Jangan pernah menyesali masa lalu yang pernah terjadi sebelumnya, tetapi belajarlah dari masa lalu tersebut.
Baiklah kembali lagi dengan kata-kata dari Gilang Guntur Samudera.
Semua orang pasti memiliki masa lalu yang mungkin kurang enak untuk diingat kembali. Dan kita pasti sering kali memiliki keinginan untuk kembali ke masa itu demi mengubahnya menjadi suatu memori yang 'baik'.
Tapi tahukah kalian? Hidup tidak memiliki tombol undo atau 'control+Z'.
Jadi kesimpulannya, tak ada yang namanya kembali ke masa lalu.
Maka muncullah ada dua hal yang menjadi penyelesaian untuk masalah tersebut. Yaitu antara lari dan menerima. Mana yang kamu pilih? Apakah kamu memutuskan untuk lari dan menghindari ingatan tersebut? Atau kamu memilih untuk berdamai dan menjadikannya pelajaran untuk masa depan?
"Hei Gilang, kamu ngga beneran berteman sama dia kan?" Ojan bertanya pada teman sebangkunya. Baru saja pelajaran sejarah berakhir dan waktu untuk istirahat pun telah tiba.
"Hm?" Gilang terlihat tidak berminat dan mulai mengeluarkan kamera lawasnya dari kolong meja.
"Si boti dari MIPA 3 itu loh. Masa ngga tau?"
"Eh, bukannya kamu ada janji sama Alia mau ketemuan? Yaudah buruan sana." Gilang merengut kesal padanya. Dia tidak sedang dalam mood-nya hari ini.
"Ck. Kebiasaan ni anak ngalihin topik." Ojan dengan segera beranjak dari duduknya meninggalkan Gilang yang tengah sibuk berkutat dengan kameranya. Kelihatannya dia kesal karena diabaikan.
Sudah hampir seminggu. Sebentar lagi ujian tengah semester dimulai.
Dia sebenarnya ke mana? Biasanya dia selalu datang ke sini.
Hahhh...
Apa sekarang gilirannya untuk mendekatinya?
Tapi... cinta dan suka bukanlah hal yang bisa dipaksakan. Gilang tak punya perasaan apa-apa padanya. Lantas apakah dia punya kewajiban untuk membalas perasaan seseorang?
Nyaris seminggu lamanya semenjak kejadian di pantai itu. Ekspresi datar Cakra terus membayangi di benaknya. Gilang pun sampai bertanya-tanya. Mengapa sampai sebegitunya mencintai seseorang?
Gilang sudah lama lepas dari perilakunya yang mengais-ngais afeksi dari orang-orang di sekitarnya. Sudah begitu lama. Jadi bisa dikatakan bahwa dia sama sekali tak mengerti bagaimana caranya mencintai atau dicintai.
Tidakkah Cakra lelah mengejarnya?
Tentu saja, dia pasti lelah. Raut mukanya ketika mengatakan kalimat itu adalah gambar dari betapa berharapnya dia dicintai oleh orang yang dicintainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOKROM (BL INDO) (ONGOING)
RomanceTerima kasih, karena telah memberi banyak warna di hidupku. Salam dari manusia batu, Gilang Guntur Samudera. Written by Verayo-07 and MYA57100