Tiga tahun berlalu. Tidak banyak yang berubah dari kehidupan Shayra dan Arshan bersama anak-anak mereka. Kecuali, rumah keluarga mereka yang sekarang hanya mereka tempati berlima saja-ditambah beberapa asisten rumah tangga, sopir, satpam, dan tukang kebun.
Aryan dan Mahira, kedua orang tua Arshan itu memutuskan untuk menetap di desa tempat tinggal Mahira dulu. Bukannya tidak ingin berkumpul bersama anak dan cucu, mereka hanya ingin menghabiskan masa tua dengan hidup tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota. Jika mereka merindukan anak-anak dan para cucunya, mereka akan langsung datang tanpa harus menunggu libur panjang atau hari besar. Mereka pun tidak perlu lagi memikirkan soal bisnis dan lainnya, karena semua itu sudah diserahkan pada kedua putranya.
Lalu Arhaan dan Zarina, kakak dan kakak ipar Arshan itu tinggal di luar negeri bersama anak-anak mereka sejak dua tahun lalu. Itu dilakukan Arhaan untuk mempermudah dirinya dalam mengurus bisnis yang ia rintis di luar negeri.
Ya, alih-alih menggantikan posisi Ayahnya di perusahaan, Arhaan lebih tertarik untuk membangun bisnisnya sendiri. Pilihannya pun jatuh pada bisnis kuliner, di mana dia sekarang sudah memiliki restoran dengan beberapa cabang di luar negeri.
Posisi Aryan di perusahaan keluarga pun tentu saja digantikan Arshan, karena sejak dulu Arshan-lah yang paling tertarik untuk meneruskan apa yang sudah ayahnya bangun. Arhaan sama sekali tidak keberatan, justru dia senang, sebab dia juga tidak terlalu tertarik mengurus perusahaan itu.
"Kenapa kau menjemputku, Shayra? Kan aku sudah bawa mobil sendiri."
Shayra, yang saat ini menyetir di sebelah Arshan, cengengesan. Arshan memang selalu pulang tepat waktu, tapi sekarang Shayra merasa tidak sabar untuk bertemu suaminya itu hingga memutuskan untuk menjemputnya di kantor.
"Ada yang ingin aku katakan padamu, Arshan, dan aku sudah tidak tahan lagi. Soal mobilmu, biarkan saja diparkir di kantor. Tidak akan hilang juga," kata Shayra.
Arshan menghela napas pasrah. "Baiklah. Sekarang katakan, apa yang membuatmu sangat tidak sabar itu?"
Wajah tersenyum Shayra berubah datar dan dia mendengus. "Aku ingin memindahkan sekolah anak-anak," ujarnya.
"Apa?!" pekik Arshan terkejut bukan main. "Kau ... kau serius, kan? Kau tidak bercanda? Dalam rangka apa kau akhirnya membuat keputusan itu?" cecarnya hampir tak percaya.
Shayra mendengus, lagi. "Tentu saja karena putrimu yang seperti preman itu terus-terusan berulah. Kau tahu? Tadi dia bertengkar lagi dan membuat gigi Prince patah," jelasnya.
Arshan sebenarnya ingin tertawa, tetapi sebisa mungkin ia tahan agar Shayra tidak menendangnya dari mobil yang sedang melaju kencang ini.
Sejak pertama kali anak-anak itu masuk SD, Shayra bersikeras membuat Shanna dan Advika satu sekolah dengan anak-anak Kavi. Shayra ingin anak-anak itu bersahabat seperti dia yang bersahabat dengan Kavi, mengabaikan fakta bahwa keempat anak itu hampir tidak bisa akur.
Hal itulah yang membuat Arshan tidak setuju dengan ide Shayra. Namun, tentu saja suaranya kalah. Jadi, terpaksa dia harus mengalah dan menuruti apa pun keputusan Shayra.
"Arshan!" jerit Shayra sedikit kesal, karena alih-alih meresponsnya, pria itu malah melamun. "Kenapa kau melamun? Bagaimana menurutmu?"
"Ya, ya, tentu saja. Lakukan saja kalau itu keputusan terbaik," ujar Arshan masih dengan senyum yang ditahan.
"Oke. Aku juga sudah mendaftarkan mereka," kata Shayra.
"Oke." Arshan mengangguk-angguk. "Oh, ya, kau mendaftarkan mereka di mana? Apa Kaluna juga kau pindahkan sekolahnya?"
"Di sekolahku dan Kavi dulu. Dan soal Kaluna, untuk apa memindahkannya juga? Dia dan Vihan akur-akur saja," jawab Shayra.
Selain Shanna dan Advika, Arshan dan Shayra juga punya putri yang lain: Kaluna. Putri sulung Arshan itu sekarang sudah kelas 10, satu kelas dengan keponakan Kavi yang lainnya, Vihan. Tidak seperti kedua adiknya, mereka berdua sangat akur dan berteman baik. Sifat mereka yang mirip adalah salah satu penyebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ends
RomanceKehilangan suami dan dua anak sekaligus, bagaimana rasanya? Demi mencari Kaluna yang kabur, Shayra yang sangat panik tak mau mendengarkan Arshan dan memutuskan langsung mencari Kaluna bersama kedua putrinya yang lain, Shannara dan Advika. Kaluna b...