9

608 35 0
                                    

Typo berterbangan‼️



HAPPY READING GUYS!!
°
°
°


Malam berganti menjadi pagi. Semua orang bersemangat untuk memulai hari baru. Tapi tidak dengan seorang gadis yang masih tertidur pulas di dalam selimut.

Tok Tok Tok

"Astaga vell. Kamu tidur atau simulasi mati sih! cepet bangun udah pagi. Dasar kebo, bangun cepetan!" ketukan tidak ramah dari Arsen membangunkan Vellyne dengan tidak aesthetic nya. Muka bantal dan jantung yang berdetak kencang membuatnya terkejut.

"Iya iya ini udah bangun!!" teriakan Vellyne membuat Arsen mengelus dada ratanya.

"Cepetan atau abang tinggal" setelah itu Arsen menuruni tangga meninggalkan Vellyne yang sedari tadi menggerutu tak jelas di kamar mandi.

Saat sampai di anak tangga terakhir. Pemandangan yang pertama kali di lihat oleh Arsen adalah pria jangkung berseragam SMA yang sedang berbincang dengan Seina ibunya.

"Eh kamu udah turun. Loh kok, mana Vellyne nya bang?" tanya Seina.

"Vellyne baru bangun Bun, mungkin sekarang lagi mandi" Arsen berjalan mendekati kearah dua orang berbeda umur itu.

"Tumben lo kesini pagi-pagi" ucap Arsen dan memberikan tos ala laki-laki kepada Xavier.

Ya. dia adalah Xavier. Teman sekaligus sahabat Arsen dan juga tunangan adiknya.

"Mama yang nyuruh Xavier datang kesini, udah lama dia gak kesini kan" ucapan Seina hanya di angguki dengan sopan oleh sang empu.

"Mamaaa aku gak sarapan dirumah yah. Nanti aku sarapan di sekolah aja soalnya takut telat" ujar si bungsu yang berjalan dengan sedikit berlari kecil dari arah tangga.

"Hati-hati vell nanti jatuh" teguran dari Seina membuat langkah Vellyne menjadi lebih normal.

"Hehe maaf maaf, aku berangkat sekarang aja ya m-" ucapannya terhenti ketika pandangannya melihat kearah pemuda yang akhir-akhir ini terus berputar di kepalanya.

"Kenapa dia ada disini?" tanya Vellyne yang salah di artikan oleh ketiga orang disana.

"Vell gak boleh gitu, Mau sampai kapan kamu kayak gini. Inget vell dia itu tunangan kamu yang nantinya jadi calon suami kamu"

Mereka mengira bahwa Vellyne tidak menyukai kehadiran Xavier. Itu memang benar tapi hanya berlaku untuk Vellyne asli.

"Tapi aku cuma na-" ucapan Vellyne terpotong saat Seina membuka suaranya lagi.

"Mama nyuruh Xavier buat berangkat bareng kamu"

"Mama juga gak nerima penolakan dari kamu." Seina kembali berucap saat Vellyne hendak membuka suara.

"Gak apa-apa tante jika Vellyne gak mau bareng saya. Saya tidak mau merusak moodnya di pagi hari" ucap Xavier dengan ramah.

Arsen yang melihat itu merasa kasihan pada sahabatnya ini. Ia tahu bagaimana usaha Xavier memenangkan hati adiknya yang selalu ditolak mentah-mentah oleh Vellyne.

"Gue berangkat bareng lo" kalimat itu mengundang atensi ketiga orang disana. Mereka bernafas lega, tumben sekali Vellyne menurut saat berangkat bersama pemuda ini.

Vellyne berpamitan kepada Seina dan Arsen dan berlalu keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Xavier melihat itu tersenyum pedih tapi ada setitik cahaya kebahagiaan di dalam hatinya.

Aku Bukan Vellyne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang