tiga : déjà vu

2.6K 197 0
                                        

- Tidak, ini belum berakhir -

Kringgg.... kringg.....

Felix terbangun dengan terkejut, alarm di samping tempat tidurnya berbunyi nyaring, menunjukkan pukul 06:30. Nafasnya belum stabil, detak jantungnya masih berdetak kencang.

'Itu semua hanya mimpi? Kenapa terasa sangat nyata?' Kepalanya pusing memikirkan kejadian yang baru saja ia alami.

"Aw... ohooooo........" ia merintih saat menyentuh dahinya, merasakan plester yang menempel di sana.

'Jika hanya mimpi, mengapa luka yang didapat sama persis?' pikirnya, merasa bingung. Luka di dahi itu persis seperti yang ia dapatkan saat bertengkar dengan Milo, mantannya.

Felix masih bingung memahami situasi saat ini. Ia melihat sekeliling dan menyadari bahwa ruangan ini juga tampak asing baginya.

Ia tidak tahu di mana dirinya berada sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tidak tahu di mana dirinya berada sekarang

Tiba-tiba, teriakan seseorang dari luar kamar mengagetkannya, "FEYYY, TURUN SAYANG, SARAPAN!"

Mata Felix membulat kaget mendengar suara itu. Ia sangat mengenalinya...

suara sang ayah, Jonathan yang selama ini sangat dirindukannya.

"A-ayah? Apakah itu benar ayah?" Felix buru-buru bangkit dan menuju asal suara yang tadi terdengar, ruang makan lantai bawah.

***

Di sana, ia menemukan ayahnya duduk di meja makan bersama seorang laki-laki yang ia pernah temui dulu, Om Dean.

Felix tak bisa menahan rindu dan emosinya ketika melihat sosok yang sangat ia rindukan. Dengan cepat, ia menghampiri Jonathan, memeluknya erat-erat, dan air matanya tak tertahan mengalir di pipinya.

"Loh.. sayangnya ayah kenapa nangis? ada masalah di sekolah Fey?" bingung jonathan mendapatkan perlakuan tiba-tiba dari anaknya. Ia melirik Dean dengan tatapan yang penuh pertanyaan.

Dean kemudian mendekat dan mengelus lembut surai rambut Felix. "Fey, sayang, kalau ada masalah, kamu bisa cerita sama kami. Terutama sama ayah kamu. Kami sayang banget sama kamu. Kalau kami lihat kamu terluka dan sedih, hati kami juga ikut sakit."

Felix melepaskan pelukannya dari Jonathan dan memandang Dean dengan penuh perasaan. Kedua mata mereka saling bertemu, namun tatapan tersebut sulit diartikan.

Dia adalah orang yang sangat dicintai ayahnya, sampai saat Felix yang mengusirnya sendiri membuat ayahnya frustasi dan meninggalkannya..

-

ℝ𝕖𝕥𝕦𝕣𝕟𝕚𝕟𝕘 𝕥𝕙𝕖 𝕔𝕠𝕣𝕣𝕖𝕔𝕥 𝕞𝕚𝕤𝕥𝕒𝕜𝕖𝕤 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang