Jisoo perlahan mulai terbangun dari tidurnya, ia perlahan membuka matanya dan melihat Rosé yang masih tertidur pulas.
Tangan kiri Jisoo perlahan mengelus rambut Rosé dan mengecup bibir Rosé.
"Morning, sayang.." Ucap Jisoo.
Hal tersebut membuat Rosé sedikit terusik, namun ia tetap memeluk leher Jisoo dan tetap memejamkan matanya.
"Masih mengantuk ya?" Jisoo yang tersenyum.
"Jie~" Ucap Rosé tanpa membuka matanya.
"Iya sayang?" Jisoo yang menjawab.
"Usap perutku~" Rosé yang kembali menyembunyikan wajahnya di leher Jisoo.
Hal tersebut membuat Jisoo terkekeh, ia mengusap perut Rosé, akan tetapi tidak menyentuh langsung seperti tadi malam.
Rosé yang merasakan hal tersebut berdecak sebal, ia memindahkan tangan Jisoo masuk kedalam piyama nya.
"Di sentuh, Jisoo." Rosé yang sedikit kesal.
"Hahaha, iya iya maafkan aku, sayang..." Jisoo yang terkekeh sembari mencium kepala Rosé.
Rosé kembali mencari posisi nyaman untuk tidur.
"Akhir akhir ini kamu benar benar manja sekali... Ada apa dengan mu, hm?" Jisoo yang bertanya.
"Tidak ada.." Jawab Rosé menggeleng.
"Hmmmm... Apa Rosie kecil ada di dalam?" Jisoo yang kini mengusap perut Rosé dengan jari jempol nya saja.
"Tidak..." Rosé yang kembali menggeleng.
"Benarkah?" Jisoo yang tersenyum miring.
"Tidak tau... Sayang coba usap lah dengan benarr..." Rosé yang sedikit merengut.
"Iya iya..." Jisoo yang terkekeh.
"Tapi aku rasa, di dalam benar benar ada little Rosé..." Jisoo melirik Rosé yang berada di bawahnya.
"Kenapa kamu seyakin itu?" Rosé bertanya.
"Karena perubahan sikap kamu yang sangat manja.." Ucap Jisoo.
"Hanya itu?" Tanya Rosé lagi.
"Dan sebulan yang lalu aku menyentuh mu tanpa memakai pengamanannya dan mengeluarkan nya di dalam.. Seingat ku sekitar dua atau tiga kali.." Ucapan Jisoo membuat Rosé menatap dirinya.
"K-kenapa menatap ku seperti itu, sayang?" Jisoo yang bingung.
"Tebakanmu benar.." Rosé yang kembali menyembunyikan wajahnya.
Ucapan tersebut membuat Jisoo terkejut.
"Tunggu, apa?" Jisoo yang melonggarkan pelukannya dan menatap Rosé.
"We have a baby.." Rosé menatap intens Jisoo.
"HAH?!" Jisoo yang sedikit shock.
"Dua hari yang lalu sekitar lima belas menit kamu pergi karena ada meeting, aku terbangun dan pergi ke toilet... Aku memuntahkan seluruh isi perutku karena aku mual dan kepalaku terasa sangat sakit.." Rosé bersedikap dada.
"Hey, kenapa kamu tidak mengatakan nya padaku?" Jisoo yang terduduk dan merengut.
"Shutt... Karena aku berkali-kali mual dan berkali-kali keluar masuk toilet pagi itu... Aku meminta tolong pada supir kita untuk membeli testpack... Dan hasilnya positif..." Rosé menempelkan jari telunjuk nya pada bibir Jisoo.
"Aku belum memberitahu mu karena Aku tau kamu masih sibuk dengan pekerjaan mu dan Aku tidak mau menganggu mu.. Maka dari itu Aku baru mengatakannya padamu..." Ucap Rosé saat Jisoo hendak berbicara.
"Kamu tidak mengganggu ku, sayang... Dan jika Aku tau sejak awal, Aku bisa memindahkan jadwal meeting ku di hari lain.." Ucap Jisoo yang tetap merengut.
"Aku sudah menebak hal itu jika Aku memberi tau mu... Kamu akan menunda pekerjaan mu dan aku tidak suka kamu selalu menunda pekerjaan mu karena ku, Jisoo." Rosé memutar bola mata malas.
"Iya maaf... Tapi kan kamu bisa memberitahu ku di malam hari nya.." Ucap Jisoo.
"Iya aku minta maaf... Ayo usap perutku kembali, Jie.." Rosé menarik tangan Jisoo.
Sedangkan Jisoo menurut saja, ia mengusap kembali perut Rosé. Akan tetapi dengan wajahnya yang merengut seperti anak kecil.
"Jangan merengut seperti itu, Dad.." Rosé mengecup bibir Jisoo.
"Huh..." Jisoo yang sedikit kesal, akan tetapi di sisi lain ia senang berhasil membobol pertahanan istri nya.
"Besok aku harus ke inkigayo untuk promosi.." Ucap Rosé.
"Tidak boleh.." Jisoo yang kembali merengut.
"Kenapa?" Rosé menaikkan kedua alisnya.
"Kamu sedang hamil.." Jisoo yang menggeleng.
"Aku hanya promosi Jie... Sekali kali saja dan itu rekaman... Ah, di Mnet juga..." Rosé yang tersenyum.
"Tidak.tidak.tidak." Jisoo yang menggeleng.
"Setelah itu aku hiatus dan membicarakan soal akhir kontrak ku pada perusahaan..." Rosé kembali melingkarkan kedua tangannya pada leher Jisoo.
"Tidak.." Jisoo yang kembali menggeleng.
"Ayolah daddy chu~" Rosé yang memasang wajah memelas.
"Suami aku yang paling cakep, paling baik.. Boleh ya?" Rosé mengelus rahang tegas milik Jisoo.
"Baiklah... Tapi biarkan aku ikut denganmu.." Jisoo yang menghela nafas.
"Dasar fans berat.." Rosé yang tersenyum miring.
"Tidak ada fans kamu yang seberuntung aku... Yang bisa menanam benih di Idol nya sendiri.." Ucapan Jisoo dihadiahi sentilan di dahi oleh Rosé.
"Yayaya... Sudahlah, usap perutku lagi, Jie.." Ucap Rosé.
"Call me daddy.." Jisoo yang tersenyum miring dan mengusap perut Rosé.
"Future daddy.." Ucapan Rosé membuat Jisoo merengut.
"Tanpa future nya, sayang..." Ucap Jisoo.
"my child's future daddy.." Rosé yang tersenyum miring.
"Sayang..." Jisoo yang merengek.
"CEO aku.." Rosé yang semakin menjahili Jisoo.
"Ish.." Jisoo yang berdecak sebal.
"Suami aku..." Ucap Rosé.
"Daddy sayang daddy..." Jisoo yang tetap merengut.
"Daddy nya anak aku.." Jisoo yang mendengar itu tersenyum lebar.
"Nah seperti itu.." Ucap Jisoo.
"Iya Jie..." Ucap Rosé lagi.
"Daddy." Jisoo yang mengkoreksi kalimat Rosé.
"Iya daddy chuu~" Rosé yang memutar bola mata malas sembari tersenyum miring.
"Kamu tidak boleh berhenti mengusap perut ku.." Ucap Rosé yang menyembunyikan wajahnya di leher Jisoo.
"Kenapa?" Tanya Jisoo.
"Nanti anaknya rewel.." Jawab Rosé.
"Anaknya yang rewel atau mommy nya yang rewel?" Jisoo yang tersenyum miring.
"Anak aku.." Ucap Rosé.
"Kita.." Jisoo yang mengkoreksi lagi.
"Tidak, aku.." Rosé yang menggeleng.
"Kita.." Ucap Jisoo.
"Anak aku... Aku yang hamil.." Ucap Rosé tanpa menatap Jisoo.
"Tapi anak kamu, anak aku juga karena dia benih aku yang berhasil membobol pertahanan kamu.." Ucapan Jisoo di hadiahi tepukan di punggung oleh Rosé.
"Kenapa kamu memukul ku, aku benar bukan?" Jisoo yang terkekeh.
"Diam lah.."
Vote and comment guys