6

693 48 0
                                    

Typo berterbangan ‼️



HAPPY READING GUYS!!
°
°
°

✩✩✩

Bel istirahat sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, namun tiga orang bersahabat ini masih setia pada bangkunya di dalam kelas.

"Ayo ke kantin, gue udah laper nih" ajak Angelia yang di angguki oleh Vellyne dan Chintia.

Mereka bertiga berjalan beriringan menuju kantin. Di setiap jalan yang mereka langkahi pasti ada bisikan yang menunjukkan rasa benci, namun mereka hanya menanggapinya dengan tatapan datar, kecuali Chintia menatap siswa yang berbisik-bisik dengan tatapan permusuhan.

"Bisanya cuma bisik-bisik kayak setan" ucap Chintia dengan lantang di barengi nada ketus membuat para siswa yang merasa tersinggung menjadi kikuk.

Vellyne dan Angelia hanya menatap datar para siswa itu, mereka melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

"Semua meja penuh, gimana nih ngel?" tanya Chintia.

Angelia mengedarkan pandangannya pada penjuru kantin, berharap ada bangku kosong yang bisa mereka tempati.

"Kita gabung sama Kenan aja yuk, disana masih kosong tuh" Angelia langsung menarik tangan kedua sahabatnya menuju meja yang di tampati Kenan dkk.

"Kita ikut gabung yah, soalnya udah gaada tempat kosong lagi" ketiga gadis itu langsung menduduki kursi yang masih tersedia disana.

Vellyne melihat satu persatu orang di mejanya. Tatapannya berhenti pada seorang gadis yang menatap mereka dengan tatapan yang di polos poloskan.

'Ah, sang protagonis wanita. eumm kok kayak ppb ya"

"Ngapain lo duduk disini, ngerusak suasana tau gak!" sinis pemuda bername tag Revan.

Pandangan Vellyne teralihkan kepada Revan yang menatap tak suka pada Angelia, sedangkan Angelia menatap penuh binar kepada Kenan yang sedang fokus pada benda pipih di tangannya.

Revan yang merasa terabaikan sekarang merasa geram kepada Angelia, ia belum pernah yang namanya 'ter-abaikan'.

BRAKK

Suara gebrakan meja yang di timbulkan oleh Revan membuat atensi semua orang yang ada di kantin mengarah pada mereka, dan seketika kantin yang tadinya ramai sekarang sepi bak kuburan.

"Beraninya lo duduk disini tanpa izin!" Revan mulai tersulut emosi hanya karena diabaikan. dasar cowok!

"Apaan sih, cuma karena gue duduk disini lo kebakaran jenggot. Gak usah alay deh lo!" Angelia memberikan pemuda itu tatapan sinis.

"Lagian juga gue nggak ganggu lo sama sekali tuh, keliatan banget lo nyari masalah sama gue" lanjutnya.

Wajah Revan kini sudah memerah menahan amarah dan malu secara bersamaan.

"Lo duduk disini pasti mau gangguin Larissa, 'kan?!" ucap Revan dengan nada yang membentak.

"Gak usah nuduh temen gue, lo. Emang lo liat temen gue ganggu tuh cewek? kagak 'kan, jadi mending diem deh daripada malu!" ujar Chintia dengan nada cemprengnya yang membuat Revan tambah malu.

'Shh.. Meskipun telinga gue sakit dengernya, tapi gue suka keributan' Batin Vellyne.Ah, lebih tepatnya Zellyn.

Vellyne yang melihat pertengkaran itu hanya melihatnya dengan tatapan malas, namun hatinya bersorak gembira karna ia benar benar melihat pertunjukan yang sangat, wow!

Aku Bukan Vellyne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang