[REQ]
*-*
Setelah menyelesaikan tour nya di Indonesia, kini Shani tengah berlibur dan kini ia berada di kota kelahiran nya.
Dan dirinya saat ini tengah mencari sebuah warung makan yang direkomendasikan ibu nya.
Langit yang mulai nampak mendung membuat Shani mempercepat langkah nya, namun saat dirinya belum sampai, hujan sudah turun.
Ia menghela nafas, untung nya ia berteduh di depan toko roti, jadi ia memutuskan untuk masuk.
Shani kemudian memilih beberapa roti untuk di bawa pulang serta 2 buah untuk dirinya makan di tempat.
Dirinya juga memesan hot latte.
Namun ada aneh pada dirinya ketika tanpa sengaja menatap kedua mata gadis kasir, debaran pada dadanya terasa lebih kencang, seperti ada sesuatu yang menggelitik perut nya hingga kuping nya memerah.
"maaf, kak?"
Shani dengan cepat menarik nafas lebih dalam lalu menghembuskan nya.
"T-terima kasih" ucap Shani sembari mengambil uang kembalian serta kopi nya.
Si kasir hanya menatap bingung pelanggan nya.
Di dalam toko roti hanya ada Shani dan si gadis kasir.
Membuat suasana lebih sunyi dan didominasi oleh suara rintikan hujan di luar.
Shani memilih duduk di dekat jendela, untuk menikmati suasana sekitar.
Ia masih bingung dengan hal yang terjadi pada nya barusan.
Wanita itu terus mencuri pandang pada si gadis kasir.
Dan dengan cepat membuang pandangan nya ketika gadis kasir itu ikut menatap nya.
Ia mulai menikmati roti dan kopinya namun Shani tetap melirik ke arah sang kasir.
Hingga tanpa sadar makanan nya habis, hujan pun sudah reda.
Shani menghela nafas, ada rasa kecewa yang timbul.
Sampai sebuah ide muncul di benak nya.
Ia kembali berjalan menuju meja kasir dan nampak si gadis kasir sedang bermain dengan ponsel nya.
"permisi"
"ya? ada yang bisa dibantu kak?"
"boleh minta nomor telefon nya?"
Gadis kasir mengangguk lalu mengeluarkan sebuah kartu nama dan memberikan nya pada Shani.
"kalau kakak punya komentar positif bisa dikirimkan lewat nomor perusahaan itu ya"
Shani terdiam, dalam hati nya wanita itu menghela nafas berkali-kali.
"m-maksud saya no-"
Gadis kasir memotong ucapan Shani.
"maaf kak, saya salah maksud ya" dan ia memberikan satu buah kartu nama lagi.
"kakak butuh nomor layanan antar kita ya, maaf ya kak, semoga membantu"
Shani menghela nafas lalu tersenyum dan meninggalkan toko roti dengan perasaan yang membuat nya ingin tertawa.
'ingin meminta nomor ponsel nya saja kamu tidak bisa'
Dengan membawa sekantung roti, Shani meneruskan perjalanan nya hingga tiba di warung makan incaran nya.
Shani memilih untuk membawa pulang untuk makan sore hari nanti.