"Bosannyaaaaa..."
Rosé menselonjorkan kaki kaki panjangnya ke sofa. Ia sedaritadi hanya menonton drama saja karena ia tidak memiliki jadwal apapun hari ini.
"Bahkan di luar masih hujan..." Rosé yang menatap jendela apartemennya itu.
Rosé kembali duduk dengan posisi yang bagus sembari meregangkan tubuhnya. Lalu setelahnya Rosé berjalan menuju dapur untuk membuat coklat hangat sembari membawa handphonenya.
Ia menaruh handphonenya di meja bar dapur lalu mulai membuat coklat hangat untuk dirinya.
Tak berapa lama, handphonenya bergetar tanda ada telepon masuk, membuat ia melihat siapa yang menelponnya.
Joy is calling...
"Ah, ada apa dokter ini menelfon ku..." Rosé mengambil handphonenya lalu mengangkat telepon tersebut.
"Roje apa kau di apartemen mu?"
"Yaa, aku di apartemen... Apa kau mau ke apartemen ku?"
"Hehehe... Iya... Boleh tidak?"
"Boleh, asal kau membawa Jayden juga..."
"Iya iya, aku membawanya..."
"Oke, aku menunggu mu di sini.... Sampai jumpa nanti bu dokter..."
Rosé mematikan telepon tersebut lalu kembali berjalan menuju ruang tamu nya.
Tak berapa lama Rosé duduk di sofa nya, bel apartemen berbunyi membuat Rosé langsung pergi ke pintu masuk.
"Oh, haiii jayyyyy..."
Rosé langsung mengambil anak bayi yang berada di gendongan Joy itu. Anak bayi tersebut terkikik saat Rosé mencium perutnya.
Rosé membawa bayi laki-laki berumur lima bulan itu ke ruang tamu.
"Apa kamu datang sendirian?" Rosé yang bertanya tanpa menatap Joy.
"Tidak, Wendy hanya mengantar ku karena dia ada rapat dengan college nya..." Jawab Joy yang duduk di samping Rosé.
"Apa kamu tidak ada pasien? Tumben sekali ke apartemen ku..." Rosé yang mengelus ngelus pipi Jayden.
"Tidak ada... Hari ini tidak ada jadwal ku di rumah sakit... Kau sendiri tumben sekali berada di apartemen..." Joy yang membuka mantelnya.
"Jadwal ku lagi kosong, Joy... Tidak ada event ataupun pemotretan..." Rosé menatap Joy sekilas.
"Pantas saja...." Ucap Joy.
Rosé hanya mengangguk sembari mengangkat Jayden lalu mencium perutnya.
"Jennie dan Irene sedang sibuk ya?" Tanya Joy.
"Ku rasa ya... Karena kata Irene dia ada satu kasus yang harus ia selesai kan dan lagi anaknya sedang sakit.. Jennie... Mungkin dia sedang sibuk dengan berkas berkasnya atau baby nya..." Ucap Rosé.
"Kau kapan?"
"Apanya?" Rosé yang bertanya balik.
"Punya baby, Roje..." Joy yang memutar bola mata malas.
"Kapan kapan... Jika ada yang mau dengan ku..." Ucapan Rosé itu membuat Joy menyentil telinganya.
"Hey kenapa kau menyentil telingaku..."
"Dengar Rosé park... Semua pria pasti mau menikahimu hanya saja kau terlalu pemilih, maka dari itu kau masih sendiri sampai hari ini..." Ucapan Joy itu membuat Rosé memutar bola mata malas.
"Karena mereka tidak memenuhi tipe ku.." Rosé menggidik kedua bahunya.
"Tipe mu seperti apa?"
"Baik, manis... Dan juga mau di ajak kerja sama baik ngerjain kerjaan rumah ataupun jaga anak... Simpel... Tapi tidak ada lelaki yang seperti itu... Mereka semua hanya ingin di layanin dan tidak bisa di ajak kerja sama jika mengerjakan pekerjaan rumah..." Ucap Rosé yang menoel Noel pipi Jayden.