delapan : trauma

2K 147 10
                                        

Keesokannya

Milo menarik tangan Felix dengan kasar, Felix berusaha melepaskan cengkraman tangan Milo padanya. Semakin Felix mencoba melepas, semakin kuat Milo mencengkramnya.

Di saat seperti ini, Felix hanya bisa berharap Garreth segera datang dan menolongnya.

Milo menyeret Felix sampai ke belakang sekolah yang sepi. Di sana, ia mendorong Felix dan mengunci mereka berdua.

"Fey, lo kenapa sih? Gue ada salah? Bilang, jangan ngehindarin gue!!" Milo mencengkram kedua bahu Felix, mensejajarkan wajahnya bicara dengan Felix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fey, lo kenapa sih? Gue ada salah? Bilang, jangan ngehindarin gue!!" Milo mencengkram kedua bahu Felix, mensejajarkan wajahnya bicara dengan Felix. Jarak mereka berdua sangat dekat.

Felix berusaha melepaskan pegangan Milo pada bahunya dan mendorongnya agar menjauh. "Apa sih, Milo? Gue gak ada ya, ngehindarin lo," jawab Felix sambil mengelus bahunya yang terasa sakit akibat cengkraman Milo.

"Tuh, lo aja gak mau gue sentuh," Milo kembali mendekat ke arah Felix. "Otak lo dicuci ya sama Garreth?"

Felix menatap tajam ke arah Milo. "Lo kok jadi bawa-bawa Garreth?"

Milo tersenyum mengejek. "Lo dulu gak pernah nolak gue, Fey! Bahkan sekarang sikap lo berubah banget, lo makin akrab ya sama dia? Kembaliin Felix gue yang dulu!" Milo menggoyangkan tubuh Felix dengan kuat.

"Gue gak suka!!" Milo sangat marah karena dia sudah lama menyukai Felix. Felix sendiri malah dekat dengan cowok lain.

"Terus apa hubungannya sama gue?!" balas Felix keras, tak mau kalah dengan Milo yang masih berusaha menjauhi cowok itu.

"Lo gak ngerti-ngerti ya? Gue suka sama lo," Milo masih dengan nada tingginya.

"Tapi gue gak!! Apa hak lo maksa-maksa?" jawab Felix.

Mendapat penolakan, Milo malah tertawa dan semakin mendekatkan dirinya pada Felix. Membisikkan sesuatu di telinganya, "Kalau gue gak bisa, orang lain juga gak bisa." Kemudian, ia langsung memeluk Felix dengan sangat kuat.

"Enggak, lepasin!! Milo, jangan gini, gue takut anjing!"

"Tolong... Tolong..."

Bel masuk telah berbunyi, Garreth melihat kursi Felix sudah ada barang-barang miliknya di sana, tapi anak itu malah tidak ada. Kursi milik Milo juga kosong. Perasaan Garreth mulai khawatir, ia meninggalkan kelas dan mulai mencari Felix.

"Wah gak bener ini," Garreth curiga.

Sedari tadi Garreth berlari mencari Felix sembari sesekali memanggil namanya.

"Tolong... Tolong..." teriakan samar-samar yang Garreth dengar dari dalam gudang.

'Krett...' bunyi sobekan baju milik Felix akibat ulah Milo.

ℝ𝕖𝕥𝕦𝕣𝕟𝕚𝕟𝕘 𝕥𝕙𝕖 𝕔𝕠𝕣𝕣𝕖𝕔𝕥 𝕞𝕚𝕤𝕥𝕒𝕜𝕖𝕤 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang