13

600 34 1
                                    

Typo berterbangan‼️



HAPPY READING GUYS!!
°
°
°

Masih di tempat yang sama namun dengan suasana yang berbeda. Vellyne mengerucutkan bibirnya, keningnya berkerut tanda dia sedang sebal sekarang.

Sedangkan Xavier, dia dengan santainya bermain handphone di atas ranjang dengan kaki yang di selonjorkan.

"Gue mau pulang, bosen gue disini"

Xavier menoleh kearah Vellyne yang sedang duduk di atas sofa dekat jendela dan memasang mimik kesal.

Dengan sengaja Xavier hanya melirik gadis itu lalu kembali fokus pada game online miliknya.

"Lo budek ya!!" habis sudah kesabaran Vellyne.

"Salah siapa tadi mau ikut nongkrong" suara khas pemuda tampan itu sangat indah di dengar.

"Iya, gue. Tapi gue ikut nongki sama yang lain bukan berdua sama lo disini. Mendingan tadi gue minta jemput sama Leonel terus jalan sama dia daripada di kurung disini bareng lo"

Xavier mendengar tak suka penuturan gadisnya. Siapa tadi? Leonel ya? akan ia pikirkan nanti.

"Yaudah sana pulang bareng dia, beres kan?" saat Vellyne akan membuka suara, Xavier lebih dulu berbicara yang membuat bulu kuduknya merinding.

"Tapi, jangan heran kalo besok ada pengumuman berpulangnya si Leonel Leonel itu"

Vellyne tidak bodoh, ia tahu maksud dari perkataan yang di lontarkan oleh pemuda yang berstatus sebagai tunangannya ini.

'Masa iya gue punya tunangan kayak psikopat gini. Dasar cowok fiksi, apa apa bunuh, apa apa bunuh. Tidak berprikenyawaan'

Gadis itu mati kutu sekarang. Ia tidak tahu apa lagi yang harus diucapkan. Terjebak sudah ia disini bersama psikopat tampan!!

"G-gue mau pulang bareng lo, cepetan"

Lagi-lagi perkataan Vellyne hanya di anggap angin lewat oleh pemuda yang saat ini hatinya tengah terbakar.

Dengan berani Vellyne mendekati Xavier yang sedang membelakangi dirinya. Punggung kokoh milik Xavier sangat menggoda untuk di pukul atau di tendang, ah, maksudnya untuk di elus.

"Err, anterin gue ya, ya?"

Masih tetap tak ada jawaban disana. Xavier tetap batu dengan posisinya tanpa berniat untuk membalikkan badan.

"Tolong dong, gue mau minta jemput bang Arsen tapi hp gue lowbat" Arsen tidak ikut berkumpul dengan yang lain karena ada sedikit urusan dengan papa Arga.

"Ah, atau gue minta anter ke salah satu anggota lo aja ya? kenapa gak kepikiran daritadi sih"

Saat Vellyne hendak menyentuh kenop pintu, terdengar suara Xavier yang lagi-lagi membuat dirinya mematung.

"Selangkah lo keluar, ada konsekuensinya." ucap Xavier penuh penekanan.

'Lo-gue? kayaknya dia beneran marah? nyesel gue kesini, harusnya daritadi gue udah molor di my kamar kesayangan' sesal Vellyne

Vellyne berbalik, ia melihat tubuh tegap milik Xavier yang berdiri beberapa langkah dari jaraknya berada.

"Gue anter, ayo"

Pemuda itu melangkah mendahului Vellyne. Gadis itu dengan sadar mulai mengikuti langkah besar milik Xavier.

Saat sampai di lantai utama. Vellyne melihat hanya beberapa orang disana. Sepertinya mereka sudah pulang, dan si protagonis wanita dan para antek-anteknya juga sudah tidak ada.

Aku Bukan Vellyne Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang