12

578 42 0
                                    

Typo berterbangan‼️



HAPPY READING GUYS!!
°
°
°

Para anak remaja berseragam sekolahan khas Liberty kini sudah pergi menjauh dari pekarangan sekolah. Saat ini adalah waktunya para warga sekolah pulang menuju rumahnya masing-masing.

Salah satu gadis SMA yang sedari tadi mencak-mencak tidak jelas membuat orang-orang yang melihatnya dengan tatapan iba.

"Ck! kalo tau gini mending tadi gue bareng Angelia"

"Masa gue harus jalan kaki, males banget anjir mana jauh"

Dirinya kesal lantaran tidak ada yang menjemput. Sopirnya tidak bisa menjemput di karenakan ban mobil sang majikan mendadak pecah di jalan, sedangkan orang rumah tidak ada yang bisa di hubungi.

"Arghh ya tuhan jangan siksa hamba seperti ini" dramatis nya.

Dengan terpaksa dirinya harus berjalan kaki. Ingin menaiki angkutan umum tapi uangnya sudah habis. Sungguh hari yang sial bagi Vellyne.

Saat beberapa langkah kemudian, tiba-tiba otak cantiknya seperti mendapatkan cahaya ilahi dari sang maha kuasa. Ia mulai merogoh saku rok abu-abunya, tangannya mengambil benda yang ia butuhkan saat ini.

Jari tangan lentiknya menekan beberapa ikon yang terdapat di dalam handphone. Ibu jarinya berhenti bergerak saat sudah menekan tombol bergambar telepon genggam.

Tak menunggu waktu yang lama, seseorang mengangkat panggilan darinya.

"Hallo"

"Gak usah ngomong dulu, sekarang jemput gue"

"..."

"Gue ada di deket lingkungan sekolah. Cepetan, gue tunggu. Jangan ngaret."

Dengan tidak sopannya Vellyne penutup panggilan secara sepihak tanpa mengucapkan terimakasih atau apapun itu.

Saat ini dirinya sedang menunggu seseorang untuk menjemputnya. Dirinya duduk di bawah pohon rindang sembari mengayunkan kedua kakinya yang tidak menyentuh permukaan tanah.

Beberapa menit menunggu akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu telah sampai. Vellyne mendekati pemuda seusianya yang duduk di atas motor sport hitam yang sangat keren menurutnya.

"Akhirnya lo dateng juga, makasih loh udah baik mau jemput tuan putri ini" Vellyne cengengesan sendiri jadinya.

Pemuda itu hanya mengangguk dan tersenyum di balik helm full face. Lalu ia memberikan helm untuk Vellyne.

Namun si gadis hanya diam tanpa berniat untuk menerima uluran helm yang di berikan oleh pemuda itu.

"Pakein dong"

Dengan hati berdebar pemuda itu mulai memasangkan pengaman kepala yang di sebut helm kepada Vellyne.

Setelah helm terpasang sempurna pada kepala bulat si gadis. Motor mulai melaju meninggalkan tempat itu.

"Gue boleh ikut ke markas lo gak? gue belum pernah kesana. Boleh ya? boleh dong" pinta Vellyne.

"Tumben?"

"Gue gak boleh dateng ke markas tunangan sendiri?

"Lo gak mau ya gue kesana? yaudah deh gak jadi." Vellyne pura-pura ngambek sekarang guys.

Mendengar perkataan Vellyne, roda motor yang tadinya berputar kini berhenti. Kepala pemuda itu berbalik menghadap gadis yang saat ini sedang merajuk.

"Bukan itu maksud aku. Kamu boleh datang kapanpun kamu mau kok. Tapi ya aku heran aja gitu mendadak kamu mau datang ke markas"

Aku Bukan Vellyne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang