"Eittt stopp Nara! Liatt! Kak Cakra bawa seseorang!" Gadis berambut sebahu itu menahan kembarannya untuk berhenti bergerak. Sedangkan si rambut sepunggung yang diikat menyeka keringat yang mengalir di dahinya. Aneh juga selera berpakaiannya, sudah tau siang hari panas masih saja memakai hoodienya.
"Kau mau apalagi si, An?? Capek tau udah siang bolong giniii."
"Ish sabarlah Nar, ini abang kita punya cowok weh."
Mau tak mau dia harus ikut bersembunyi bersama kembarannya yang fujo itu. Selalu saja ngincer pasangan cowok x cowok. Tak apalah dengan hobinya itu, namun kenapa selalu membawa-bawa dirinya yang sama sekali tidak bersangkutan?
Dan lihatlah sekarang, abang mereka sendiri akan jadi korban berikutnya.
"Kamu jadi mampir kan? Ayo donk masuk, kenapa masi di luar?" Cakra menarik-narik lengan Gilang. Sang pujaan hati tak kunjung turun dari kendaraannya sendiri. Hari ini Cakra meminta Gilang untuk berkunjung ke rumahnya dalam rangka memperkenalkan dengan 'calon mertua'. Gilang sebenarnya tadi fine-fine aja cuma sekarang nyalinya ciut entah karena apa alasannya.
"Lain kali lah, Ra. Jangan sekarang, lagian mamamu memang ada di rumah sekarang? Makan malem yaa nanti malem, kok sore itu loh."
"Yakan kamu malemnya les, ya gajadi kan ntar."
"Kak! Bawa siapa tuh? Pacar yak?"
Cakra dan Gilang seketika menoleh ke belakang. Melihat dua orang gadis dengan seragam SMP. Yang satu lebih pendek dengan rambut sebahu dan yang satu lagi lebih tinggi dengan rambut panjang yang dikuncir. Perawakan dan gaya berdandan mereka memang berbeda, namun bentuk wajah mereka sama persis.
Cakra menatap sinis kedua gadis itu seakan-akan memusuhi mereka, sedangkan Gilang hanya menatap keduanya dengan cengo saja karena tak mengerti apapun yang terjadi saat ini.
"Kenalanmu, Ra?"
"Ya, bocah-bocah tengilku."
Gilang terduduk di kursi ruang tamu dengan sedikit gelisah.
Luar biasa.
Biasanya hanya keluarganya saja yang mampu membuat dirinya merasa kecil.
Tapi kini suasana ruangan yang ini justru membuatnya tak berdaya. Sepi sekali.
Harus diakui bahwa sumber rasa gelisahnya bertambah satu lagi.
Si gadis berambut sebahu tengah duduk di hadapannya yang mana ternyata Ia bernama Anjani, Anjani Danurdara. Adik perempuan Cakra yang pertama. Dia sudah mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian rumah yang lebih kasual.
Sebenarnya normal saja gayanya...
Hanya saja kenapa dia terus menatap Gilang sejak tadi. Memperhatikan Gilang dari atas sampai bawah berulang kali.
Apa ada yang salah dengan dirinya?
Akhirnya sang penyelamat pun tiba, Cakra keluar dari dapur dan membawa beberapa hidangan kecil seperti biskuit dan teh.
"Kamu ngapain di sini? Main ke tempat lain sana," katanya sambil melirik Anjani sebelum meletakkan nampan.
"Pacar abang cakep jugak. Udah berapa lama jadian?" Anjani nyengir lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM (BL INDO) (ONGOING)
RomanceTerima kasih, karena telah memberi banyak warna di hidupku. Salam dari manusia batu, Gilang Guntur Samudera. Written by Verayo-07 and MYA57100