Die For You 😍

269 31 24
                                    

Sepasang kaki jenjang menyusuri lorong fakultas sedikit terburu-buru, deru nafas yang sedikit cepat menandakan si pelari itu sedang panik. Kini hanya ada satu tempat yang bisa dia tuju. Kantin.

"Hahh.. hahh.. Hyuck! Untung lu disini. Bantuin gua Hyuck, buruan!" Seru lelaki itu setelah dirinya sampai di kantin fakultas dan menangkap sosok sang teman yang sudah lama dikenal nya. Kini pemuda itu bisa sedikit bernafas lega, setidaknya.

"Bantuin apaan? Ngomong yang jelas! Jangan main buru buru aja lu!" Jawab orang yang dipanggil Hyuck tadi merasa bingung dan juga sedikit kesal. Pasalnya dia ini baru saja mendudukkan dirinya dengan nyaman di salah satu meja kantin ditemani semangkuk makanan berkuahnya yang terlihat menggiurkan itu, baru saja akan melakukan suapan pertama tapi bahu nya lebih dulu ditepuk dengan tidak santainya oleh si pria barusan.

"Dia ngejar ngejar gua lagi anjing! Bentar lagi dia nemuin gua pasti nih. Lu bantu usir kek atau apa kek ya, please Hyuck!" Si pemuda itu berujar dengan memelas, mengharapkan bantuan dari sang teman. Namun sayang, belum sempat temannya itu mencerna ucapannya, sebuah teriakan nyaring membuat atensi keduanya bahkan hampir seluruh manusia yang berada di kantin teralihkan.

"NA JAEMIN!"

Sial, pemuda pemilik nama Na Jaemin itu menghela nafas frustasinya, ah dia terlambat menghindari dirinya sendiri dari orang itu, lagi.

"Lu kok gua panggil panggilin malah lari si?! kan jadinya gua harus lari larian demi bisa ngobrol doang sama lu." Ujar manusia yang tadi baru saja meneriakkan namanya dengan sangat keras bak toa masjid yang hingga bisa didengar seantero kantin.

"Gua ada perlu ama Donghyuck soalnya, Yang, hehe." Na Jaemin menggaruk tengkuknya dengan canggung, bagaimana caranya agar dia bisa segera pergi dari sana?! Tolong!

Mata lawan bicaranya itu memicing curiga, Jaemin yang sejak awal sudah panik, kini merasa lebih panik lagi dibuatnya, dengan segera Jaemin menyenggol lengan Donghyuck, berharap temannya ini bisa membantunya yang serasa sedang berada di tepi jurang.

"A-ah iya, Yang, bener, dia mau balikin buku jurnal gua tadi, haha." Tawa yang canggung.. Demi apapun Donghyuck sudah berusaha keras memikirkan alasan apa yang sekiranya masuk akal, dan itulah yang bisa Donghyuck pikirkan saat ini!

Dalam diam Jaemin bernafas lega, diam diam ia berterimakasih kepada temannya karena setidaknya dia sudah membantu sedikit. Yah kini Jaemin jadi tidak perlu lagi merasa takut sendirian:)

"Oh.. Yaudah lah. Btw gua mau ngomong sesuatu nih Jaem, kelas kita tadi kan dikasih tugas kelompok isinya dua orang ya, lu sekelompok ama gua donggg, terus abis kelas terakhir hari ini kita langsung ngerjain tugasnya di kafe gimana?"

Itudia. Itudia salah satu hal yang sangat Jaemin hindari, satu kelompok dengan si manusia satu itu yang hobinya mengejar ngejar dirinya tanpa kenal lelah. Jaemin heran, sudah berkali kali ia menolak lelaki itu mentah mentah, tapi entah terbuat dari apa hatinya sehingga membuat orang itu masih saja tidak putus asa untuk mengejarnya. Tidak habis pikir, sungguh..

"Eh, Yangyang, sorry banget nih gua nyela, tapi bukannya Jaemin udah satu kelompok sama ceweknya ya?" Celetuk Donghyuck tanpa Jaemin minta. Kini tiba tiba saja semuanya berubah hening, suara berisik orang orang yang berada di kantin pun seolah menghilang begitu saja hanya karena celetukan yang dilontarkan Donghyuck satu itu.

Si pemuda bernama Yangyang itu kini hanya bisa membisu, tidak tahu harus merespon apa dan juga tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ini adalah salah satu fakta yang sangat mengejutkan lagi menyedihkan untuknya.

"Ceweknya? Jaemin.. udah punya cewek?" Tanya Yangyang dengan suara lesu yang amat sangat kentara. Donghyuck merasa sedikit bersalah sejujurnya karena membuat pemuda kecil di hadapannya itu sedih, tapi Donghyuck tidak terpikirkan apapun lagi untuk menyelamatkan sang teman.

1001 [Jaemyang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang