tangannya terangkat mengelus pipi yang sudah memerah karena kedinginan itu. Dia mengangkat sedikit sudut bibirnya kemudian menjentikkan jari kirinya dan otomatis suhu pendingin itu kembali normal
Raya dengan tiba-tiba membuka kelopak matanya dan langsung bersitatap dengan mata tajam orang yang sekarang berada tepat didepan mukanya, Dengan spontan ia mencoba duduk tapi sialnya kepalanya menubruk kepala Arlan"Haish sial, " Rutuknya sambil mengelus-elus keningnya yang terasa nyeri. Sumpah kepala Arlan terasa sangat keras seperti batu
Arlan diam dengan pandangan fokus menatap Raya, Ia sama sekali tidak bergerak dari posisinya dan sepertinya dia tidak merasakan sakit seperti yang Raya rasakan
Raya menatap horor Arlan yang tidak bergeming dari posisinya, Ia mencoba mendorong dada laki-laki itu supaya menjauh dari tubuhnya, Ini sangat menakutkan
"Lo ngapain sih bajingan, Minggir ngga lo!" Sentak Raya sambil memeluk tubuhnya sendiri. Sangat menyeramkan ketika ia merasakan nafas hangat Arlan menerpa permukaan wajahnya
"Kau bukan Anaraya."
Matanya membola sempurna, Arlan tau sebenarnya?
"Kau berubah, Dan saya membenci perubahan itu."
Setelah mengatakan itu, Arlan berdiri dengan pandangan yang entah mengarah kemana, "Seragammu akan segera diantar asisten kenan." Ucapnya lalu berlalu meninggalkan Raya yang hanya Mengedip-ngedipkan matanya seperti orang tolol
Raya langsung duduk dan membalikkan badan menatap pintu berwarna putih itu. Ia berlari dan langsung menggedor-gedor pintu didepannya
"BUKA WOII, GUA MAU NGOMONG SESUATU. INI PENTING." Teriaknya dari balik pintu
Pintu terbuka, Menampilkan sosok Arlan yang kini menatapnya datar dengan alis yang sedikit terangkat penuh tanda tanya
Raya mengatur nafasnya lalu menatap yakin kearah laki-laki didepannya, "Entah lo percaya atau ngga tapi sebenarnya gua bukan Anaraya asli, Gua sendiri ngga tau dia dimana. Tiba-tiba aja jiwa gua udah ada ditubuh dia." Ucap Raya mencoba menyakinkan orang didepannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Just kill me
Fantasy"Tidak ada yang dapat dipercaya didunia ini sekalipun itu dirimu sendiri." _ "Katakan pada tuhan, Gua terpontang-panting menyeimbangi takdir yang dia berikan." Dania Khumairah, Gadis ceria yang terkenal mudah naik pitam itu harus merasakan kehidupa...