dua : terimakasih

2.6K 193 2
                                        

Sebelumnya :

"Astaga Fey, muka lo kenapa?" tanya Garreth dengan nada cemas, ia mendekatkan diri untuk melihat lebih jelas.

Felix tak menjawab, masih beradu dengan pikirannya...

'Hhhhhh,' Garreth menghela napas panjang.

Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berdiri dan pergi meninggalkan Felix sendirian di kursi itu. Felix tetap diam, merasakan kesepian yang semakin mencekam di tengah malam yang dingin itu.

***

Dengan pikiran yang masih kosong, Felix mulai menghabiskan makanan yang ia beli tadi. Tak terasa, lelehan air mata kembali muncul ketika mengingat keputusasaannya dan tindakan yang akan ia lakukan setelah ini.

Matanya tertutup, merasakan sakit yang tak kunjung hilang. 'Dirinya sangat putus asa dan hancur' itu yang ia rasakan.

"Sshhh," rintih Felix, merasakan perih di bagian dahinya.

Secara refleks, Felix hendak memegang lukanya, tetapi tangannya malah ditahan oleh seseorang. Dengan mata yang masih berkaca-kaca, Felix membuka mata dan melihat siapa yang sedang memegang tangannya saat ini. Ia menemukan Garreth kembali dengan beberapa barang dan sedang mengobati lukanya.

Mata mereka bertemu, Garreth menatap Felix dengan mata penuh keprihatinan. "Diam, Fey. Jangan gerak," ujar Garreth tegas sambil meraih plaster dan antiseptik. Felix yang disuruh diam pun menurut, membiarkan Garreth merawat lukanya.

Garreth membersihkan darah kering dari dahi Felix dengan hati-hati, setiap gerakan penuh perhatian. Sementara itu, Felix merasakan campuran rasa sakit dan ketenangan. Sakit dari lukanya dan ketenangan dari sentuhan lembut Garreth yang seolah memberi harapan.

Ketika sudah selesai, Garreth berkata, "Oke, sudah," sambil merapikan obat-obatan yang dia bawa.

Felix menatap Garreth dengan tatapan bingung dan penuh air mata. "Gary, kok lu baik sama gue?" Akhirnya, perkataan yang terus menghantui pikirannya sedari tadi.

 "Gary, kok lu baik sama gue?" Akhirnya, perkataan yang terus menghantui pikirannya sedari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Bukannya hal yang gue lakuin sekarang itu normal ya?'

Tiba-tiba Garreth teringat kelakuannya dulu yang sering menjahili Felix, membuat salah paham dan terkesan seperti seorang pembully. Jika bisa jujur, Garreth sebenarnya sempat menyukai orang di depannya ini.

Felix adalah cinta pertamanya yang harus pupus karena Felix sendiri memiliki kekasih, Milo, yang merupakan teman Garreth juga

"Hmmm biar gue tebak, lo masih takut ya sama gue?" Garreth mencoba membuka percakapan dengan nada santai.

Felix tidak menjawab, hanya menatap Garreth dengan pandangan ragu.

ℝ𝕖𝕥𝕦𝕣𝕟𝕚𝕟𝕘 𝕥𝕙𝕖 𝕔𝕠𝕣𝕣𝕖𝕔𝕥 𝕞𝕚𝕤𝕥𝕒𝕜𝕖𝕤 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang